Pemimpin olahraga yang baik ibarat dirigen musik yang bisa menggerakkan seluruh personalnya dalam memadukan perbedaan-perbedaan menjadi suatu harmoni untuk menghasilkan irama yang indah dan syahdu. Manajer, pelatih, dan pembina yang berkecimpung langsung dalam olahraga menganggap bahwa menang dan kalah dalam olahraga adalah suatu yang biasa.
Hal itu merupakan proses atau bagian dalam pembinaan watak atau karakter individu.Andaikata diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan event olahraga, sebagai pembina tentu akan mengundang tim-tim yang seimbang dan tangguh yang diharapkan menjadi lawan yang sepadan. Jika hanya mengundang tim-tim yang lemah yang diperkirakan tim-tim tersebut dapat dikalahkan dengan mudah, sebenarnya kita membina watak yang kurang baik. Sebagai pemimpin olahraga hal seperti itu seharusnya dihindari. Jika hal itu dilakukan berarti kita mengingkari prinsip nilai olahraga yaitu fair play.
Demikian diungkapkan Prof. Dr. FX. Sugiyanto, M.Pd. dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Kepelatihan Olahraga pada Fakultas Ilmu KeolahragaanUniversitas Negeri Yogyakarta. Pidato berjudul “Kepemimpinan Dalam Kepelatihan Olahraga” itu dibacakan dihadapan rapat terbuka Senat UNY di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY Senin, 18 November 2013. Prof. Dr. FX. Sugiyanto, M.Pd merupakan guru besar UNY ke-123.
Lebih lanjut lulusan Doktor Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Semarang tersebut mengatakan, bahwa kepemimpinan yang sesungguhnya adalah kemampuan membuat pengaruh yang posistif terhadap orang lain. “Pemimpin sejati adalah pemimpin yang memiliki pengaruh tanpa diminta” kata Prof. Dr. FX. Sugiyanto, M.Pd “Dia meneladani, menginspirasi, menjadi pioner dalam merintis ide-ide baru dan sebagai penyelaras dari perbedaan-perbedaan dalam pemikiran”.
Menurutnya, para pemimpin menjadi besar bukan karena kekuasaan dan posisi yang dimiliki, melainkan karena kemampuannya memberi pengaruh untuk memberdayakan orang lain mencapai sukses. Pempimpin yang baik membuat perubahan ke arah positif, rendah hati, serta memberdayakan orang-orang yang dipimpinnya untuk menjadi pemimpin yang lebih baik dimasa depan. Pembina, pelatih, dan guru pendidikan jasmani sebagai pemimpin bertugas membentuk karakter siswa dan atlet, melalui aktivitasnya masing-masing agar dapat mengembangkan karakter yang baik yang berlaku secara universal.
Prof. Dr. FX. Sugiyanto, M.Pdmengingatkan bahwa mengajar dapat membentuk karakter dan meningkatkan kebugaran, baik fisik dan mental. Melatih selain membentuk karakter juga mempunyai tujuan khusus yaitu mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dalam cabang olahraga.
Membentuk fisik yang prima, menyempurnakan kemampuan teknik untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi, mengembangkan strategi dan taktik melalui pengembangan daya pikir, akal dan siasat untuk mencapai kemenangan, dan membentuk kematangan mental agar mampu menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan, sehingga akan membentuk manusia yang berkarakter, dan akhirnya akan lahir individu-individu yang diharapkan tumbuh menjadi pemimpin di masa yang akan datang.
Menurut pria kelahiran Yogyakarta, 15 Maret 1956 tersebut,pada akhirnya pemimpin adalah orang yang bersedia mengembangkan orang lain hingga pengetahuan dan kemampuan orang lain melampaui pengetahuan dan kemampuannya sendiri. Kepemimpinan seperti tersebut di atas yang harus berkembang dalam proses kepemimpinan olahraga khususnya kepelatihan olahraga.
“Tidak ada pelatih yang iri hati jika atlet atau anak didiknya menjadi atlet top atau juara dunia, justru hal ini akan menjadi kebanggaan bagi pelatih tersebut, bahwa keterampilan dan prestasi anak didik melampaui prestasi pelatihnya” tutupnya. (dedy)