Idul Fitri sebagai hari raya tidak mungkin dilalui tanpa menjalankan puasa, karena merupakan perubahan dari saat sebelum datangnya bulan ramadhan. Puasa yang juga ada pada agama-agama lain merupakan sarana penjernihan dan pelurusan dari akal, rohani serta nafsu manusia dengan niat lillahi ta’ala. Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars KH Ahmad Hasyim Muzadi dalam syawalan keluarga besar Universitas Negeri Yogyakarta di Auditorium UNY Senin 12 Agustus 2013. Lebih lanjut KH Ahmad Hasyim Muzadi mengatakan bahwa sebuah hal yang sulit untuk memfaktualkan iman menjadi ketaqwaan. “Namun hal ini menjadi mudah ketika idul fitri karena difaktakan melalui zakat fitrah” katanya. Pengasuh pondok pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur tersebut mengingatkan bahwa harta yang kita peroleh bukan volumenya yang menjadi sasaran utama melainkan dari mana asalnya serta digunakan untuk apa, sedangkan jika tidak bisa mengkondisikan tahta maka itu bisa menjadi sumber malapetaka. Untuk itu, harapan kedepannya kita bisa menjadi lebih jujur pada diri sendiri, lingkungan dan masyarakat.
Syawalan bertema “Hikmah halal bihalal dalam membentuk insan bertaqwa, mandiri dan cendekia” tersebut dihadiri sekitar 2000 orang civitas akademika yang terdiri dari dosen, karyawan dan mahasiswa UNY. Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA dalam sambutannya mengucapkan terimakasih atas kehadirannya karena sebagai abdi masyarakat yang baik akan masuk kerja pada hari pertama seusai libur idul fitri. Rektor berharap agar momentum syawalan keluarga besar UNY ini dijadikan sarana untuk melebur pengalaman lama yang kurang baik dan menyongsong hari baru yang lebih baik. (dedy)