Gembira Loka Zoo (GLZoo) menggandeng Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (FIP- UNY) dalam bidang pembelajaran luar sekolah (PLS) bagi rombongan pengunjung anak sekolah usia pra-TK/TK, SD-SMA/sederajat. Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Dirut GL Zoo, KMT A. Tirtodiprojo (Joko) dan Dekan FIP UNY, Dr Haryanto M.Pd., di Mayang Tirto kompleks kebun binatang setempat, Senin (17/2/2014). Acara disaksikan Direktur/Manager Operasional GLZoo, BPH Hario Danardono dan Kajur PLS FIP UNY, Dr. Sujarwo, M.Pd.
Menurut Joko, sebagai lembaga konservasi, GLZoo memiliki lima fungsi, di antaranya fungsi pendidikan bagi pengunjung. “PLS di Gembira Loka sebetulnya sudah berjalan, namun resminya baru sekarang,” katanya. Program PLS yang diperuntukkan bagi para siswa sekolah ini diprakasai oleh almarhum Sri Paduka Paku Alam (PA) VIII.” Gembira Loka juga menerapkan Cinta Satwa Sejak Usia Dini,” sebutnya.
Sementara Manager Marketing & Pengembangan GLZoo, Josep Kurniawan, menjelaskan bahwa konsep PLS tak hanya berkaitan dengan pendidikan formal sekolah saja. Namun lebih luas mengajak para siswa sekolah untuk belajar di luar lingkungan sekolah, khususnya di GLZoo, dipadukan dengan berwisata dan bermain, seperti pelestarian lingkungan, pengenalan tanaman dan tumbuhan, mengamati perilaku satwa, serta aneka edugames.
Dalam program ini GL Zoo menyediakan instruktur/pemandu dari para mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Luar Sekolah UNY. Dekan FIP UNY, Haryanto menyambut baik kerja sama ini. “Pendidikan luar sekolah itu merupakan disiplin ilmu yang menangani pendidikan manusia sejak lahir sampai meninggal,” sebutnya.
Lebih lanjut, Dr. Haryanto, M.Pd. menyampaikan bahwa baru saja UNY menerima Hibah Mobil Pintar dari SIKIB atas usulan dari Jurusan PLS FIP UNY. Mobil pintar ini ke depan bisa digunakan untuk mendukung program kerjasama ini. Ditambahkan lagi, program kerjasama ini selain sebagai wahana praktik mahasiswa dalam menerapkan konsep pendidikan luar sekolah (rekreasi pendidikan) juga sebagai sarana untuk memperkuat keistimewaan DIY sebagai Budaya Kampung, Budaya Kampus, dan Budaya Kraton. (mata/ant)