Tahun ini Kurikulum 2013 mulai diimplementasikan untuk sekolah menengah, walaupun untuk kurikulum anak berkebutuhan khusus direncanakan baru tahun 2014 dimulai. Selama ini para wisudawan, terutama yang lulus dari program studi kependidikan, belum banyak mengetahui isi secara keseluruhan kurikulum tersebut. Oleh karena itu, para wisudawan bidang kependidikan yang menginginkan untuk melanjutkan karirnya di bidang pendidikan, apakah menjadi pendidik atau tenaga kependidikan, perlu mengenali lebih jauh isi kurikulum tersebut dan berusaha terus menerus untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian sehingga dapat memainkan peran yang penting dan efektif dalam proses implementasi kurikulum.
Demikian dikatakan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. dalam wisuda lulusan S3, S2, S1, dan S0 periode Agustus 2013 di GOR UNY, Sabtu, 31 Agustus 2013. Lebih lanjut, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. mengatakan bahwa untuk menghadapi tantangan masa depan, setiap wisudawan tidak henti-hentinya perlu terus mengembangkan kompetensi dasar, tidak hanya untuk menjadikan dirinya survive, melainkan juga mampu memainkan peran sebagai agen perubahan.
“Sarjana atau orang terdidik apapun, dalam menghadapi tantangan global kini dan mendatang, setidak-tidaknya memiliki empat kompetensi dasar yaitu self skills, communication skills, the ability how to manage people and tasks, dan the ability how to manage a change,” katanya. Rektor juga mengingatkan bahwa tahun 2014 Universitas Negeri Yogyakarta akan berulang tahun emas yang ke-50, dan akan mengadakan Reuni Akbar. Diharapkan Reuni Akbar ini akan menjadi ajang nostalgia bagi alumni semua dan keluarga besar UNY, serta UNY mendapat feedback yang sangat berarti untuk menjadikan UNY semakin jaya dan berkibar, sehingga bermanfaat lebih banyak dan lebih luas lagi.
Wisuda periode Agustus 2013 ini diikuti 2302 orang dengan rincian sebagai berikut: 15 orang jenjang S3, 138 orang jenjang S2, 1598 orang S1 Kependidikan, 239 orang S1 Non-Kependidikan, dan 312 orang Diploma Non-Kependidikan. Adapun sebaran para wisudawan/wisudawati periode ini, di antaranya: PPs sebanyak 153 orang, FIP sebanyak 233 orang, FMIPA sebanyak 317 orang, FBS sebanyak 347 orang, FIS sebanyak 217 orang, FT sebanyak 431 orang, FIK sebanyak 288 orang, dan FE sebanyak 316 orang.
Para wisudawan/wisudawati yang meraih predikat cum laude sebanyak 581 orang, yang terdiri atas: PPs sebanyak 61 orang, FIP sebanyak 59 orang, FMIPA sebanyak 94 orang, FBS sebanyak 76 orang, FIS sebanyak 85 orang, FT sebanyak 59, orang, FIK sebanyak 39 orang, dan FE sebanyak 108 orang. Adapun nilai tertinggi wisudawan diraih oleh Dr. Muhammad Ikhsan, dengan IPK 3,89, jenjang S3 program studi Ilmu Pendidikan; Dian Wahyuningsih,M.Pd., dengan IPK 3,97, jenjang S2, program studi Teknologi Pembelajaran; Kintan Limiansi, S.Pd., dengan IPK 3,90, jenjang S1, program studi Pendidikan Biologi; dan Malinda Dwi Apriliane, A.Md.Akt, dengan IPK 3,85, jenjang D3, program studi Akuntansi.
Lulusan tercepat strata S1 adalah Ferdiana Putri Dewi, S.Pd., dengan IPK 3,67, program studi Pendidikan Administrasi Perkantoran yang menempuh perkuliahan dalam waktu 3 tahun 9 bulan dan Wisnu Aditya Pramodawardana, A.Md. Pas, dari jenjang D3, program studi Pemasaran dengan IPK 3,79, yang menempuh studi dalam waktu 2 tahun 9 bulan. Lulusan termuda dalam wisuda kali ini adalah Riyan Waskito, S.Pd. dari jenjang S1, program studi Pendidikan IPS dengan IPK 3,54, dalam usia 19 tahun 6 bulan.
Sambutan wakil wisudawan disampaikan oleh Yuni Iriyanti dari prodi Sosiologi FIS UNY. Menurutnya, momen wisuda ini merupakan pintu gerbang atas peran baru yang akan segera dihadapi dalam persaingan hidup yang sesungguhnya, yakni sebagai sarjana dan magister. “Mari kita bersama-sama menghayati dan merefleksikan diri atas tanggung jawab besar yang akan diemban dalam peran baru kita tersebut,” kata Yuni.
Gadis dengan indeks prestasi 3,86 tersebut mengemukakan bahwa ada satu hal penting yang tidak boleh terlepas dari hal tersebut, yakni integritas atau sikap setia pada yang benar. “Apapun profesi kita nanti, pastikan integritas ada di dalamnya, lalu perjuangkanlah dengan segigih-gigihnya, karena kebanggaan sejati akan lebih bermakna manakala kita melihat dari sisi perjuangannya bukan dari sisi hasilnya” tutupnya. (dedy)