Tantangan zaman kian pelik, dunia pun bergerak dinamis. Masa depan semakin abstrak bagi siapa pun yang tak mempersiapkannya secara matang. Karena perubahan merupakan keniscayaan yang tak dapat dipungkiri oleh siapa pun. Begitu pula sarjana, ia tak akan menjadi “apa-apa” apabila tak mempersiapkan dirinya untuk menghadapi tantangan zaman di masa depan. Begitulah kiranya pesan yang disampaikan Prof. Enceng Mulyana kepada calon wisudawan FBS UNY periode 1 Maret, pada Jumat (28/2/2014), di PLA FBS.
Acara yang bertajuk Pelatihan Kewirausahaan: Menanamkan Jiwa Entepreunur itu dibuka secara resmi oleh Dekan FBS, Prof. Dr. Zamzani. Dekan FBS menyampaikan dalam pidatonya bahwa, “Kehidupan ini pasti tak terlepas dari segala persoalan. Oleh karenanya, perlu adanya jembatan yakni, keterampilan. Sebab, kehidupan kampus dengan kehidupan di masyarakat itu sangatlah berbeda. Dalam menghadapinya, kita perlu jiwa inovatif. Dengan itu, kita tak akan gagap menghadapi dunia yang seperti itu.”
Prof. Enceng menyebut calon cendekiawan/wisudawan FBS dengan unik. Sebutan itu merupakan doa baginya kepada para mahasiswa. “Semoga mahasiswa FBS yang (Friendly, Bersahaja, Santun) ini dapat menghadapi tantangan dunia di luar sana dengan baik. Tetapi, dalam menghadapi tantangan itu kita perlu nilai-nilai dasar kehidupan: jujur, tanggung jawab, santun, kreatif, disiplin, kerja sama, toleran, dan peduli. Dan tidak lupa, ciptakanlah dunia kerja/wirausaha demi keseimbangan dunia. Sebab dengan itu kita dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi siapa pun. Itulah tantangan sarjana!,” tuturnya.
Profesor emiritus di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu juga memberikan pelatihan senam otak dan beberapa permainan yang memupuk jiwa kepemimpinan serta kerja tim. Meskipun, usia Prof. Enceng Mulyana yang telah berkepala tujuh, tetapi semangat mudanya kian berkobar. Ardi Magara, S.Pd. (mahasiswa Pendidikan Seni Musik) pun kian menikmati acara yang diselenggarakan Dekanat. “Luar biasa!,” pungkasnya. (Rony)