Salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FE UNY untuk memberikan edukasi mengenai Pasar Modal kepada anggotanya ialah dengan mengadakan Pelatihan Pasar Modal. Kegiatan ini telah dilaksanakan untuk kedua kalinya dan bekerja sama dengan PT. Mandiri Sekuritas Yogyakarta. Pelatihan ini dilaksanakan Jumat, 29 November 2013 dan diikuti oleh anggota KSPM FE UNY dengan menghadirkan pembicara Yogiswara Perdana, MM dari PT. Mandiri Sekuritas Yogyakarta.
Adapun pembina KSPM UNY, Muniya Alteza, M.Si. mengatakan dalam sambutannya, “FE UNY memiliki laboratorium bursa yang memiliki potensi besar untuk menunjang kegiatan pembelajaran bagi mahasiswanya sehingga optimalisasi fungsi laboratorium ini perlu dimaksimalkan. Fasilitas sudah disediakan oleh Fakultas dan KSPM sebagai garda depan bertugas untuk mengembangkan program-program yang ada,” tegas Muniya.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini ialah untuk memberikan pemahaman kepada anggota KSPM untuk memahami pasar modal secara komprehensif. Masih banyak mahasiswa yang belum memiliki pengetahuan tentang pasar modal sehingga masih banyak yang belum memahami bagaimana cara berinvestasi di pasar modal. Dengan kegiatan ini diharapkan mahasiswa khususnya anggota KSPM akan memiliki pengetahuan yang lengkap serta mengetahui bagaimana cara melakukan investasi di bursa.
Dalam presentasinya, Yogiswara yang merupakan Broker Dealer PT. Mandiri Sekuritas menyampaikan beberapa produk yang dapat menjadi pilihan investasi di Bursa, yaitu saham, obligasi dan reksadana. “Masing-masing produk memiliki tipe layanan serta risiko yang berbeda. Semakin tinggi risikonya maka tingkat pengembalian yang diharapkan juga akan semakin besar,” terang Yogiswara.
Menurut Yogiswara, jenis saham berdasarkan perspektif profil risiko nasabah dibagi menjadi tiga, yaitu: konservatif, moderat, dan agresif. Tipe konservatif merupakan tipe aman, di mana tujuan investasi dalam jangka panjang. Tipe moderat merupakan tipe yang atraktif, di mana tujuan investasi dalam jangka menengah, sedangkan untuk tipe agresif untuk investasi jangka pendek. “Selain berinvestasi dalam saham konvensional, Bursa juga memberikan layanan transaksi saham berbasis syariah, di mana saham tersebut juga tercatat dalam Daftar Efek Syariah. Tentu saja terdapat perbedaan mekanisme perdagangan antara konvensional dan syariah,” tambah Yogiswara.
Di samping saham dan obligasi ada pula produk Reksa Dana di mana produk ini merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Investasi dalam portofolio efek. Pada kesempatan tersebut Yogiswara juga menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan ketika berinvestasi pada reksadana, yaitu: pertama, perlu memahami risiko dan potensi keuntungan reksadana. Kedua, pastikan untuk memperoleh bukti kepemilikan unit penyertaan dan hak untuk menjual kembali unit penyertaannya. Ketiga, perlu memahami rencana portofolio yang akan ditanam dari produk reksadana dan keempat, perlu analisis yang cermat mengenai pilihan jangka waktu investasinya. (lina)