Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all 3541 articles
Browse latest View live

U2IK INGINKAN LEGALITAS

$
0
0

Demi memantau dan melihat sejauh mana Unit Urusan Internasional dan Kemitraan (U2IK) berfungsi, hari Jumat (11/12/2015) kemarin, Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan (KUIK) UNY mengadakan Monitoring dan Evaluasi Kinerja U2IK yang dilaksanakan di Ruang Sidang Utama, Rektorat UNY. Hadir sebagai pemateri yaitu Prof. Suwarsih Madya, Ph.D., Dr-ing Satoto Endar Nayono, M.Eng., M.Sc., Losina Purnastuti, SE., M.Ec.Dev., Ph.D., Endah Retnowati, M.Ed., Ph.D, dan Nur Insani, M.Sc.,

Prof. Suwarsih Madya membuka kesempatan tersebut dengan membagi strategi melakukan kerjasama dengan mitra internasional. “Kita harus tahu kapan bisa berkata Yes, we are ready to cooperate”, ujar beliau. Untuk itu, beliau menekankan pentingnya memiliki rencana kerjasama yang matang, kualitas pembelajaran yang baik, dan kompetensi SDM yang tinggi.

Agenda di hari tersebut dijadikan momentum bagi peserta, yang kebanyakan adalah staf U2IK di tingkat fakultas, untuk menyampaikan kinerja mereka selama satu tahun terakhir. Mereka juga diperkenankan untuk menyampaikan berbagai uneg-uneg yang mereka hadapi selama menjadi staf U2IK. Salah seorang staf U2IK Fakultas Ekonomi menyampaikan “U2IK belum memiliki legalitas, karena belum ada SK-nya. Kami juga masih bingung tentang struktur organisasinya.”

Sementara itu, staf U2IK dari Fakultas MIPA menyebutkan bahwa kinerja U2IK di MIPA sudah berjalan cukup baik, terbukti dengan adanya networking dengan fakultas di universitas luar negeri, workshop, serta pengiriman mahasiswa MIPA untuk sit-in di universitas luar negeri. Namun, ia juga menyampaikan beberapa kendala, misalnya masalah pendanaan serta masalah perbedaan bahasa yang kadang sulit dijembatani jika hanya mengandalkan bahasa Inggris. Misalnya, untuk kerjasama dengan fakultas di Thailand, mereka kadang kerap menggunakan bahasa Thai untuk berkomunikasi.

Untuk menanggapi berbagai masukan, Dr. ing Satoto Endar Nayono, M.Eng., M.Sc. selaku Kepala KUIK UNY menegaskan akan mengusulkan kepada Rektor UNY untuk memberikan payung hukum bagi eksistensi U2IK. Beliau juga menghimbau untuk optimalisasi website fakultas yang berbahasa Inggris, karena di era sekarang, website adalah ujung tombak promosi sebuah universitas. (Wulan)

Label Berita: 

SEMARAK DEMOKRASI ALA MAHASISWA UNY KAMPUS WATES

$
0
0

Mahasiswa UNY Kampus Wates ikut berpartisipasi dalam melaksanakan pendidikan politik melalui pemilihan wakil mahasiswa (pemilwa).  Pemilwa serentak digelar pada Rabu (16/12/2015) di seluruh fakultas di UNY. Di UNY Kampus Wates selain pemilihan Ketua BEM REMA, DPM dan Ketua BEM Fakultas juga dilakukan pemilihan untuk Ketua HIMA PGSD Wates, Ketua Hima PGSD Penjas dan Ketua HIMA D3 Ekonomi. Dalam mengakomodir suara mahasiswa telah tersedia 3 TPS di GOR UNY Kampus Wates sebanyak 2 TPS dan di selasar Gedung Layanan Akademik sebanyak 1 TPS.

Untuk masa jabatan  2016, HIMA PGSD Wates memiliki tiga kandidat yaitu Shodiq Aziz yang berhasil memperoleh raihan suara terbanyak 105 suara, disusul dengan Aan Kaligi 99 suara, dan terakhir Khanifatur Rachmah memperoleh 31 suara.

Sedangkan untuk kandidat Ketua HIMA Penjas suara terbanyak diperoleh Sheiyawibi yang mendapatkan 62 suara dan pesaingnya Irfan Sodikin mendapat 39 suara dengan suara tidak sah berjumlah 29 suara. Menurut Ketua KPU Kampus Wates, Anis Marsinah menyampaikan bahwa tingkat partispasi dari mahasiswa PGSD Penjas untuk memilih masih cukup rendah. ”Dari total jumlah pemilih 240 mahasiswa, mahasiswa yang melakukan pencoblosan hanya 130 mahasiswa dari 240 orang pemilih atau sekitar 58%,” ungkap Anis.

Jauh berbeda jika dibandingkan dengan partisipasi pemilih untuk Ketua HIMA D3 Ekonomi dari total  311 mahasiswa sebanyak 294 mahasiswa menggunakan hak pilihnya.  Perolehan suara Ketua HIMA D3 Ekonomi  terbanyak diraih oleh Abdul Halim memperoleh 88 suara, Shintya Aditya 75 suara, Tredy Agung Tahmid memperoleh 56 suara, Dimas Singarimbun 38 suara, dan terakhir Badriatus Soleha 37 suara.

Disela sela kesibukannya,pengelola kampus wates, Bambang Saptono, M.Si. memberikan apresiasi atas pelaksanaan pemilwa ini. “Pemilwa ini merupakan sebuah pembelajaran politik bagi mahasiswa untuk dapat berpolitik secara santun, berkampanye secara beradab dan mampu menerima hasil baik itu menang atau pun kalah. Serta memberikan ruang bagi mahasiswa untuk belajar demokrasi dengan menyalurkan apa yang menjadi aspirasinya,” pungkas Bambang. (Tusti) 

Label Berita: 

UNY TUAN RUMAH FORUM REKTOR INDONESIA 2016

$
0
0

“FRI ini adalah forum rektor terbesar yang diadakan di Yogyakarta, karena ada lebih dari 1000 rektor dari perguruan tinggi seluruh Indonesia yang akan hadir,” ungkap Prof. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., dalam Press Conference untuk agenda Forum Rektor Indonesia (FRI) yang akan dilaksanakan pada 29 – 31 Januari 2016. Dihadapan sekitar 13 wartawan, baik cetak, TV, maupun radio berskala nasional maupun internasional, Kamis (17/12/2015), beliau menegaskan bahwa UNY siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan FRI 2016.

FRI didirikan pada 7 November 1998. FRI telah dilaksanakan selama 12 tahun terakhir. Sesuai tradisi, FRI selalu diselenggarakan di kota asal ketua FRI. Untuk periode kepemimpinan 2015—2016, Prof. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., sebagai Rektor UNY ditunjuk sebagai ketua FRI. Untuk itu, UNY ditunjuk menjadi tuan rumah FRI 2016 yang mengusung tema “Revolusi Mental untuk Memerkokoh Karakter Bangsa”.

Acara press conference dengan wartawan tersebut diadakan di Ruang Senat Barat, Rektorat UNY, dengan tujuan mempromosikan FRI 2016 agar masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya mengetahui acara tersebut dan menyiapkan diri. Rochmat Wahab juga berpesan agar para wartawan turut mengawal kegiatan besar tersebut, mengingat pentingnya agenda tersebut dan pengaruhnya terhadap kondisi bangsa.

Sesuai rencana, Presiden RI terpilih periode 2014—2019, Ir. Joko Widodo, akan hadir sebagai keynote speaker dan akan mempresentasikan “Revolusi Mental untuk Memerkokoh Karakter Bangsa”. Hadir juga beberapa tokoh nasional yang akan menjadi pembicara, misalnya Menristekdikti Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak., Sri Sultan Hamengku Buwono X (Gubernur DIY), K.H. Ahmad Hasyim Muzadi, Prof. Dr. H. Syafii Maarif, Ir. Johan Budi Sapto Prabowo, Komjenpol Drs. Budi Waseso, S.H. dan Prof. Dr. Mahfud MD. (Wulan)

Label Berita: 

MAHASISWA PPS UNY RAIH PENGHARGAAN ANUGERAH PEDULI PENDIDIKAN (APP) 2015

$
0
0

Agus Dwianto, S.Pd., mahasiswa PPs UNY program studi Pendidikan IPA (PIPA) kerjasama P2TK berhasil menjadi satu dari tujuh orang yang mendapatkan Anugerah Peduli Pendidikan (APP) 2015 untuk kategori individu. Anugerah ini diberikan untuk mengapresiasi pihak-pihak yang telah memberikan kontribusi nyata dalam bidang pendidikan melalui berbagai cara sepanjang tahun 2015.

Sebanyak 22 penghargaan diberikan dalam acara ini yang terbagi dalam lima kategori yaitu perusahaan, pemerintah daerah, organisasi nirlaba dan kelompok masyarakat, individu, serta media. Hasil selengkapnya untuk kategori individu adalah Ranu Iskandar (kreativitas pendidikan), Mustakim (kreativitas pendidikan), Arwahyu Sugito (inovator teknologi pendidikan), Deni Ranoptri (blogger), Agus Dwianto (blogger), Fetty Diana Sari (pendidikan daerah 3T), dan Rotua Connydio Simanjutak (pendidikan daerah 3T).

Pemberian penghargaan APP 2015 berlangsung pada Malam Anugerah Peduli Pendidikan (APP) 2015, di Plasa Insan Berprestasi, Gedung Ki Hadjar Dewantara, Kemendikbud, Senayan Jakarta, pada Jumat (11/12/2015). Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anis Baswedan, Ph.D.

Penyelenggaraan Anugerah Peduli Pendidikan (APP) diharapkan dapat menumbuhkembangkan kepedulian masyarakat atau pemangku kepentingan pendidikan terhadap pentingnya pembangunan pendidikan, termasuk pendidikan karakter. APP juga diharapkan bisa menjadi ajang pemberian apresiasi terhadap pihak-pihak yang selama ini memiliki komitmen dan konsistensi melalui kontribusinya dalam pembangunan pendidikan di tanah air, serta pihak-pihak yang memiliki prestasi dan inovasi dalam dunia pendidikan

Agus Dwianto, S.Pd., merupakan guru yang aktif mengajar di SMPN 2 Paranggupito, Wonogiri. Selain mengampu mata pelajaran IPA Fisika dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), guru yang satu ini juga aktif menjadi blogger. Blognya banyak memuat artikel tentang pendidikan dan pembelajaran serta tutorial yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Tulisan yang jelas dan menarik membuat blog ini banyak dikunjungi, terutama oleh rekan guru yang lain. Mereka banyak terbantu dengan tutorial yang dimuat di blog sang pengajar ini. Untuk informasi lebih rinci bisa dilihat di halaman http://www.sangpengajar.com dan http://www.indonesiacerdas.web.id. (Rubiman)

Label Berita: 

TALKSHOW FUTURE EDUCATION

$
0
0

Pada hari Sabtu tanggal 28 November 2015, Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) UNY telah menyelenggarakan acara Talkshow Future Education pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Acara ini dipandu oleh Lalu Nasrulloh S.Pd dan Besti Usmafidini, S.Pd. Acara yang mengangkat tema “Menyingkap Pendidikan Indonesia Kini dan Nanti” ini dilaksanakan di ruang seminar FMIPA UNY dengan menghadirkan 6 pembicara yang kompeten dalam bidangnya. Adapun pembicara tersebut adalah Dr. Suroso, M.Th dari UNY, Dr. Hj. Akif Khilmiyah M.Ag. dari UMY, Dr. Bagus Royono, M.A dari UGM, Dr. H. Sugito, M.Si dari UAD, Dr. Karwadi, M.Ag dari UIN Sunan Kalijaga dan Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Ma’arif, tokoh nasional yang juga guru besar dari UNY. Acara ini dihadiri oleh 225 peserta yang terdiri dari mahasiswa dalam dan luar UNY. Pada acara tersebut, Arsi Dwiyani, S.Pd. dan Umar Kusuma Hadi, S.Pd bertugas sebagai moderator.

Acara Talkshow Future Education dikemas menarik dengan adanya setting cerita yang melibatkan moderator berperan sebagai penonton berita televisi. Video yang diangkat adalah kreasi peserta magang KMP UNY 2015. Video ini ditayangkan di setiap pergantian sesi diskusi. Sebagai pelengkap, Buya Syafii menyampaikan pengantar tentang pendidikan Indonesia dan pesan untuk para pejuang pendidikan di awal acara. Buya juga menambahkan bahwa poin penting pendidikan adalah memerdekakan.

Pada sesi pertama, para pembicara mengkaji tabir pendidikan di Indonesia dari berbagai ranah serta mozaik perjalanan pendidikan Indonesia dulu dan kini. Sesi ini dibuka oleh pernyataan Dr Karwadi, M.Ag bahwa optimisme adalah 50% dari keberhasilan dan psimisme adalah 50% dari kegagalan. Pembicarapun menambahkan dalam diskusinya bahwa kunci perbaikan pendidikan adalah perbaikan sikap mental dan ruang pendidikan sebaiknya dekat dengan Tuhan yang menciptakan. Dr Bagus Riyono pun berusaha mengingatkan peserta talkshow bahwa kunci penting dalam pendidikan adalah menyadari bahwa negeri sudah tidak lagi kaya sehingga diperlukan usaha untuk bertahan dengan kekuatan yang dimiliki dan menghadapi segala kekurangan yang ada dengan penuh kesabaran dan mengubahnya sedikit demi sedikit menjadi suatu kebaikan.

Tema pembahasan yang diangkat di sesi kedua adalah secercah mimpi dan harapan pendidikan Indonesia nanti. Dalam sesi ini dijelaskan bahwa untuk mewujudkan mimpi dan harapan menciptakan pendidikan Indonesia yang lebih baik dibutuhkan usaha dari manusia dan campur tangan Tuhan. Menurut Dr Suroso, “Pesan untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih baik adalah kita harus disiplin, jujur, dan bertanggung jawab.”

Di akhir sesi kedua, peserta dan pembicara dihibur dengan beatbox yang dibawakan oleh Cahyo Bagaskoro dari Universitas Ahmad Dahlan. Seluruh peserta menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa diiringi dengan lantunan Beatbox. Kekaguman peserta muncul dari awal hingga berakhirnya iringan beatbox tersebut. Apresiasi peserta dan pemateri terhadap hiburan tersebut sangat baik sehingga memberikan dampak pada diskusi sesi ketiga yang lebih komunikatif.

Pada sesi ketiga, diskusi yang dilakukan mengangkat tema upaya strategis membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik. Menurut Dr Karwadi, “Indonesia memiliki kekuatan yang besar untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik dan yang dibutuhkan adalah sinergi.” Sementara itu, upaya yang disarankan Dr Akif Khilmiyah untuk ditanamkan kepada mahasiswa adalah keterampilan, kepemimpinan, membangun jaringan dan memberdayakan manusia.

Adapun yang menjadi perhatian penting dari Dr Suroso adalah terkait perbaikan manajemen pendidikannya. Sedangkan Dr Sugito menekankan pada empat kecerdasan yang harus dimiliki Indonesia yaitu kecerdasan intelektual, emosional, beragama, dan kreativitas. Di sesi penutup, Buya Syafii memberikan pesan untuk senantiasa berusaha dalam menguasai bahasa asing dan pandai-pandailah mencuri waktu untuk membaca.

Secara keseluruhan acara berlangsung meriah. Hal ini terlihat dari antusiasme penonton yang mengikuti jalannya diskusi dengan khitmad. Beberapa peserta pun aktif bertanya seperti Lalu Nasrulloh S.Pd yang mempertanyakan kesenjangan pendidikan di daerah Lombok. Adapula mahasiswa UNY angkatan 2014 yang menanyakan kemampuan Indonesia untuk berdikari dalam bidang pendidikan. Selain itu, respon peserta terhadap acara pun baik berdasarkan hasil wawancara tidak terstruktur dengan beberapa peserta. Bahkan pesertapun meminta untuk diadakan kembali acara yang serupa dengan durasi waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, semoga ke depan acara seperti Talkshow Future Education dapat dilaksanakan kembali di lain waktu dengan konsep yang lebih matang dan pembahasan yang lebih mandalam. (KMP UNY)

Label Berita: 

SERAP ASPIRASI MAHASISWA, KMP UNY GELAR SARDOMA

$
0
0

Sharing Dosen Mahasiswa (Sardoma) merupakan salah satu rangkaian kegiatan Semarak Mahakarya KMP 2015 yang digagas oleh pengurus dan pemagang Bidang Humas dan Media. Kegiatan tersebut mengusung tema more heads are better than one, dilaksanakan pada hari Kamis, 20 November 2015 bertempat di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta dihadiri oleh para birokrat PPs UNY dari direktur sampai ketua-ketua program studi di lingkungan PPs UNY.

Berhubung kegiatan dilaksanakan pada hari-hari aktif perkualian, kegiatan tersebut dihadiri sekitar 100 orang peserta dari delegasi program studi. Adapun dari pihak lembaga sendiri, berkesempatan hadir Direktur PPs UNY, Asisten Direktur I, Asisten Direktur II, para kepala bagian dan dua ketua prodi. Dari hasil konfirmasi dengan ketua-ketua program studi yang tidak bisa hadir waktu itu mereka rata-rata memiliki kesibukan di luar kota dan karena adanya jadwal perkuliahan.

Tujuan dari kegiatan Sardoma adalah untuk memperkuat silaturrahmi seluruh civitas PPs UNY serta menyatukan persepsi antara mahasiswa dengan pengelola PPs terhadap kebijakan lembaga PPs UNY. Untuk itu kegiatan ini lebih mengarah pada diskusi antara staf/dosen dengan mahasiswa yang tetap menjunjung tinggi etika berdialog. Hal ini dikarenakan kegiatan Sardoma ini tidak ditujukan untuk menyudutkan salah satu pihak, namun lebih kepada dialog yang pada akhirnya membuahkan hasil adanya transparansi terhadap segala kebijakan dan prosedural yang berlaku di PPs UNY, serta adanya peningkatan ke arah yang lebih baik, baik bagi mahasiswa maupun pihak PPs UNY.

Sebelum dilaksakan kegiatan Sardoma, panitia terlebih dahulu mengumpulkan informasi mengenai persepsi dan kepuasan mahasiswa terhadap layanan PPs UNY dengan cara menyebar angket kepada para mahasiswa PPs UNY. Angket diisi oleh sebanyak 379 mahasiswa dari berbagai programm studi di PPs UNY. Hasil pengolahan data angket, disampaikan oleh panitia pada saat acara Sardoma. Angket disusun dalam 12 pertanyaan dengan hasil dan simpulan sebagai berikut.

1. Apakah Anda puas terhadap keseluruhan layanan yang diberikan oleh pihak PPs UNY selama Anda studi di PPS UNY?

Sebagian besar mahasiswa PPs UNY (84%) puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak PPs UNY. Mereka mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan PPs UNY sudah baik, ramah, serta cepat dalam melayani mahasiswa. Sedangkan 14% dari responden mengatakan tidak puas terhadap pelayanan pihak PPs UNY. Mereka mengatakan beberapa pelayanan kampus tidak ramah, dan masih terkesan lambat dalam melayani. Sedangkan 2% dari responden menjawab tidak tahu/tidak menjawab. Secara keseluruhan, pelayanan pihak PPs UNY kepada mahasiswa sudah baik, namun perlu ditingkatkan.

2. Apakah ketika Anda mengadukan keluhan atau permasalahan kepada pihak PPs UNY, ada tindak lanjut (follow up) yang diberikan?

Dari pertanyaan yang kedua, sebagian besar responden (66%) mendapat follow up/tindak lanjut dari permasalahan yang mereka adukan ke pihak kampus. Mereka mengatakan pihak kampus cepat dalam merespon masalah yang dialami mahasiswa, dan segera menindak lanjuti masalah tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan ada 16% koresponden mengatakan tidak puas karena tidak mendapat solusi maupun tindak lanjut ketika mengadukan permasalahan. Pihak kampus lambat dalam menanggapi permasalahan siswa. Dan ada 18% koresponden yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab mengenai hal tersebut.

3. Apakah sarana (Ruang belajar, LCD, AC, Perpustakaan, Laboratorium, Wifi, dll) dan prasarana (Mushola, Kantin, Toilet, Taman Belajar/Gazebo, Tempat parkir, dll),  yang ada di PPs UNY sudah lengkap dan layak digunakan?

Dari pertanyaan yang ketiga, sebagian besar (66%) responden menjawab sarana prasarana di PPs UNY sudah lengkap dan layak. Sedangkan 32% responden menjawab tidak, dan 2% menjawab tidak tahu/tidak menjawab. Hal ini menunjukkan sebagian besar sarana prasarana PPs UNY telah lengkap dan layak, namun ada beberapa yang perlu ditambah, maupun dibenahi. Hal ini dikarenakan setiap mahasiswa memiliki kebutuhan masing-masing terhadap sarana dan prasarana yang ada di kampus.

4. Apakah dosen dan mahasiswa menggunakan presensi online ada setiap perkuliahan?

Untuk jawaban yang keempat, mengenai presensi online, sebagian besar koresponden (85%) menjawab tidak, 13% menjawab ya, dan 2% menjawab tidak tahu/tidak menjawab. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa tidak menggunakan presensi online dalam perkuliahan. Mereka mengatakan menggunakan presentasi online hanya beberapa bulan di awal perkuliahan, namun alat untuk presentasi online lebih sering tidak bisa berfungsi dengan baik. Presentasi online hanya dilakukan oleh dosen, namun itu bukanlah presensi mata kuliah/ dalam proses pembelajaran.

5. Apakah dosen PPs UNY disiplin selama pelaksanaan kegiatan perkuliahan?

Dari pertanyaan yang kelima, sebagian besar (79%) responden menjawab ya, 16% menjawab tidak, dan 5% menjawab tidak tahu/tidak menjawab. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dosen PPs UNY sudah disiplin, terutama dalam kehadiran untuk memberi perkuliahan. Jika mereka terlambat atau tidak datang, maka sebelumnya telah memberi konfirmasi kepada mahasiswanya. Namun, masih ada pula dosen yang memang sering terlambat dan tidak mengkonfirmasi ketika mereka tidak bisa hadir memberi perkuliahan.

6. Apakah pembimbing tesis/disertasi Anda memiliki bidang keahlian/ kepakaran yang sesuai dengan tema/masalah penelitian Anda?

Berdasarkan pertanyaan yang keenam, persentase responden menjawab ya sebesar 37%, tidak sebesar 15%, dan tidak tahu/tidak menjawab sebesar 48%. Persentase responden menjawab tidak tahu/tidak menjawab adalah yang terbesar dari lainnya, hal ini kemungkinan dikarenakan responden banyak yang berasal dari mahasiswa angkatan 2015 yang memang belum memiliki pembimbing tesis/disertasi. Sedangkan jawaban ya dan tidak berasal dari mahasiswa angkatan sebelumnya yang telah memiliki dosen pembimbing tesis/disertasi. Berdasarkan jawaban responden tersebut, sebagian besar mahasiswa memiliki dosen pembimbing yang memang ahli/pakar dari tema penelitian mereka. Namun ada juga yang tidak, dan yang menjawab tidak sebagian besar adalah mahasiswa jurusan PBI.

7. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam proses bimbingan tesis/disertasi Anda?

Berdasarkan pertanyaan yang ke tujuh, persentase responden menjawab ya sebesar 12%, menjawab tidak sebesar 37%, dan yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab sebesar 51%. Persentase koresponden menjawab tidak tahu/tidak menjawab adalah yang terbesar dari lainnya, hal ini kemungkinan dikarenakan koresponden banyak yang berasal dari mahasiswa angkatan 2015 yang memang belum memiliki pembimbing tesis/disertasi. Sedangkan jawaban ya dan tidak berasal dari mahasiswa angkatan sebelumnya yang telah memiliki dosen pembimbing tesis/disertasi.

Berdasarkan jawaban tersebut, sebagaian besar koresponden tidak mengalami kesulitan ketika proses bimbingan tesis/disertasi. Namun, ada juga yang mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan dosen pembimbing yang sibuk dan kurang memiliki keluangan waktu untuk mahasiswa bimbingannya.

8. Apakah Anda menemukan kesulitan dalam hal surat menyurat dan penyusunan proposal kegiatan kemahasiswaan?

Berdasarkan pertanyaan yang ke delapan, persentase responden menjawab ya sebesar 10%, tidak sebesar 45%, dan tidak tahu/tidak menjawab sebesar 45%. Persentase responden menjawab tidak tahu/tidak menjawab cukup besar, hal ini kemungkinan dikarenakan responden banyak yang berasal dari mahasiswa angkatan 2015 yang memang belum mulai mengrusu persuratan dan proposal. Namun sebagian besar mahasiswa tidak mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan sudah ada alur yang jelas yang diberikan oleh pihak kampus dalam mengurus persuratan. Selebihnya, mahasiswa yang mengalami kesulitan biasnya dikarenakan prose pembuatan surat yang sedikit lama dari waktu yang dijanjikan.

9. Apakah selama ini ada transparansi penggunaan dana SPP mahasiswa PPs UNY?

Berdasarkan pertanyaan yang ke sembilan, persentase responden menjawab ya sebesar 21%, tidak sebesar 61%, dan tidak tahu/tidak menjawab sebesar 18%. Hal ini menunjukkan sebagian besar mahasiswa belum mengetahui transparansi penggunaan dana SPP mahasiswa PPs UNY untuk apa saja. Misalnya berapa persen dari SPP untuk biaya perkuliahan, sarana prasarana, dan sebagainya. Untuk itu perlu ada sosialisasi atau info lebih lanjut mengenai hal tersebut, baik secara langsung maupun melalui website PPs UNY.

10. Apakah selama ini ada transparansi dana beasiswa dari PPs UNY?

Berdasarkan pertanyaan ke sepuluh, persentase koresponden yang menjawab ya sebesar 20%, tidak sebesar 55%, dan tidak tahu/tidak menjawab sebesar 25%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa ada yang mengetahui tentang transparansi dana beasiswa, dan sebagian besar dari mereka memang penerima beasiswa. Namun masih banyak mahasiswa yang tidak mengetahui hal tersebut. Sehingga perlu untuk disosialisasikan atau diinfokan mengenai beasiswa apa saja yang tersedia di PPs UNY maupun yang bisa masuk ke PPs UNY.

11. Apakah selama ini ada transparansi alokasi dana prodi yang ada di PPs UNY?

Berdasarkan pertanyaan ke sebelas, persentase korespnden menjawab ya sebesar 12%, tidak sebesar 63% dan tidak tahu/tidak menjawab sebesar 25%. Hal ini menunjukkan masih banyak mahasiswa yang tidak mengetahui adanya dana untuk masing-masing prodi di PPs UNY dan dana tersebut digunakan untuk apa saja. Untuk itu, diperlukan sosiali sasi dan info lebih lanjut kepada mahasiswa agar penggunaan dana prodi bisa dimaksimalkan.

 12.  Apakah selama ini ada transparansi penggantian dana pemakalah seminar nasional dan internasional kepada mahasiswa PPs UNY?

Berdasarkan pertanyaan ke dua belas, persentase koresponden menjawab ya sebesar 17%, tidak sebesar 53%, dan tidak tahu/tidak menjawab sebesar 53%. Hal ini menunjukkan masih banyak mahasiswa yang tidak tahu mengenai transparansi penggantian dana pemakalah seminar nasional maupun internasional. Hal ini tentu menyebabkan perlunya sosialisasi dan tambahan info mengenai hal tersebut. Dengan asumsi, ketika mahasiswa mengetahui hal tersebut, mahasiswa akan lebih tertarik dan bersemangan untuk menjadi pemakalah baik pada seminar nasional maupun internasional.

Kemudian di luar hasil angket di atas, ada beberapa pertanyaan yang muncul dari peserta dialog pada sesi tanya jawab yang diberikan oleh panitia. Termasuk mengenai ketidak-sesuaian tesis dengan keahlian pembimbing akademik pada program studi tertentu, kejelasan mengenai dana bantuan prsentasi makalah baik dalam maupun luar negeri, dan mengenai kejelasan kurikulum dan panduan program studi Pendidikan Dasar.

Dari pertanyaan tersebut, Pak Direktur menyampaikan bahwa akan dilakukan komunikasi kepada ketua program studi terkait, berkenaan dengan adanya laporan ketidak sesuaian pembimbing tersebut. Karena penyebaran dosen di masing-masing program studi merupakan hak priogratif dari masing-masing ketua prodi.

Sebelum menutup dialog tersebut, Pak Direktur sempat menyampaikan rasa terima kasih kepada KMP UNY yang telah mengadakan kegiatan tersebut. Dia menyampaikan “kalau tidak ada kegiatan ini, kami tidak tahu masalah-masalah ini”. Beliau berharap kegiatan ini tidak hanya dilakukan saat ini namun bisa dilakukan lagi di waktu mendatang, namun waktunya diupayakan ketika masa tidak ada perkuliahan. (Humas Media KMP UNY)

Label Berita: 

SEMINAR NASIONAL KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAUD

$
0
0

Kamis (10/12/2015), HIMA PG PAUD FIP UNY menyelenggarakan acara seminar nasional. Acara yang dimulai pada pukul 08.30 WIB ini diselenggarakan di ruang Abdullah Sigit FIP UNY dan diikuti oleh sekitar 150 peserta yang terdiri dari dosen Jurusan PAUD, mahasiswa, guru PAUD, dan umum. Seminar nasional yang diselenggarakan kali ini mengusung tema Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 PAUD “PAUD dalam Kurikulum 2013”.  Seminar tersebut dibersamai oleh  praktisi PAUD Bukit Aksara serta motivator kreativitas Guru PAUD Yulianti Siantayani, M.Pd., dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY Drs. R. Kadarmanto Baskara Aji. Acara seminar ini dibuka oleh Dekan FIP UNY, Dr. Haryanto, M.Pd., dengan memukul gong yang iringan musik gamelan oleh kelompok karawitan PG PAUD dan pembawaan beberapa lagu oleh mahasiswa PG PAUD.

Seminar nasional ini dilatarbelakangi oleh ramainya pembicaraan tentang kurikulum 2013 PAUD.  Hal ini membawa kebingungan untuk pendidik PAUD di lapangan, baik dari sisi konsep maupun kebijakan kurikulum itu sendiri. Untuk menjawab kebingungan itu, seminar ini  diselenggaran sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidik PAUD. Yulianti Siantayani, M.Pd., membawakan beberapa materi terkait dengan kurikulum 2013 PAUD antara lain memaparkan tujuan kurikulum 2013 PAUD yaitu mendorong perkembangan peserta didik sehingga mempunyai kesiapan untuk pendidikan selanjutnya baik dalam hal sikap spritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan.

Selain itu, beliau juga membahas tentang cara mengelola pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif dapat mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomukasikan baik terkait diri sendiri, lingkungan atau kejadian. 

Pemaparan kedua dibawakan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY Drs. R. Kadarmanto Baskara Aji. Beliau membahas tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013 PAUD Dinas Dikpora DIY. Tujuan dari seminar ini adalah agar pemahaman para calon pengajar dan pengajar di lembaga PAUD mampu memperluas, memperdalam, dan mempertajam pemahaman tentang kurikulum 2013 PAUD. (wil/ant)

Label Berita: 

PERLUNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

$
0
0

Perencanaan pembangunan pendidikan dalam menghadapi pesatnya perkembangan IPTEK tidak terlepas dari peran serta masyarakat di dalamnya. Partisipasi masyarakat bagi keberhasilan program pendidikan berada pada posisi strategis, karena masyarakat pada dasarnya merupakan stakeholders pendidikan yang paling utama. Oleh karena itu, dalam pengelolaan pembangunan pendidikan masyarakat harus mendapat kesempatan dan tempat dalam pelaksanaan pendidikan. Peran masyarakat dalam pendidikan mulai dari perumusan program (perencanaan), pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan.

Masyarakat dan orang tua adalah elemen terpenting dan paling sentral dalam pembangunan pendidikan, sehingga perannya perlu dioptimalkan. Kegagalan dalam partisipasi masyarakat merupakan kegagalan dalam penerapan program pemerintah dalam pembangunan pendidikan. Karena dalam penerapan manajemen pendidikan diperlukan keterlibatan elemen-elemen masyarakat. Pemerintah dan masyarakat mempunyai kepentingan bersama untuk membangun pendidikan menuju bangsa yang maju dan siap bersaing di tingkat global.

Ketimpangan konsep pembangunan pendidikan yang bersifat multidimensional membutuhkan penanganan yang lebih komprehensif yang mampu menempatkan pendidikan sebagai kekuatan budaya, dan tidak terbelenggu dalam proses kapitalisasi pendidikan. Di sinilah partisipasi masyarakat diperlukan untuk penguatan proses pembangunan pendidikan demi tercapainya Good Governance. Kemampuan masyarakat secara sistematik dalam memahami permasalahan pendidikan akan membentuk kemampuan berfikir kritis yang dibutuhkan untuk membentuk penyadaran semua unsur bahwa pembangunan pendidikan merupakan tanggungjawab bersama, sehingga pelaksanaan pembangunan pendidikan berjalan sesuai amanat undang – undang. Pada intinya pendidikan adalah milik bersama, oleh karena itu, pendidikan harus berorientasi  pada masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat.

Itulah yang diungkapkan oleh peraih gelar doktor kependidikan ke-297 Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Dr. Aswasulasikin, M.Pd. Dosen STKIP Hamzanwadi Selong Lombok ini berhasil mempertahankan disertasinya berjudul “Partisipasi Masyarakat Desa dalam Pembangunan Pendidikan di Sekolah Dasar (Studi Fenomenologi Masyarakat Desa Jerowaru Lombok Timur, NTB)”.

Hasil penelitian tersebut dipaparkan di depan dewan penguji disertasi PPs UNY pada hari Kamis, 10 Desember 2015. Dari penelitiannya didapat kesimpulan bahwa partisipasi masyarakat di desa Jerowaru Lombok Timur dalam pembangunan pendidikan dipengaruhi oleh empat unsur utama. Unsur tersebut antara lain Tuan Guru (sebutan tokoh agama/masyarakat di Lombok) sebagai centre of solidarity yang memberikan dampak positif terhadap peningkatan partisipasi masyarakat. Selain itu juga komite sekolah dan orang tua juga turut andil dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan.

Sampai saat ini Tuan Guru berperan sebagai machine of power dalam menggerakkan gerbong pembangunan pendidikan. Hal yang dilakukan antara lain membangun Pondok Pesantren sebagai pusat pembelajaran formal dan nonformal, membuka pengajian sebagai ajang transfer ilmu agama bagi masyarakat awam, dan terus memptivasi masyarakat agar terus aktif berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan. Dalam pesantren didirikan sekolah swasta sebagai tempat belajar siswa-siswa yang ada di desa Jerowaru. (Rubiman)

Label Berita: 

TELITI REVITALISASI NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA, UMAR LULUS DOKTOR CUMLAUDE

$
0
0

“Masyarakat Ternate selama ini dikenal sebagai masyarakat berbasis Islam. Semestinya diharapkan memiliki tingkat penghargaan dan pemahaman terhadap nilai-nilai agama yang tinggi baik terhadap sesama maupun orang lain. Akan tetapi dengan mudahnya unsur kepentingan untuk mempertahankan hegemoni kekuasaan secara historis sehingga menjadi pemicu konflik sosial mengatasnamakan agama,” tutur dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Drs. Umar M. Sadjim, M.Pd.I., dalam sidang terbuka promosi Doktor, Jumat (11/12/2015) di Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Dalam kesempatan tersebut, Umar menyampaikan disertasinya yang berjudul “Revitalisasi Nilai-Nilai Bhinneka Tunggal Ika (BTI) dan Kearifan Lokal Berbasis Learning Society Pasca Konflik Sosial di Ternate” dengan ketua sidang Direktur PPs UNY, Prof. Dr. Zuhdan K. Prasetyo, M.Ed.

Konflik sosial berdampak pada memudarnya social cohesion dalam masyarakat, khususnya subyek didik, yang tercermin dari rasa saling tidak percaya, pre-judice, tingginya emosional masyarakat, dan renggangnya sikap toleransi. Selain itu, berdampak pula terhadap lemahnya konsensus bersama dan spirit nilai-nilai BTI serta kearifan lokal yang secara historis telah berurat akar di masa kerajaan Ternate serta yang dapat membingkai resources kemajemukan masyarakat menjadi tergerus dan memudar.

“Dikhawatirkan akan hilangnya spirit nilai-nilai keBhinnekaan dan keTunggal Ikaan dan nilai kearifan lokal dalam kehidupan kemajemukan masyarakat serta interaksi sosial, maka usaha dalam bentuk revitalisasi atas nilai-nilai tersebut patut dan segera untuk dilaksanakan. Sehingga nilai tersebut sebagai habitus dapat membentuk sikap dan perilaku masyarakat,” ujar Umar.

Dalam penelitiannya, Umar menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan post postivisme phenomenologi interpretif. Subjek penelitian adalah masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, pekerja media, dan guru serta pejabat pemerintah pada empat kecamatan di kota Ternate. Objeknya adalah nilai kearifan lokal yang koheren dengan nilai BTI.

Hasilnya bahwa pengembangan nilai BTI dan kearifan lokal direvitalisasi melalui konsensus bersama seluruh stakeholder, reinternalisasi melalui jalur schooling, Learning Society, dan jalur Society. Nilai kearifan lokal terdiri atas nilai filosofi, pendidikan sosial kemasyarakatan, ritual keagamaan, dan nilai kebangsaan. “Penghimpunan berbagai etnis dalam paguyuban dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) sebagai upaya untuk mempermudah koordinasi dan tokoh panutan dalam Forum Kerukunan antar Umat Beragama (FKUB),” kata Umar.

Sementara “Revitalisasi” yang diusulkan Umar penting untuk dilaksanakan pasca konflik sosial karena tingkat kepercayaan antar umat beragama sangat rendah, tingginya semangat primordial dan fanatisme etnis, menurunnya kesadaran berbudaya, dan melemahnya nilai-nilai kearifan lokal.

“Bagi pemkot Ternate dalam perencanaan pembangunan daerah perlu memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal. Selain itu, diperlukan peraturan atas bangunan yang memiliki nilai historis sebagai wujud dari historical awareness. Sedangkan bagi pemangku adat kesultanan Ternate, perlu melakukan sosialisasi atas nilai kearifan lokal, dan mengawalnya,” saran Umar.

Sidang promosi doktor ini digelar dengan tim Promotor: Prof. Dr. Noeng Muhadjir, FX. Sudarsono, Ph.D., dan penguji: Prof. Dr. Djoko Suryo, Prof. Dr. Abdul Gafur, serta sekretaris penguji Dr. Dwi Siswoyo, M.Hum. Umar M. Sadjim pun berhasil meraih gelar Doktor dalam bidang Ilmu Pendidikan dengan predikat Cumlaude. Dr. Umar M. Sadjim merupakan doktor ke-298 yang telah diluluskan PPs UNY. (Rubiman)

Label Berita: 

MAHASISWA PGSD WATES BERLATIH BAHASA DENGAN BERMAIN PERAN

$
0
0

Mahasiswa PGSD Kampus Wates angkatan 2015 mementaskan pertunjukan drama sebagai tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia untuk SD yang diampu oleh HB. Sumardi pada Senin (14/12/2015) di ruang perkuliahan 1. Sebagai dosen pengampu, HB Sumardi menyampaikan bahwa  pentas drama ini sebagai wujud praktek langsung dari pengenalan tentang kesusasteraan dengan mengambil tema bebas dengan durasi waktu 10—15  menit. Setiap kelompok terdiri dari 5—6 orang.

“Setiap mahasiswa akan memperankan tokoh yang didukung dengan properti yang mengambarkan peran, setting tempat dan alur cerita. Dan untuk mendukung suasana dapat menggunakan tambahan berupa audiovisual,” ungkap Sumardi.

Pada penampilan perdana ditampilkan cerita tentang asal muasal gading gajah. Pada kelompok ini 5 mahasiswa yang masing-masing memerankan sebagai gajah, singa, macan, dan pohon. Diceritakan bahwa gajah yang memiliki tubuh besar tapi sering dianggap hewan yang lemah oleh singa dan macan. Gajah merasa sedih karena sering diejek oleh singa dan macan. Dan dia meminta kepada sang pencipta dengan bantuan pohon untuk diberikan sesuatu benda yang tajam seperti taring atau kuku seperti macan dan singa. Dan diberilah gajah dengan gading.

Lain lagi dengan kelompok 5 yang menampilkan cinta di musim pop mie. Drama yang menceritakan tentang kerajaan pop mie yang rajanya meninggal dan meninggalkan 2 dua istri. Kedua  istri ini hidupnya tidak akur. Istri kedua ini memiliki 2 putri yang bernama Culis dan Sari. Sari memiliki keterbatasan dengan tidak bisa bicara (gagu). Istri kedua ini hanya menyayangi Culis dan tidak menghiraukan Sari. Hingga pada suatu saat Sari difitnah oleh Culis sehingga mendapat kutukan oleh ibunya dan dibuang di hutan. Selama di hutan, Sari bertemu dengan nenek penyihir baik hati yang membebaskan Sari dari kutukan. Selamatlah Sari dari kutukan. Dia kembali ke Kerajaan Pop Mie dan akhirnya ibunya menyadarinya kesalahannnya dan hidup rukun bersama anak dan istri pertama.

Wanda yang memerankan Culis cukup mendalami peran yang dilakoninya.  Wanda selaku pemeran Culis menyampaikan bahwa drama ini cukup nge-pop dan membutuhkan persiapan kurang lebih 2 minggu.”Untuk mempersingkat durasi, pada saat meninggalnya Raja kita buat dalam bentuk video dan kita juga menyelipkan backsound lagu untuk setiap adegan biar lebih ‘hidup’. Kita juga menyiapkan koreografi tarian agar drama ini lebih meriah lagi,” ungkap Wanda.

Dalam penampilan drama ini banyak tema yang diusung oleh mahasiswa PGSD Kampus Wates. Mulai dari tema anak berkebutuhan khusus yang dikucilkan teman temannya, tema kebhinekaan Indonesia, tema cerita anak thumbellina dan penyihir, dan tema bahaya petasan. (Tusti)

Label Berita: 

TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN MUSEUM SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN MENYENANGKAN

$
0
0

Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (TP FIP UNY)  berkolaborasi dengan Museum Pendidikan Indonesai (MPI) UNY menyelenggarakan Festifal Pendidikan 2015, dengan tema “Teknologi Pendidikan dan Museum Sebagai Sarana Pembelajaran yang Menyenangkan”, berlangsung di MPI UNY, Rabu—Jumat (16—18/12/2015) diikuti 19 peserta.

“TP adalah suatu media yang sumbangannya pada pendidikan sangat besar. Museum di negara-negara maju tidak hanya memuat koleksi barang lama, tapi juga produk terbaru. Tampilkanlah produk-produk terbaru yang sangat berguna bagi pembelajaran. Ini adalah tantangan bagi mahasiswa TP. Syukur  dapat berkolaborasi dengan mahasiswa lain,” sambut Wakil Rektor II UNY, Dr. Moh Alip, M.A. saat membuka pameran. Lebih lanjut Alip menjelaskan pengalamannya tentang teknologi layar sentuh telah berkembang di Amerika sekitar 30 tahun yang lalu, namun di Indonesia baru menikmatinya akhir-akhir ini.

Senada dengan hal tersebut, Dekan FIP UNY, Dr. Haryanto, M.Pd.  berharap agar museum menjadi suatu tempat yang menyenangkan untuk pembelajaran. “Semoga museum sebagai pelopor dan sumber pembelajaran yang menyenangkan bagi masyarakat luas, dan masyarakat juga mengetahui bagaimana benda-benda yang ada di dalamnya bermanfaat, sehingga tidak hanya teks namun juga divisualisasikan,” papar Haryanto.

Festival Pendidikan 2015 dimeriahkan pula dengan lomba mewarnai, lomba pidato Bahasa Jawa, lomba poster, lomba stand up comedy, lomba menggambar, lomba dongeng fable, lomba fotografi, termasuk penyuluhan kesehatan gigi, bedah film pendidikan, bedah buku, tradisional dance, live music, serta parade hadroh.

Adapun 19 peserta yang ikut berpartisipasi adalah: Museum Monumen Jogja Kembali, Museum Wayang Kekayon Yogyakarta, Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Home Scooling Mari Berbagi, Komunitas Indigo dan Gifted Children, TBM Guyup Rukun, Komunitas Peduli TORCH, Museum Pendidikan dan Mainan Anak Kolong Tangga, SD Muhammadiyah Sapen, Lembaga Bimbel Super Great, Penerbit Erlangga, BTKP, UKM Reality FIP UNY, FIS, FMIPA, FBS, FIK, dan Jurusan TP UNY. Sebagai pemikat pengunjung, dihadirkan pesawat latih dari Akademi Angkatan Udara Yogyakarta sehingga para pengunjung dapat melihatnya di halaman MPI. (ratnae)

Label Berita: 

PELATIHAN LEGAL DAN KONTRAK DRAFTING

$
0
0

Definisi perjanjian atau kontrak adalah hubungan hukum yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, antar dua orang, atau antar badan hukum dengan badan hukum lain. Perikatan atau kontrak mengandung hal–hal yaitu adanya hubungan hukum yang biasanya tentang harta benda/kekayaan, ada 2 (dua) orang pihak atau lebih, memberi hak kepada yang satu (kreditur), meletakkan kewajiban pada pihak lain serta adanya prestasi yang meliputi menyerahkan sesuatu, melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Perjanjian kontrak tersebut berazaskan tidak boleh main hakim sendiri, kebebasan berkontrak serta konsensualisme.

Demikian dikatakan Dr. Achiel Suyanto S, S.H., M.H., MBA dalam pelatihan legal dan kontrak drafting di Ruang Sidang Senat UNY, Jumat 18 November 2015. Lebih lanjut Doktor Ilmu Hukum Lulusan dari Universitas Padjajaran – Bandung yang dari tahun 1980 sudah berpraktek sebagai praktisi hukum dengan sebutan pengacara dan menjadi Konsultan Hukum beberapa Perusahaan yang berada di Indonesia tersebut menyebutkan bahwa kesepakatan sah apabila dilakukan sesuai pasal 1321 KUHPerdata.

“Kesepakatan yang dibuat dibawah kekhilafan, paksaan dan penipuan dapat dibatalkan,” kata Dr. Achiel Suyanto S, SH., MH., MBA. “Sedangkan kesepakatan yang dibuat oleh orang gila dan dibawah umur dapat dibatalkan demi hukum.” Dalam pra-kontrak, Wakil Ketua Umum Perhimpunan Advokat Nasional periode 2015—2020 tersebut mengingatkan untuk mempelajari proposal secara baik dan benar, memahami latar belakang persoalan, mengenali dan pelajari back ground para pihak, mempelajari dan memahami obyek transaksi serta mengumpulkan referensi dan dasar hukumnya.

Kegiatan pelatihan legal dan kontrak drafting ini dibuka oleh Kepala LKBH UNY Anang Priyanto, M.Hum dan merupakan program rutin tahunan yang diselenggarakan LKBH UNY dalam rangka membekali para staf di lingkungan UNY yang berhubungan dengan legal drafting. Menurut Kepala Subag. Tata Usaha Layanan Konsultasi dan Bantuan Hukum UNY Kristiyono, SH pelatihan ini diikuti oleh 60 orang staf dari semua fakultas dan lembaga di lingkungan UNY.

Pembicara kedua, Anang Priyanto, M.Hum. dalam paparannya menjelaskan bahwa surat keputusan (beschikking) merupakan sebuah produk kebijakan dari pejabat suatu instansi tertentu. Bilamana instansi itu tersebut merupakan instansi pemerintah, maka surat keputusan yang dimaksud adalah Keputusan Tata Usaha Negara yaitu suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara. Menurutnya, surat keputusan tersebut bercirikan penetapan tertulis, dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara, berisi tindakan hukum tata usaha negara yang bersifat konkret, individual dan final serta menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdana.

