Budaya sebagai basis sekolah atau bisa disebut sebagai budaya pendidikan merupakan kerangka tempat aktifitas sekolah berproses. Budaya sebagai basis sekolah merupakan wahana guna mendesain mengapa peran dan perilaku guru berbeda dengan peran dan perilaku peserta didik, bagaimana guru melaksanakan pembelajaran, bagaimana sikap dan perilaku peserta didik manakala mau berbicara di kelas dsb. Demikian ungkap Prof. Zamroni, Ph.D. dalam orasi edukasi Upacara Dies Natalis ke-63 FIP UNY, Rabu (14/8/2013).
Lebih lanjut beliau menambahkan pendidikan berbasis budaya adalah budaya yang bersumberkan Pancasila, artinya pendidikan Indonesia mesti berbasiskan nilai-nilai dan cara pandang yang dikembangkan dari dasar negara Pancasila. Pendidikan Nasional berbasis budaya memiliki tujuan jangka panjang mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Pendidikan berbasis budaya yang berdasarkan Pancasila, memiliki dua pilar utama: pendidikan yang memiliki nilai-nilai theo-centris dan nilai-nilai gotong-royong. Hanya dengan berpilar dua nilai inilah, baik tujuan antara maupun tujuan jangka panjang akan dapat direalisir.
Nilai kunggulan akan menjadi tujuan antara pendidikan, sedangkan nilai keadilan akan menjadi nafas dalam praktik pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan antara, maka pendidikan mesti bersifat populis. Pendidikan yang mengedepankan keadilan dan kesetaraan dalam kehidupan sekolah dan proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan suasana kepengasuhan. Keadilan dan kesetaraan merupakan kondisi mutlak yang diperlukan untuk mewujudkan prestasi ekselens untuk semuanya.
Upacara yang dihadiri oleh Rektor, WR I, II, III, IV, WD I, II, III FIP UNY, Senat FIP UNY, pensiunan dosen FIP UNY, dan seluruh dosen FIP UNY, serta Kasubag dan wakil dari perusahaan rekanan diadakan di ruang Abdullah Sigit. Dekan FIP UNY, Dr. Haryanto, M.Pd. yang membuka acara bertema Pendidikan Populis Berwawasan Budaya ini menyampaikan hal itu sengaja diusung karena dilandasi suatu keprihatinan atas dominasi kelompok tertentu yang dapat menikmati pendidikan berkualitas. Sementara kelompok besar masyarakat yang kekuatan ekonominya lemah terlalu sulit untuk menembus persaingan menempuh pendidikan yang berkualitas.
Adapun Dharma Wanita Persatuan FIP UNY turut pula menyemarakkan perhelatan ini dengan mengadakan bazaar di selasar FIP UNY dan pemeriksaan gigi gratis. (ant)