Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

IMAS, MAHASISWA BIDIKMISI DENGAN IP NYARIS SEMPURNA

$
0
0

Tangan mungil itu memasukkan tembakau pada alat pelinting dan tangan yang lain memegang kertas. Dengan sekali ungkit, terciptalah sebatang sigaret. Inilah sebagian kisah masa lalu Imas Widowati yang pernah bekerja sebagai buruh linting di salah satu pabrik sigaret di Klaten, Jawa Tengah. Namun, dia bukanlah gadis biasa karena saat ini Imas merupakan salah satu pemegang indeks prestasi tertinggi mahasiswa Bidikmisi di Universitas Negeri Yogyakarta.

Awal mula gadis desa Gempol, Kelurahan Kadilanggon, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten ini menjadi buruh linting ketika menamatkan pendidikan SMA tahun 2011 dan tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena masalah ekonomi. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena ibunya, Mastuti Widorini, melarangnya untuk bekerja. Ayahnya, Mulyono, dahulu berprofesi sebagai tukang servis elektronika tetapi sejak peristiwa gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan Klaten tahun 2006 lalu semua peralatannya hancur tertimpa rumahnya yang rata dengan tanah. Sekarang berjualan susu kambing etawa berkeliling kampung dan sesekali bila ada yang membutuhkan, Mulyono menjadi buruh tukang kelet alias menguliti kulit kambing pada orang yang punya hajat aqiqah.

Di UNY Imas memilih Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA, sebagai tempat menuntut ilmu. Ketika ditanya mengapa, gadis kelahiran Klaten, 8 Mei 1993 tersebut mengungkapkan bahwa dia masuk ke tersebut disebabkan keinginannya untuk menjadi guru kimia. Kimia pelajaran yang disukainya, terbukti dengan nilai UAN-nya tertinggi yaitu 9,5. Bahkan indeks prestasi yang diraihnya di UNY cukup mengejutkan. Dia berhasil meraih IP nyaris sempurna yaitu 3,99. Tidak mengherankan karena Imas sejak SMP hingga SMA di SMAN 1 Wedi Klaten selalu mendapatkan ranking terbaik. Bahkan juga pernah menjadi juara II OSN bidang Kimia se-kabupaten Klaten tahun 2010 dan juara II Lomba penulisan sejarah perjuangan ’45 tingkat kabupaten Klaten tahun 2010 juga.

Gadis yang pernah tertimpa reruntuhan tembok rumahnya saat gempa 2006 yang lalu tersebut menceritakan bahwa informasi beasiswa Bidikmisi yang dia dapatkan berasal dari guru BK di sekolahnya. “Saya cari informasi Bidikmisi tersebut di internet dan mendaftar sesuai prosedur pendaftaran Bidikmisi jalur SNMPTN,” kata Imas. “Saya memilih jalur ujian tulis SNMPTN bukan jalur undangan karena saya telah lulus SMA tahun 2011 dan baru mendaftar kuliah tahun 2012. Dan alhamdulillah diterima di Prodi Pendidikan Kimia FMIPA UNY.”

Di sela kegembiraan karena diterima di FMIPA UNY terselip kekuatiran tentang bagaimana dia harus indekos dan sebagainya karena uang beasiswa Bidikmisi baru cair bulan berikutnya. Untunglah saat itu  guru biologinya di SMAN 1 Wedi, Endah Sulistyowati, mengulurkan tangan dengan memberi dana untuk membayar biaya kos sedangkan uang makan ditanggung orang tuanya. Sekarang anak pertama dari dua bersaudara tersebut aktif dalam unit kegiatan mahasiswa penelitian UNY dan fokus pada cita-citanya menjadi guru kimia serta mewujudkan mimpinya untuk melanjutkan pendidikan strata dua. (Dedy)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles