Mahasiswa UNY yaitu Ervina (dari Prodi Pendidikan Seni Kerajinan FBS), Desiana Nur Fajari (Prodi Kimia) serta Esa Ria Friatna (Prodi Fisika) FMIPA UNY, berhasil menyabet juara ke-3 pada ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Spesifik Profesi di Universitas Bengkulu, baru-baru ini. Sebagai juara ke-3 tim UNY ini menerima hadiah tropy, uang tunai Rp 500.000,00, serta voucher hiburan Rp 1,5 jt dari Primagama
Judul karya tulis mahasiswa UNY tersebut yaitu "Lampu Lukis Lucky’s dengan Metode Glass Painting Sebagai Produk Kerajinan Inovatif dalam Pemanfaatan Limbah Bohlam di Indonesia”.
Ervina menjelaskan bahwa karya tulis ini merupakan suatu gagasan dalam pemanfaatan limbah kaca, khususnya limbah kaca pada lampu bohlam yang dijadikan produk kerajinan Lampu Lukis (LUCKY’S) dengan metode glass painting. Produk kerajinan ini merupakan produk kerajinan inovatif dalam pemanfaatan limbah bohlam di Indonesia. Lampu Lukis (LUCKY’S) mememiliki kualitas yang baik, dilihat dari segi perbandingan dengan kerajinan lampu hias pada umumnya, daya tarik, keawetan, serta dampak lingkungan.
Kerajinan produk Lampu Lukis (LUCKY’S) memiliki respon baik dari masyarakat terhadap pemanfaatan limbah bohlam menjadi sebuah karya seni yang memiliki nilai jual tinggi. Selain itu masyarakat tertarik dengan produk Lampu Lukis (LUCKY’S) ini karena inovasi yang kreatif dengan lampu lukis yang menggunakan teknik glass painting.
Proses pembuatan Lampu Lukis (LUCKY’S) menjadi lampu hias berbahan baku limbah bohlam yang harganya relatif murah dapat menjadi solusi dalam pemanfaatan limbah bohlam dan sebagai inovasi kerajinan yang dapat di kembangkan sebagai home industry.
Anggota tim, Desiana mengatakan kalau produk Lampu Lukis (LUCKY’S) dari limbah bohlam memiliki inovasi baru dari ragam kreasi lampu hias dan yang ada selama ini berada di pasaran yang biasanya berbahan baku bukan dari limbah. Bahan limbah bohlam dipilih karena bentuknya yang unik, murah, dan memiliki karakteristik kaca yang bening yang dapat menjadi media untuk melukis dengan teknik glass painting.
“Dengan bahan baku limbah yang murah ini menjadikan Lampu Lukis (LUCKY’S) memiliki nilai jual tinggi dan padat dijadikan kerajinan home industry yang dapat meningkatkan daya saing produk usaha kecil dan menengah,” lanjutnya.
Dari wawancara dengan masyarakat, tambah Esa, penampilan produk kerajinan Lampu Lukis (LUCKY’S) sebagai lampu hias berbahan baku limbah dari hasil inovasi penulisan ini tidak kalah dengan produk kerajinan lampu hias yang telah ada. Dilihat dari segi kualitas dan kegunaannya, produk kerajinan Lampu Lukis (LUCKY’S) penulis juga dapat dikatakan serupa dengan produk lampu hias yang telah ada.
Di samping itu, kerajinan lampu hias yang penulis buat harganya lebih murah, lebih tahan lama penggunaanya, dan juga dapat dijadikan lampu hemat energi. Hal ini dikarenakan bahan baku pembuatan produk kerajinan Lampu Lukis (LUCKY’S) merupakan limbah bohlam yang sudah tidak terpakai di mana limbah bohlam sulit teruraikan. Selain itu Lampu Lukis (LUCKY’S) dapat dijadikan lampu hias hemat energi karena Lampu Lukis (LUCKY’S) tidak menggunakan listrik melainkan baterai HP yang dapat di-chass dan tahan lama sampai semalam. (witono)