Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

IAIN RADEN INTAN LAMPUNG FIELD TRIP DI EDSA FBS UNY

$
0
0

English Department Student Association (EDSA) kedatangan tamu sebanyak 176 orang dari IAIN Raden Intan Lampung.  Tamu pun diterima panita di ruang sidang Pusat Layanan Akademik (PLA) lantai tiga pada Jumat (15/11/2013).

Kegiatan yang diberi nama Field Trip tersebut bersifat wajib bagi mahasiswa semester lima PBI IAIN Raden Intan. Acara diawali dengan pemberian materi terkait sistem kurikulum jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Yogyakarta (PBI UNY) oleh Andy Bayu Nugroho, M. Hum. selaku ketua program studi Bahasa dan Sastra Inggris UNY. Antusiasme terlihat dari diajukannya beberapa pertanyaan oleh peserta dari IAIN Raden Intan. Hal ini juga berkaitan dengan program short course atau kuliah singkat di Pare dua hari sebelum melakukan kunjungan ke UNY.

Anjar Nur Khalifa selaku ketua koordinator acara Field Trip tersebut menjelaskan bahwa kuliah singkat di Pare merupakan inovasi dari kegiatan yang pernah diadakan sebelumnya. Hal ini didasari pada esensi dari kegiatan tersebut yang merupakan salah satu sarana bertukar ilmu bagi mahasiswa PBI IAIN Raden Intan.

Mahasiswi yang juga pengurus DPM fakultasnya tersebut, menyatakan bahwa keputusan untuk kembali mengadakan kunjungan ke EDSA karena ingin melakukan sharing terkait program kerja. “ESA (English Student Association) kami baru dua tahun berdiri, sedangkan EDSA sudah lama. Kami mencari tahu tentang EDSA dan tertarik dengan program-programnya karena program kami jauh sekali berbeda,” jelasnya.

Ia berharap hasil sharing selama dua tahun ini dapat membawa ke arah yang lebih baik bagi kedua belah pihak. “Semoga agenda ke depannya, ESA dan EDSA bisa berkompetisi,” tambahnya. Hal ini didukung oleh Desi sebagai salah satu peserta Field Trip bahwa peserta dapat memetik pelajaran dari agenda tersebut dan memiliki harapan akan kemungkinan diimplementasikannya salah satu program di kampusnya.

Hariyanto, kepala Divisi Informasi dan Komunikasi ESA, merasa tertarik dengan salah satu program EDSA, yaitu Shoulder to Cry On (STCO). Menurutnya, STCO sangat unik dan berbeda. Ia mengaku selama ia berorganisasi, belum pernah ia menemukan program yang sama. Di waktu yang akan datang, ia berharap acara serupa bisa diterapkan di kampusnya. “Dan semoga bisa menjalin kerjasama dalam melakukan program karena Mei tahun depan, kami akan mengadakan acara lomba berskala nasional,” tambahnya. (Zidnie/ Rony)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles