Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

LIMBAH SISIK IKAN SEBAGAI DIVERSIFIKASI ADSORBEN ION LOGAM KROMIUM

$
0
0

Banyaknya konsumsi ikan di masyarakat menghasilkan limbah sisik ikan yang cukup melimpah. Keberadaan limbah sisik ikan ini masih belum dimanfaatkan secara optimal sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan, padahal sisik ikan mengandung zat kitin dan kitosan yang dapat dijadikan sebagai adsorben ion logam-logam berat seperti Cu, Cr, Cd, dan Hg.

Di sisi lain, di era modern ini perkembangan industri sangat pesat, terutama industri pelapisan logam (electroplating). Industri electroplating ini banyak menghasilkan limbah berupa ion logam berat salah satunya ion logam Cr. Ion logam Cr dapat mencemari lingkungan dan jika terakumulasi di dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.

Berdasarkan fakta tersebut, mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY memanfaatkan limbah sisik ikan untuk adsorben ion logam Cr. Tim terdiri dari Nuke Ajeng Prabawati, Setiawati, Dini Permatasari, dan Chanel Trihandoko.

Kitin dan kitosan, jelas Nuke, merupakan adsorben yang dapat menyerap logam berat. Kitin dan kitosan dapat ditemukan pada limbah pengolahan hasil laut seperti cangkang udang, kepiting, dan sisik ikan.

“Rencananya kami akan menggunakan sisik ikan bandeng, tapi karena kesulitan dalam mencari sisik ikan bandeng karena sisiknya yang lembut dan kecil-kecil, kami menggantinya dengan sisik ikan kakap karena sisik ikan kakap lebih besar dan lebih mudah dicari daripada sisik ikan bandeng,” lanjutnya..

 Hasil penelitian mereka memperlihatkan bahwa adsorben dari sisik ikan memiliki daya serap optimum terhadap ion logam Cr(VI) pada pH 3 dengan daya adsorbsi sebesar 55% dan pada konsentrasi adsorbat 25 ppm dengan daya adsorbsi sebesar 34,87%. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dipakai untuk menyerap ion logam Cr(VI) guna mengolah limbah cair industri.

“Mekanisme adsorbsi oleh arang aktif adalah penjeraban molekul ion logam dalam pori-pori arang aktif sehingga dapat terpisah dari cairannya. Jika pori-pori adsorben ini belum terbuka secara sempurna, daya adsorbsinya juga akan berkurang. Pada penerapan di lapangan, hal ini dapat diatasi dengan melakukan adsorbsi berulang hingga kadar Cr(VI) dalam limbah cair tidak melebihi ambang batas yang diijinkan,” tambahnya. (witono)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles