Hitoshi Takahashi dari Joetsu University of Education Japan memberikan materi tentang lesson study di Jepang kepada para mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Selasa, 4 Maret 2014, di Ruang Sidang Fakultas. Pada kesempatan tersebut Takahashi memutarkan film tentang pembelajaran matematika kelas 5 SD di Jepang. Pada tayangan tersebut terlihat bahwa selain menggunakan papan tulis guru juga menggunakan media smartboard.
Untuk jadwal pembelajaran matematika di Jepang, katanya, dilaksanakan dari Senin sampai Jumat. Jadi, selama seminggu ada pelajaran matematika masing-masing selama 2 x 30 menit.
“Bahkan para guru pada setiap awal pembelajaran selalu menuliskan judul materi yang akan disampaikan kepada siswa di papan tulis. Pada materi pelajaran pengukuran, benda/alat yang akan diukur dibawa siswa sendiri dari rumah, yang sebelumnya guru sudah menginformasikan kepada siswa untuk membawa alat-alat tersebut untuk pertemuan selanjutnya,” tegasnya.
Dalam pembelajaran yang interaktif tersebut yang ditulis guru di papan tulis adalah apa yang diucapkan oleh siswa. Dan guru di akhir pelajaran selalu membuat kesimpulan dari yang diajarkan. Guru juga bertanya kepada siswa bagaimana pembelajaran yang telah dilaksanakan baru saja. Hal ini sangat penting.
Sekitar 30 tahun yang lalu, menurut Takahashi, pembelajaran di Jepang sama dengan di Indonesia yaitu banyak ceramah karena masih menganggap matematika adalah dunia yang berbeda dengan dunia kita (Jepang). “Tapi sekarang, pembelajaran matematika siswa yang aktif dan guru hanya memberi dorongan. Dan kami yakin pasti bisa.” (witono)