Dalam industri baju koko, memang sudah banyak di Yogyakarta. Akan tetapi, desain yang ditawarkan masih terkesan monoton dan sering terjadi produksi massal sehingga banyak sekali satu jenis koko yang dipakai banyak orang dalam satu tempat.
Melihat peluang usaha ini, mahasiswa UNY yang terdiri Agung Purnomo dari Prodi Fisika, Anis Ulfah Mustaqim dari Prodi Matematika, Dwi Sugianti dari Prodi Pendidikan Biologi, dan Mita Rahayu dari Prodi Teknik Busana membuat Kometri atau Koko Motif Perca Geometri.
Menurut Agung. dengan alasan peluang usaha yang cukup besar ini, mereka mengembangkan suatu desain baru baju koko dari kain perca (sisa jahitan) untuk menjadi motif baru pada baju koko. Hal ini akan mendukung perkembangan pemakaian baju koko di masyarakat karena tak jarang orang sungkan memakai baju koko karena banyak baju yang “kembar”.
Selain murah, katanya, baju koko ini juga diwarnai dengan nilai-nilai matematis, yaitu bentuk-bentuk kain perca akan disesuaikan dengan bentuk geometris yang cenderung sederhana, mudah dibuat seperti lingkaran, kotak, segitiga, oval, dan contoh lainnya.
“Dalam upaya mengembangkan produk wirausaha Koko Motif Perca Geometri pada variasi perkembangan mode koko, motif perca geometri mempunyai peluang yang tinggi. Di antaranya limbah pabrik konveksi tersebut dapat didaur ulang secara maksimal dalam industri kreatif, sebagai alternatif pembuatan koko muslim,” lanjutnya.
Proses pemasaran dilakukan dengan empat pilar yaitu facebook dengan membuat fanspage dan mengupload foto, kemudian dengan web yaitu membuat web dari produk yang beralamat http://koko-motif-perca-geometri.weebly.com/. Sementara untuk promosi langsungnya mencakup door to door dan pembuatan leaflet. (witono)