Sarapan sudah menjadi kebutuhan pokok setiap orang. Namun sarapan sering diabaikan sebagian orang, termasuk mahasiswa yang lebih sering disibukkan dengan berbagai kegiatan. Dengan alasan malas, mereka kehilangan selera makan atau tidak punya cukup waktu sehingga diperlukan suatu makanan cepat saji yang mengenyangkan dan mudah dibuat.Ubi jalar, yang memiliki nama ilmiah ipomoea batatas poir, sudah dikenal secara umum di masyarakat sebagai salah satu umbi-umbian yang dapat dimanfaatkan sebagai tambahan makanan sehari-hari. Ubi jalar dapat tumbuh di seluruh wilayah Indonesia, bahkan menjadi tanaman pokok pengganti beras di Irian Jaya dan beberapa daerah di Indonesia. Kandungan gizi yang dimilikinya sangat melimpah, antara lain karohidrat, protein, vitamin, dan berbagai mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.Berdasar hal tersebut, mahasiswa FMIPA UNY yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasisswa Kewirausahaan (PKMK) yaitu Nopi Yudi Pramono, Suhufa Alfarisa, Tri Nugroho, dan Dwi Ana Rizki membuat SERUBI, minuman seduh berenergi tinggi untuk meningkatkan nilai ekonomi ubi jalar.Dengan berbagai keunggulan dan kandungan gizi yang dimilikinya, kata Nopi, pemanfaatan ubi jalar dapat dimaksimalkan dengan mengolahnya menjadi jenis makanan baru. Dengan menjadikannya sebagai sereal untuk sarapan pagi, bahan pangan ini dapat meningkatkan nilai ekonomi dan dapat menyediakan bahan sarapan pagi yang menyehatkan dan mudah dibuat.“Jenis produk yang dihasilkan dari kewirausahaan ini adalah minuman sachet yang terbuat dari bahan ubi jalar yang mudah disajikan, sehat, dan mengenyangkan dengan harga terjangkau. Kandungan karbohidrat dalam 100 gram ubi jalar merah dapat mencapai 27,9 g,” lanjutnya.Selain kandungan karbohidrat, ubi jalar—terutama ubi jalar merah—mengandung banyak sekali mineral yang dibutuhkan oleh tubuh antara lain: protein, lemak, mineral, kalsium, vitamin A, vitamin C, dan beberapa zat lainnya. Dengan kandungan gizi ubi jalar tersebut, akan dihasilkan produk minuman sereal yang dapat digunakan sebagai pengganti sarapan.Suhufa Alfarisa berharap dengan meningkatkan minat masyarakat pada ubi jalar, bahan pangan ini dapat menjadi trend baru di masyarakat. Dewasa ini, masyarakat lebih tertarik pada makanan-makanan yang lebih mudah dan cepat disajikan, sehingga dengan adanya inovasi pada bahan ubi jalar ini dapat diminati masyarakat.Produk SERUBI dipasarkan melalui warung-warung dan toko-toko agar masyarakat dapat dengan mudah memperoleh SERUBI. Selain itu, mereka juga mengadakan kerjasama dengan koperasi mahasiswa di UNY yang dapat dijadikan tempat mahasiswa berlatih berwirausaha. Produk ini sengaja dijual di koperasi mahasiswa agar mahasiswa dan masyarakat dapat memperoleh SERUBI dengan mudah.“Bahan baku pembuatan sereal ubi jalar ini adalah tepung ubi jalar. Tepung ini kemudian disangrai agar matang yang kemudian dicampur dengan susu dan gula sehingga siap dihidangkan. Perbandingan untuk tepung ubi jalar, gula, dan susu adalah 2:2:1. Dengan perbandingan ini diperoleh rasa sereal yang pas tanpa kehilangan rasa khas ubi jalar. Setelah dicampur kemudian dikemas dengan berat 30 gram tiap bungkus. Berat ini sudah disesuaikan dengan penyajian untuk 150 ml air hangat,” jelasnya.Dari bahan-bahan yang diperlukan, lanjut Suhufa Alfarisa, diperoleh biaya produksi untuk satu bungkus SERUBI sebesar Rp. 780,00 sehingga penjualannya bisa dengan harga Rp. 1.000,00 tiap bungkus. Biaya produksi tersebut terdiri dari pembelian tepung ubi, gula, susu, serta biaya untuk pembuatan kemasan. (witono)
↧