Camcau merupakan tanaman asli Asia Tenggara yang memiliki nama latin Cylea barbata dan termasuk dalam suku sirawan-sirawanan (manispermaceae). Dalam bahasa Jawa makanan ini disebut janggela. Salah satu makanan tradisional khas Indonesia ini memang sudah lama dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat. Ada dua jenis camcau, yaitu camcau hijau yang terbuat dari tanaman Cyclea barbata dan camcau hitam dari tanaman Mesona palustris atau cincau perdu Premna serratifolia. Camcau hijau adalah tanaman perdu yang tumbuh merambat, sedangkan camcau hitam biasanya berupa tanaman perdu. Jenis camcau hijau lebih digemari oleh masyarakat karena sifatnya yang lemas dan mudah hancur saat akan diambil sarinya. Selain itu, aroma camcau ini pun tidak langu. Camcau hijau juga memiliki kandungan karbohidrat, polifenol, saponin, flavonoida, lemak, vitamin A dan B, kalsium maupun fosfor. Melalui kandungan tersebut camcau hijau dapat dimanfaatkan untuk membantu menyembuhkan radang lambung, demam dan tekanan darah. Namun pemanfaatan daun camcau ini masih sangat terbatas. Kebanyakan masyarakat hanya memanfaatkannya sebagai bahan campuran es yang hanya mampu bertahan 1-2 hari saja. Oleh karena itu mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Ami Nurhayati, Iwuk Wijayanti dan Ervina Rahayu Setiawati dari prodi Pendidikan Bahasa Jerman serta Ana Risqiana Putri dari prodi Pendidikan Bahasa Jawa mengolah camcau menjadi permen jelly sebagai alternatif pemanfaatan daun camcau sebagai produk yang dapat bertahan lebih lama.
Menurut Ami Nurhayati camcau juga bisa membantu menyembuhkan penyakit degeneratif seperti jantung koronerkarena kandungan serat yang cukup tinggi di dalamnya. “Terdapat 6,23 gram per 100 gram kandungan serat kasar di dalamnya.” kata Ami “Apabila dikonsumsi dengan buah dan sayur, maka dapat mencukupi kebutuhan serat harian sebesar 30 gram.” Dengan kandungan serat yang cukup tinggi dan kandungan kalori yang hanya sebesar 122, maka camcau dapat dikonsumsi setiap malam untuk membantu melancarkan buang air besar. Manfaat kesehatan juga dapat diperoleh dari akarnya yang mengandung pati, lemak dan alkaloid cycleine yang mampu mengobati demam dan sakit perut. Iwuk Wijayanti menambahkan bahwa camcau juga baik dikonsumsi bagi orang yang sedang menjalani diet karena rendah kalori namun tinggi serat. “Serat yang terkandung di dalamnya juga bermanfat untuk membersihkan organ pencernaan dari zat karsinogen penyebab kanker” kata Iwuk. Daun camcau hijau mengandung senyawa dimetil kurin-1 dimetoidida. Zat ini bermanfaat untuk mengendurkan otot. Senyawa lain seperti isokandrodendrin dipercaya mampu mencegah sel tumor ganas. Camcau juga mengandung alkaloid bisbenzilsokuinolin dan S,S-tetandrin yang berkhasiat mencegah kanker pada ginjal, antiradang dan menurunkan tekanan darah tinggi.
Untuk membuat permen jelly camcau, bahan yang dibutuhkan adalah daun camcau, bubuk agar – agar, gula pasir, garam dapur halus, vanilli, air mineral, minyak sayur dan buah-buahan. Cara membuatnya pilih daun camcau yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Daun camcau sebanyak 1 kg yang sudah terpilih dicuci dan digiling dengan menggunakan blender, kemudian disaring dengan menggunakan saringan berdiameter 30 cm untuk memisahkan daun dan sari daunnya. Sari daun camcau yang diambil sebanyak 18 liter. Sementara itu buah yang terpilih sebanyak 5 kg dicuci dan digiling dengan blender, kemudian disaring untuk memisahkan sari dengan ampas buah. Sari buah terdiri dari 3 jenis buah dan masing – masing diambil sebanyak 6 liter sari buah. Lalu 18 liter air camcau yang sudah disaring dimasak jadi satu dengan serbuk agar – agar 140 gr. Tambahkan gula pasir sebanyak 4,5 kg sambil terus diaduk hingga mendidih kemudian tambahkan garam sebanyak 30 gr. Kemudian adonan yang sudah mendidih dibagi ke dalam 3 panci. Masing – masing panci ditambahkan sari buah dari 3 macam buah dan masing – masing sari buah sebanyak 6 liter. Masing – masing adonan diberikan tambahan vanilli lalu dimasukkan ke dalam loyang dan adonan permen jelly yang mengandung rasa buah dibagi ke dalam 2 loyang dengan ketinggian masing – masing 3 cm. Jangan lupa untuk melapisi loyang dengan minyak sayur agar tidak lengket. Diamkan adonan hingga hilang uap panasnya dan mengeras, kemudian jemur adonan di bawah terik matahari hingga hilang kandungan airnya. Adonan yang sudah kering dipotong dengan ukuran 1x2x1 cm. (dedy)