Singapura, 13/11/2013. Perkembangan komunitas gamelan jawa di Singapura kini makin maju pesat secara kualitas. Ada tiga nama grup gamelan jawa yang memiliki potensi handal: (1) Grup Singo Nglaras, (2) Grup Asamarandana, dan (3) Grup Singa Putih.
Salah satu grup tersebut telah mampu untuk melakukan kolaborasi dengan grup tari Guntur Mataram Jakarta, di Malay Heritage Centre, Singapore. Kesempatan ini membanggakan grup tari gaya Yogyakarta untuk melakukan kerja sama dalam sebuah workshop latihan gamelan untuk mengiringi Fragmen Golek Menak yang disutradarai Kuswarsantyo. Dalam kesempatan ini, staf pengajar Jurusan Tari FBS UNY tersebut sekaligus memberikan arahan dalam memadukan antara iringan dan gerak tarinya. Yang membanggakan adalah pengendang Singapura bernama Sing Wei, terampil untuk melakukan kendangan ciblonan untuk gendhing Ayun-ayun sebagai pembuka sebelum Fragmen Menak lakon Adaninggar Mukswa.
Komposisi pengrawit dalam pergelaran menak ini semuanya adalah warga Singapura yang terdiri dari berbagai etnis yakni: Cina, India, Melayu dan ada pula keturunan Jawa yang tinggal di Singapura. Kekuatan mereka menabuh gamelan sangat luar biasa. Hal ini terbukti notasi yang dikirim via email 2 minggu sebelum pelaksanaan pentas, dapat dipahami dengan baik, sehingga memudahkan proses kolaborasi dengan tari. Keberhasilan mereka menterjemahkan notasi gending fragmen menak dibantu seorang guru gamelan yang berasal dari Republik Czeko bernama Mr. Szum. Guru gamelan dari Rep. Czeko inilah yang seminggu dua kali melatih mereka secara rutin sebelum adanya kolaborasi ini.
Dan saat ini sekolah di Singapura sedang menggalakkan pelajaran menabuh gamelan melalui kementrian pendidikan Singapura. Kenyataan saat ini Singapura justru mendatangkan guru gamelan jawa dari negara Czek (Eropa timur) yang dulu berguru di Surakarta. Sedangkan di Indonesia pakar gamelan sangat banyak, terutama di Jawa Tengah dan DIY. Bagaimana mereka bisa dimanfaatkan untuk mengajar gamelan di sekolah di Indonesia?
Seiring dengan program keistimewaan di DIY, sudah saatnya sekarang setiap sekolah harus mengenal gamelan sebagai salah satu kekayaan budaya tradisi. Di samping memuat nilai filosofi, gamalen dapat dijadikan media untuk edukasi bagi anak hingga masa remaja. Harapannya mereka tetap mengenal budaya tradisinya sendiri sebelum mengenal budaya globalisasi. (Kuswarsantyo)