Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA BUAT PEWARNA TEKSTIL DARI DAUN JAMBU BIJI

$
0
0

Mahasiswa FMIPA UNY dari Jurusan Pendidikan Kimia yaitu  Senja Dewi Utamaningsih, Pambudi Tedjo Yr., Saryana, dan Ragil Nurjannah R, melakukan penelitian dengan judul “Ekstraksi dan Karakterisasi Zat Warna Alami dari Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn) serta Uji Potensinya sebagai Pewarna Tekstil”.

Senja Dewi mengungkapkan, penelitian ini mengunakan sampel dari daun jambu biji  karena tanaman ini mudah didapat. Tingkat produksi dan penyebaranya sangat banyak dan luas, serta hasil produksinya lebih ditekankan untuk kebutuhan lokal sehingga secara ekonomi lebih murah.

“Daunnya mengandung  antosianin  seperti  cyanidin-3-sophoroside,  dan  cyanidin-3-glucoside. Senyawa  tersebut  berperan  penting  pada pewarnaan daun jambu  biji. Daun jambu biji juga mengandung flavan 3,4-diols  yang  tergolong  senyawa  tanin berupa  pigmen  kuning  sampai  coklat,” lanjutnya.

Daun jambu biji mengandung pigmen gugus kromofor karbonil, gugus auksokrom yaitu hidroksil dengan senyawa organik tak jenuh hidrokarbon aromatik, sehingga pigmen ini mudah sekali melepaskan zat tersebut pada bahan kain.

Tahap pelaksanaan penelitian ini yaitu: maserasi, membersihkan daun jambu biji, kemudian dihaluskan dengan blender sehingga didapatkan serbuk daun jambu biji. Kemudian menyiapkan larutan metanol 12 liter dalam jerigen. Dilanjutkan dengan memasukkan serbuk daun jambu biji yang sudah diblender dalam jerigen yang berisi  metanol dan merendam serbuk daun jambu biji tadi selama sehari semalam, sambil dikocok tiap sore. Maserasi dilakukan sampai dua kali, 2 ´ 24 jam.

Tahap selanjutnya adalah evaporasi dan uji potensi sebagai pewarna tekstil. Zat warna yang diperoleh berwarna hijau kecoklatan. Warna hijau ini diduga dari zat warna klorofil yang berasal dari daun. Warna coklat dari zat warna diduga adalah dari golongan flavonoid, salah satunya adalah senyawa flavan 3,4-diol. Senyawa-senyawa dalam zat warna dapat dipisahkan melalui metode kromatografi kolom. Dari pelarut tidak terbentuk serbuk melainkan terbentuk karamel.

Sebagian pelarut etanol dan aseton menguap. Sisanya berikatan dengan bagian lain dari kandungan daun jambu biji yang bersifat non-polar yang kemudian terbentuk suatu karamel. Karena hasil zat warna yang diperoleh berupa karamel, zat warna tidak dapat dikarakterisasi dengan spektroskopi IR dan diukur titik leburnya. Dari 50 gram daun jambu biji kering, dihasilkan 10,24 gram pasta zat warna. Dengan demikian, rendemennya adalah 20,48%.

“Kami berharap penelitian ini dapat memberikan alternatif pengganti zat  pewarna  berbahan  kimia.  Karena  bahan-bahan  pewarna  kimia  dapat mencemari  lingkungan  serta  diperkirakan  akan mengakibatkan timbulnya penyakit kanker pada pemakainya. Air limbah  industri  tekstil  yang  menggunakan  zat pewarna  sintesis akan mencemari sungai dan tidak dapat dimanfaatkan lagi jika pengolahan  limbahnya kurang optimal dan dibuang ke sungai,” lanjut Senja Dewi. (witono)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles