Kamis malam (14/11/2013), Night Culture Festival di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menutup rangkaian Global Culture Festival (GCF) 2013. Wakil Rektor II UNY, Dr. Moch. Alip, M. A. berkesempatan membuka acara ini.
Bertajuk Sewu Kutho(1000 Cities), mini drama kisah percintaan Joko, seorang mahasiswa UNY di tahun keenam studinya,dan Rose mahasiswa dari negeri Kangguru. Dalam cerita ini, tokoh Joko diperankan oleh tutor BIPA, Umar, sedangkantokoh Rose diperankan oleh Madeline, mahasiswi asal Australia. Pencarian cinta Joko si penggemar dangdut berawal ketika Rose, yang belajar dangdutdengan Joko tiba-tiba pergi menghilang. Joko pun memulai perjalanannya, mencari Rose dengan berkeliling dunia menggunakan sepeda onthel. Dari Asia, kemudian ke Eropa, Afrika, Amerika hingga Joko bertemu Rose kembali di Indonesia.
Disinilah24 grup mahasiswa mengisi acara dengan berbagai macam tarian, lagu, memainkan alat musik membaca puisi, memperkenalkan makanan khas daerah, dan mendeskripsikan tempat wisata disetiap tempat yang Joko singgahi dengan menggunakan latar panggung kehidupan kota-kotanya. Dimulai dari mahasiswa asal Malaysia keturunan India dengan tarian India, tarian populer dari mahasiswa dari Thailand, dan tari tradisional Laos Sieng Kaen Daen Saravanh yang menceritakan pemuda yang mencintai para gadis.
Ketika Joko kembali ke Indonesia, Wakil Rektor IV UNY, Prof. Suwarsih Madya, Ph. D. ikut berperan sebagai Ibu Dosen yang menasehati Joko agar cepat-cepat menyelesaikan kuliahnya. Ia mempersembahkan lagu Tanah Air karangan Ibu Soed dan penonton pun diajak menyanyi bersama. Pada latar tempat-tempat di Indonesia ini pula mahasiswa dari Bali, Sumatera Selatan, Malinau, dan Mentawai menarikan tarian tradisional dan pergaulan.
Inilah bentuk apresiasi terhadap budaya dan kesenian di dunia. Mahasiswa internasional yang belajar di UNY diberikan kesempatan untuk menampilkan kesenian dari negaranya masing-masing, bersama mahasiswa UNY lainnya. (yla)