“Ciri tersebut harus diperhatikan dalam menyusun beschikking,” ungkap Anang Priyanto, M.Hum. Kepala LKBH UNY tersebut menegaskan bahwa terdapat dua macam beschikking yaitu penetapan negatif (penolakan) dan penetapan positif (permintaan dikabulkan). Sedangkan kerangka keputusan beschikking tersebut telah diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi nomor 20 tahun 2015 tentang Tata Naskah Dinas Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Acara diakhiri dengan pemberian cerderamata oleh Kepala LKBH UNY Anang Priyanto, M.Hum. pada Dr. Achiel Suyanto S, S.H., M.H., MBA. (dedy)

Label Berita: 

BERSATU KITA TEGUH, BERBUDAYA KITA UTUH

$
0
0

Sabtu, 28 November 2015 bertempat di ruang seminar FMIPA UNY, Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) KMP UNY mengadakan kegiatan Kongkow Budaya dengan tagline Bersatu Kita Teguh, Berbudaya Kita Utuh. Acara Kongkow Budaya merupakan serangkaian dari acara Semarak Mahakarya Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) 2015 dimeriahkan oleh tari Saman dan perwakilan mahasiswa PPs UNY yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka menyanyikan lagu daerah secara bergantian dan membacakan puisi dengan bahasa daerah masing-masing. Acara tersebut juga menghadirkan pembicara dari produser dan sutradara film indie Paksinaom Nyangoen. Kemudian pembicara dari Dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta Bapak Drs. Agus Amaruloh, M.Ag. Di samping itu, tamu undangan dari UGM, UIN, dan mahasiswa pascasarjana UNY turut menghadiri acara Kongkow budaya.

Paksianom Nyangoen atau yang akrab disapa Bang Anom menyampaikan bahwa budaya yang dipelajari itu bukan pengertian budaya yang berupa kesenian atau budaya yang diajarkan di sekolahan saja melainkan juga harus mempelajari keanekaragaman budaya masing-masing daerah yang berbeda. Di samping itu, beliau juga menyampaikan bahwa kita harus meluruskan budaya yang salah yang disampaikan oleh seseorang yang belum memahami budaya tersebut, seperti halnya tata cara meminang anak gadis yang ditaksir di Lombok.

“Kalau di Lombok jika ingin meminang anak gadis orang harus diculik dahulu, itu kan budaya yang salah harus kita ikut memperbaiki itu”, tukasnya. Kepala Seksi Rekayasa Budaya Dinas Kebudayaan DIY Drs. Agus Amaruloh, M.Ag. juga dalam kesempatan itu memberikan sejumlah film yang di garap oleh Dinas Kebudayaan DIY kepada perwakilan panitia Kongkow Budaya yang di wakili oleh Saudara Anwaril Hamidy S.Pd.

Ratna Widiyanti, salah satu peserta yang menghadiri acara kongkow budaya menyampaikan bahwa acaranya meriah dan menambah keyakinan bahwa kita harus menjaga dan melestarikan budaya kita karena beragam sekali budaya yang kita miliki. “Tapi dia menyesalkan bahwasanya acara tersebut dilaksanakan dimalam hari karena beberapa temannya yang mau ikut malah tidak jadi ikut, “kata mahasiswi pasca matematika ini.

Abdillah Rachman, S.Pd. selaku pelaksana acara ini bersyukur karena acara berjalan dengan lancar dan meriah, ini berkat kerjasama yang luar biasa dari panitia. Dan berharap acara serupa , untuk melestarikan budaya bangsa Indonesia, bisa dilaksanakan  rutin di berbagai daerah di Indonesia. (KMP UNY)

Label Berita: 

TIM MOBIL GARUDA UNY SIAP IKUTI KOMPETISI

$
0
0

Tim Mobil Garuda UNY siap mengikuti kompetisi di tingkat nasional ataupun internasional pada tahun 2016 dan 2017. Kompetisi yang akan diikuti meliputi Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI) 2016 yang diselenggarakan di POLBAN, Jawa Barat. Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2016 yang diselenggarakan oleh Dikti bekerjasama dengan Universitas Brawijaya, Malang. Shell Eco Marathon (SEM) 2017 di Filipina, International Student Green Car Competition (ISGCC) 2016 di Korea Selatan, dan Student Formula Japan (SFJ) di Jepang.

Tim telah menyelenggarakan kegiatan workshop bedah regulasi kompetisi yang diselenggarakan selama 2 hari, pada 12–13 Desember 2015 pada pukul 08.00 sampai 17.00, bertempat di Gedung Perkuliahan RM1 dan RM2 Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, UNY. Regulasi yang dibahas meliputi regulasi teknis kendaraan dan regulasi nonteknis perlombaan. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh tim dari berbagai divisi, termasuk team advisor.

Pada hari pertama, dilakukan diskusi untuk membedah regulasi masing-masing kompetisi. Teknik diskusi yang digunakan adalah tim dibagi menjadi beberapa kelompok-kelompok, kemudian setiap kelompok membahas satu regulasi. Hal ini dianggap efektif dan efisien dari segi waktu. Kemudian, pada hari kedua dilakukan presentasi atau pemaparan dari masing-masing perwakilan kompetisi diikuti oleh seluruh anggota tim, termasuk team advisor. Hal ini bertujuan agar seluruh anggota tim dapat memahami regulasi seluruh kompetisi, tidak hanya regulasi yang dibedah. Hasil yang diperoleh dari kegiatan workshop bedah regulasi kompetisi antara lain tim teknis merasa lebih siap dalam mempersiapkan kendaraan, sedangkan tim nonteknis merasa lebih mendapat kejelasan mengenai administrasi perlombaan, meliputi dokumen yang harus dipenuhi maupun proses pengiriman kendaraan menuju tempat kompetisi.

Kegiatan lain yang diselenggarakan oleh Tim Mobil Garuda UNY demi mendukung persiapan dalam mengikuti berbagai kompetisi di atas adalah kegiatan Presentasi Desain Kendaraan. Kegiatan ini diselenggarakan pada Jumat, 18 Desember 2015 dimulai pukul 16.00, bertempat di Gedung Perkuliahan RM1 dan RM2 Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, UNY. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh anggota Tim Mobil Garuda UNY, termasuk team advisor. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Dekan III Fakultas Teknik UNY, Dr. Giri Wiyono, M.T. Tak lupa beliau menyampaikan motivasi kepada tim agar terus menggali potensi dan meningkatkan kemampuan, supaya dapat naik podium di semua kompetisi yang akan diikuti.

Selain dua kegiatan tersebut di atas, Tim Mobil Garuda UNY juga rutin menyelenggarakan rapat koordinasi yang diikuti seluruh anggota tim. Rapat koordinasi rutin diselenggarakan setiap satu minggu sekali, bertempat di basecamp Tim Mobil Garuda UNY. Kegiatan lain yang sedang dipersiapkan oleh tim adalah audiensi bersama jajaran birokrasi baik di tingkat fakultas bersama Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Teknik UNY, maupun tingkat universitas bersama Rektor dan Wakil Rektor UNY. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan jajaran birokrasi baik di tingkat fakultas maupun universitas dapat mengetahui rencana ke depan dan target yang akan dicapai dari Tim Mobil Garuda UNY. (TYAS)

Label Berita: 

PEMILWA FIK PERIODE 2016

$
0
0

Pemilwa (Pemilihan Wakil Mahasiswa) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNY Periode 2016 dilaksanakan pada Rabu, 16 Desember 2015 pukul 08.00 WIB bertempat di Taman Gazebo dan dalam proses pemilihan serta penghitungan suara selalu dipantau oleh Dekan Prof. Dr. Wawan S. Suherman M.Ed., Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III, Kajur & Kaprodi, Staff Ahli Bidang III, Kasubag Kemahasiswaan dan alumni.  Pemilihan wakil mahasiswa yang diadakan tiap tahun, memberikan berbagai pilihan kandidat Ketua dan Wakil BEM serta Ketua HIMA FIK. Dalam pemilwa ini juga diselenggarakan Lomba Accoustic antarprodi yang juga berguna untuk menghibur para pemilih. Selain itu, tersedianya nomor undian untuk mendapatkan doorprize. Tapi untuk mendapat doorprize tersebut mahasiswa harus mencoblos lebih dahulu lalu mengambil nomor undian yang telah disediakan. Ini sebagai langkah untuk meminimalisir para mahasiswa yang golput.

Ada dua kandidat pasangan calon Ketua & Wakil BEM FIK 2016, yaitu: (1) Rahadian Eko Y. & Oky Abri Kurnia dan (2) Riri Purbarapi & Ghanda Farrell. Ada juga para kandidat untuk pencalonan Ketua HIMA FIK 2016, yaitu: Rian Satria Almi & Anna Pandu (HIMA PJKR), Feisal Afriandi (HIMA PJSD Pusat), Sheiyawibi & Ifan Shodikin (HIMA PJSD Wates), Dedi Kurniawan (HIMA PKO), Muhammad Abdul & Priantoni Wibowo (HIMA IKOR), Candra Purna (DPM). Mereka akan menjadi para pemimpin sekaligus wakil dari Fakultas Ilmu Keolahragaan dan menjadi penyalur aspirasi mahasiswa olahraga serta memajukan fakultas tercinta ini. Namun, para kandidat ini harus bertanding secara sportif dan jujur melalui hasil pemungutan suara yang diberikan oleh para mahasiswa.

"Pemilwa tahun ini lebih menarik daripada tahun sebelumnya, dengan adanya lomba accoustic yang diselenggarakan oleh Kemahasiswaan FIK. Nampaknya halite mampu menambah antusiasme pemilih, terlepas dari hal tersebut siapa pun yang akan menjadi ketua BEM, HIMA, DPM dan UKMF harus lebih baik dari periode 2015 dengan semangat dan kerjasama semoga membawa kemajuan untuk FIK," kata Ketua BEM FIK 2015, Fajar Setyo. Dengan segala proses yang telah dilalui maka hasil Pemilwa FIK Periode 2016 dimenangkan oleh nomor urut (1) Rahardian Eko Y. & Oky Abri Kurnia (Ketua & Wakil BEM FIK 2016) dengan perolehan suara 542, Dedi Kurniawan (Ketua HIMA PKO 2016), Priantoni Wibowo (Ketua HIMA IKOR 2016), Feisal Afriandi (Ketua HIMA PJSD Pusat 2016), Sheiyawibi (Ketua HIMA PJSD Wates 2016), Anna Pandu (Ketua HIMA PJKR 2016) dan Candra Purna (Ketua DPM 2016).

 Kita perlu lebih dekat kepada mahasiswa supaya mereka tahu akan pentingnya pemilwa ini, mungkin hanya sekedar lingkup perkuliahan saja bagi mereka yang “menggampangkan” tapi kita harus menempatkan diri sebagai mahasiswa yang patuh dan menjunjung negara demokrasi ini tidak ada namanya golput maka dari itu semoga Pemilwa FIK tahun ini dijadikan cermin untuk merubah dan memperbaiki pemilwa berikutnya. Semoga kepada para calon yang terpilih pada pemilwa tahun ini mampu menunjukan kapasitasnya sebagai pemimpin organisasi tingkat fakultas. (Denaz Karuma)

Label Berita: 

SMP 10 DENPASAR KUNJUNGI FBS UNY

$
0
0

Saat ini sistem pembelajaran di setiap sekolah terus mengalami perkembangan. Berbagai inovasi dikembangkan guna meningkatkan kualitas peserta didik. Pembelajaran pun kini tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Salah satunya adalah dengan melakukan studytour atau berwisata sambil belajar. Hal ini merupakan wahana refreshing sekaligus mengajak peserta didik untuk tetap belajar dengan cara yang menyenangkan.

Ratusan siswa berseragam biru tua tampak berjalan kaki menerjang hujan dari Gedung Rektorat UNY menuju kompleks Fakultas Bahasa dan Seni UNY. Dengan didampingi sekitar dua puluh guru, para siswa berjubel memasuki ruang seminar Gedung Pusat Layanan Akademik (PLA) FBS. Meski dengan kondisi pakaian yang basah, tidak sedikit pun mengurangi antusias siswa siswi SMP 10 Denpasar ini untuk berkenalan dengan FBS.

FBS UNY dipilih menjadi salah satu tujuan studytour siswa kelas VII, VIII dan IX. Masyarakat Bali yang masih kental menjaga dan melestarikan budayanya bermaksud bertukar penngalaman dengan FBS yang merupakan fakultas yang tentu bergerak dibidang budaya dan seni. Setelah penyampaian sambutan oleh Kepala Humas FBS Herman, M.Pd. dan Wakil Kepala SMP 10 Denpasar, siswa ditunjukan video profil FBS. Acara yang dipandu oleh Dyah Retna Palupi ini kemudian dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab mengenai seluk-beluk dunia kampus. Walaupun masa studi di kampus masih cukup lama, para siswa tampak bersemangat melontarkan pertanyaan.

Menjelang sore para siswa berpindah menuju Gedung Stage Tari FBS untuk menyaksikan penampilan permainan gamelan Bali oleh sebagian siswa. Dengan berpakaian lengkap ala Bali, 22 siswa tampak mahir memainkan berbagai instrumen gamelan Bali. Para pemain gamelan ini tergabung dalam club gamelan yang diadakan di sekolah. Setiap hari Jumat dan Sabtu para siswa dipandu oleh seorang guru seni dari ISI Denpasar berlatih memainkan gamelan. Tepuk tangan meriah mengakhiri kunjungan siswa siswi serta guru SMP 10 Denpasar. Selanjutnya dengan sepuluh bus mereka akan menuju candi Prambanan untuk kembali tampil menunjukkan kebolehannya bermusik.

Ida Bagus Gedhe Girindra Kusuma mengaku senang dapat berkunjung ke Yogyakarta khususnya FBS. Siswa yang masih duduk di kelas tujuh ini juga senang dengan keramahan masyarakat serta kebersihan lingkungan kampus UNY. “Ke Jogja tu bersih lingkungan, ramah-ramah juga. Saya senang,” ungkapnya sambil sesekali memainkan rambutnya yang basah. (e.saf)

Label Berita: 

PARTISIPASI FIK PADA PAMERAN FESTIVAL PENDIDIKAN TAHUN 2015

$
0
0

Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) senantiasa mendekatkan diri dengan masyarakat untuk meningkatkan sosialisasi dan promosi lembaga. Hal tersebut terlihat dari partisipasi pada Pameran Festival Pendidikan yang diselenggarakan oleh Museum Pendidikan Indonesia dan Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta pada Rabu hingga Jumat, 16—18 Desember 2015. Fakultas Ilmu Keolahragaan menampilkan beberapa koleksi buku, jurnal, video profil fakultas dan program studi, berbagai alat pengukuran dari laboratorium olahraga prestasi seperti stadiometer,handgrip, dynamometer, skinfold caliper, pull and push, timbangan, dan beberapa media pembelajaran pendidikan jasmani yang dimodifikasi.

Hampir seluruh pengunjung stand FIK tampak senang dan tertarik mengunjungi stand yang berada pada sisi utara barat pameran. Total pengunjung di stand pameran FIK mencapai lebih dari seratus orang dalam tiga hari tersebut. Fenny, seorang mahasiswa Pascasarjana UNY menilai stand di FIK fun and smart, karena para penjaga stand yang ramah dan koleksi yang ditampilkan menambah wawasan tentang dunia keolahragaan. Sementara itu, Vidia mengatakan bahwa stand FIK seru dan unik karena menyajikan beberapa alat pengukuran yang belum pernah ia ketahui sebelumnya.

Stand pameran FIK UNY dijaga oleh 6 mahasiswa dan 3 orang masseur dari Klinik Terapi FIK UNY. Selain itu, pada kesempatan tersebut pengunjung pameran mendapatkan promo massage kebugaran dan penanganan terapi hanya dengan harga Rp 20.000 saja. Pameran yang didukung dengan beberapa agenda kegiatan seperti karnaval budaya, lomba mewarnai, fashion show, lomba pidato Bahasa Jawa, lomba poster,  lomba dongen fabel, dan lomba fotografi ditutup dengan lomba stand up comedy pada Jumat sore. (Satya)

Label Berita: 

TEATER BARUNA HADIRKAN BUNGA RUMAH MAKAN

$
0
0

Stage Tari Tedjakusuma FBS UNY, Senin (7/12/2015), sejumlah pelakon naik panggung dengan suasana sebuah rumah makan tahun 1950-an. Para pelakon lelaki itu, ditaut oleh seorang gadis pelayan rumah makan yang anggun. Mereka datang bukan bermaksud untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya, melainkan keperluan hatinya. Sebab, pelayan rumah makan itu bagai bunga, dicintai banyak orang karena kecantikannya.

            Dengan mementaskan naskah drama tahun 1948 karya Utuy Tatang Sontani, tubuh pelayan itu dibalut kemeja ungu khas pelayan modern pada masanya. Rok dengan ditaburi gambar bunga yang berdasar pada kain putih sepanjang tumit. Kemudian, rambut pelayan itu digelung rapi bercirikan wanita Jawa. Pelayan itu ialah bernama Ani.

            Ani dengan ramah mempermainkan bibir kepada semua pelanggan yang datang ke rumah makan itu. Memang, ia menyadari kalau kecantikannya itu yang menarik semua pengunjung lelaki. Ia juga menyadari bahwa ia telah diperbudak oleh majikannya. Sebab, kecantikannya dan piawaiannya menarik pelanggan, ia diperkerjakan di rumah makan bernama Sambara.

            Adalah Karnaen, anak tuan Sudarma pemilik rumah makan Sambara. Kernaen juga menjadi salah satu orang yang mencintai Ani. Akan tetapi, Ani telah mempunyai tambatan hati yang lain, yaitu Suherman seorang tentara. Karnaen yang mengetahui hal tersebut, tidak menyusutkan hatinya. Ia justru lebih gencar untuk mendapatkan hati Ani.

            Dalam cerita ini, muncul seorang lelaki pelancongan ke rumah makan Sambara. Ia datang juga bukan untuk berbelanja, namun berbeda dengan lelaki lainnya ia justru datang hanya untuk mengadakan permusuhan. Ialah bernama Iskandar, sering kembali ke rumah makan Sambara untuk mengganggu dan menghina Ani. Hal tersebut dimanfaatkan Karnaen untuk tampil sebagai pahlawan di mata Ani. Sehingga Karnaen berkelahi dengan Iskandar sampai adu hantam.

            Pada akhir cerita, Ani justru menilai bahwa kebenaran ada pada Iskandar. Bahwa apa yang dihinakan Iskandar terhadapnya adalah sebuah kejujuran. Tentang ia yang dimanfaatkan dan diperbudak majikannya hanya untuk menarik pelanggan. Atas kejujuran itu, Iskandarlah yang dipilih Ani sebagai pendamping hidup.

            Selama 1 jam lebih para pelakon menguasai panggung dengan berdialog naskah berjudul Bunga Rumah Makan karya Utuy Tatang Sontani. Mereka saling berbagi pengalaman yang sama, pengalaman pertama kali menjadi pelakon dalam pertunjukan drama. Mereka membagi rasa yang sama, mendalami karakter yang dimunculkan oleh pengarang pada lakon masing-masing.

Cerita ini merupakan salah satu cerminan kecenderungan pemikiran-pemikiran pengarangnya yang identik sangat rasional (penganut paham materialisme, red.). Utuy, menolak kekolotan dan menentang idealisme-idealisme yang tidak realistis tetapi juga dikenal sebagai penulis yang humanis. Dalam beberapa karya-karyanya, termasuk naskah Bunga Rumah Makan Utuy mencibir moralitas dan dogma agama, yang dimunculkan lewat tokoh-tokoh ustad. Utuy juga menentang dan melakukan pembelaan terhadap tokoh-tokoh yang mengalami eksploitasi, menjadi korban ketidakadilan yang dilakukan oleh orang-orang kaya.

Lakon-lakon tersebut menggarisbawahi dampak-dampak psikologis orang-orang marjinal akibat tekanan dan himpitan materi tetapi di sisi lain, juga menegaskan pentingnya harkat kemanusiaan. Oleh sebab itu, para pelakon memiliki tanggung jawab untuk memunculkan pesan itu. Pesan yang sengaja dimunculkan tidak tersirat oleh sang pengarang.

Pementasan naskah Bunga Rumah Makan karya Utuy ini dipentaskan oleh Teater Baruna. Teater Baruna adalah mahasiswa Sastra Indonesia kelas A semester 5. Ia merupakan salah satu bagian dari parade teater 2015. Adapun selain Teater Baruna, yang termasuk dalam parade teater yaitu Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan Prodi Sastra Indonesia (Sasindo) dengan nama teater Amurti, Brahmastra, dan Atlas. Untuk memenuhi tugas akhir Kajian Drama, dosen pengampu mata kuliah tersebut menugaskan semua mahasiswanya untuk mempertunjukkan drama. (Ali Zuhdi)

Label Berita: 

PERJALANAN MENEGANGKAN KE LESTEN

$
0
0

Lesten adalah nama sebuah gampoeng atau desa di kecamatan Pining yang merupakan salah satu daerah paling terisolir di Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Jarak dari pusat Kecamatan Pining sekitar 18 km hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki atau menaiki jonder. Cerita dari siswa membawa rasa penasaran terlebih banyak masyarakat asli Pining yang mengaku belum pernah ke Lesten. Demikian dikisahkan Bekti Setyawati, Guru SM3T UNY yang ditempatkan di SMPN 1 Pining, Gayo Lues.

Seorang pemilik kedai kopi di Pining, Mak Harto mengatakan bahwa jalan menuju ke Lesten cukup mengerikan. “Takut saya kalau suruh ke Lesten,” kata Mak Harto, “kalau tidak diikat dengan kain sarung, kita pasti jatuh. Di sana pun masih ada orang yang kena kusta.” Namun Bekti membulatkan tekad untuk berangkat ke Lesten diiringi pesan dari Mak Harto agar berhati-hati.

Menurut informasi yang didapat, untuk menuju ke Lesten bisa menggunakan jonder. Pada awalnya Bekti bingung membayangkan apa itu jonder. Ternyata alat transport itu berwujud sebuah traktor besar merk John Deere. Mungkin terlalu sulit untuk lidah orang Indonesia untuk menyebut kata John Deere, alhasil kata jonder lebih akrab di telinga. Rodanya besar bahkan lebih tinggi daripada tubuh manusia normal. Pada desain aslinya hanya bisa menampung sekitar tiga orang saja. Setelah mengalami modifikasi, tidak kurang 20 orang bisa diangkut. Deru suaranya keras. Kata seorang warga, jonder sebenarnya merupakan alat berat untuk membajak sawah. Delapan bulan lalu warga Lesten mendapat bantuan sebuah jonder dari pemerintah. Setidaknya mereka tidak perlu lagi berjalan kaki selama sembilan jam untuk sekadar mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok di kota kecamatan.

Perjalanan itu dimulai sekitar pukul 11.30 WIB dengan membawa sekitar 20 penumpang. Bekti berangkat bersama Bu Nirmala, Bu Tari, dan Bu Halimah. Pak Galih dan Bu Ika yang bertugas di SMAN 1 Pining pun akhirnya ikut setelah mendengar kami akan pergi ke Lesten. Pak Salam, seorang kawan pegawai TU yang memiliki saudara di Lesten menjadi pemandu perjalanan kami. Pak Dika, Guru Garda Depan dari SM3T angkatan pertama hari itu juga turut serta dalam rombongan menuju tempat tugasnya di Lesten.

Setengah jam perjalanan, jalan mulai menanjak dan mencapai kemiringan mencapai hampir 35 derajad. Jalanan menanjak ini hanya dibatasi tebing dan jurang di sisi kanan dan kirinya. Beberapa tanjakan mengharuskan kami untuk turun dari jonder dan berjalan kaki untuk naik. Sopir tidak mengijinkan kami tetap di atas jonder demi alasan keamanan. Tanjakan itu tinggi disertai tikungan membentuk letter S. Lubang-lubang  bekas roda jonder membuat jalan semakin rusak dan sulit dilalui.

“Kami pun harus rela berjalan kaki cukup jauh melewati tanjakan tinggi pula. Setelah sampai di jalanan yang agak halus, kami pun diperbolehkan naik ke badan jonder lagi. Belantara rimba semakin ke dalam semakin lebat saja. Pohon-pohon tua yang sebelumnya belum pernah aku lihat, tampak berjajar kokoh seolah raksasa yang siap menjegal siapa saja yang berani merusak hutannya. Hutan sepanjang jalan menuju Lesten ini memang masih terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser yang terkenal itu sehingga kelestariannya masih cukup terjaga,” tambahnya.

“Sampai di desa Lesten pukul 19.00 WIB. Warga Lesten menyambut kedatangan kami dengan pandangan heran. Memang baru pertama kali kami ke sana. Wajar saja warga bertanya-tanya tentang siapa kami dan maksud kedatangan kami ke Lesten. Indriyan Sahpulo, salah satu mantan siswa SMPN 1 Pining menyambut kami” kata Bekti.

Dia mengingat kembali betapa berat perjuangan mereka untuk pergi ke sekolah. Menurutnya ada beberapa anak Lesten, yang jumlahnya tak lebih dari sepuluh orang, menjadi siswa di SMPN 1 Pining. “Tidak tiap hari mereka pulang ke Lesten,” ungkap Bekti. “Mereka tinggal dan bekerja paruh waktu di bengkel milik geucik Lesten yang buka di Pining.” Geucik adalah pejabat setingkat lurah. Enam bulan sekali saat musim liburan tiba mereka baru pulang. Uang hasil bekerja di bengkel itulah yang mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Warga Lesten berjumlah sekitar 50 KK. Mereka tidak hanya mendiami satu titik lokasi. Sebagian warga tinggal di kampung atas dan sebagian lagi di kampung bawah sehingga kampung ini tampak lebih sunyi. Listrik PLN belum mengaliri rumah-rumah masyarakat Lesten. Warga hanya mengandalkan kekuatan listrik dari panel surya bantuan dari pemerintah beberapa tahun yang lalu. Apabila mendung matahari tidak bersinar sehingga panel surya tidak banyak menyimpan cadangan listrik. Cerita tentang geliat desa rimba Lesten ini berakhir setelah dua hari tiga malam menginap di sini.

“Sikap sederhana, menerima, dan kerja keras menjadi gambaran yang saya peroleh dari masyarakat Lesten” tutup Bekti. (Dedy)

Label Berita: 

KUNJUNGAN DAN KULIAH UMUM PRODI IKOR FIK UNNES DI FIK UNY

$
0
0

Sebanyak 148 mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan (Ikor) Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang mengunjungi FIK UNY. Kunjungan tersebut dalam rangka meningkatkan wawasan pengetahuan khususnya massage dan laboratorium fisioterapi di FIK UNY. Kunjungan pada Kamis, 17 Desember 2015 itu diterima langsung oleh Wakil Dekan I FIK UNY, Dr. Or. Mansur, M.S. didampingi Wakil Dekan III, Kajur dan Sekjur Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi di Ruang Sidang Utama GPLA FIK padA pukul 09.30.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan I berpesan bahwa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta siap membantu dan bekerja sama dengan institusi manapun untuk meningkatkan kualitas keolahragan di Indonesia khususnya. Sementara itu, Drs. Prapto Nugroho, M.Kes. yang juga seorang dosen pengampu mata kuliah fisioterapi di FIK Unnes mengaku sangat berterima kasih atas  sambutan dan penerimaan dari FIK UNY dan berharap semoga kedatangan ke FIK UNY semakin membekali wawasan para mahasiswa Prodi Ikor FIK Unnes.

Selain mengunjungi laboratorium fisioterapi FIK UNY, kegiatan tersebut juga diisi kuliah umum "massage frirage" oleh Drs. Bambang Priyonoadi, M.Kes. dosen Prodi Ikor FIK UNY.  Diawali dengan memberikan semangat dan wawasan peluang kerja menjadi masseur yang sangat terbuka, Bambang Priyonoadi menjelaskan bahwa perkembangan dunia keolahragaan semakin luas akan memberikan keuntungan bagi para terapis massage. Terapi massage frirage merupakan massage yang dikembangkan Ali Satia Graha, M.Kes. dan Bambang Priyonoadi, M.Kes. di mana keduanya merupakan dosen Prodi Ikor FIK UNY.

Massage frirage dapat diberikan untuk memulihkan dan menyempurnakan fungsi organ tubuh, memulihkan dan membantu pemulihan pasca cedera, dan menambah kebugaran bahkan kecantikan.  Di akhir kuliah umum siang itu, para mahasiswa semakin antusias dengan praktik penangan langsung salah satu mahasiswa dengan massage frirage. (Satya)

Label Berita: 
Viewing all 3541 articles
Browse latest View live