Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

RUANGAN SEMPIT, PAKAILAH MINIMARISU

$
0
0

Konsep minimalis muncul ketika aspek fungsional menjadi tuntutan kebutuhan, segala sesuatu yang praktis, mudah menghemat ruang, dan juga simpel lebih disukai masyarakat. Ditambah persoalan lahan sempit yang semakin banyak ditemui pada pemukiman padat penduduk. Pemanfaatan ruang terbatas tidak hanya mutlak dialami keluarga sederhana di kota besar. Masyarakat modern dapat melakukan pemanfaatan ruang sebagai langkah menghemat pengeluaran biaya untuk menyewa lahan.

Tempat dengan lahan minimalis banyak hadir di tengah-tengah masyarakat seperti seperti toko, kamar kos, rumah penduduk pinggiran kota besar. Penggunaan ruang minimalis memungkinkan hadirnya suatu produk baru untuk memanfaatan ruang secara efisien. Berdasarkan permasalahan akan keterbatasan lahan tempat tinggal dan tersedianya ruang minimalis yang dapat dimanfaatkan secara maksimal memunculkan ide akan perlunya suatu benda praktis pelengkap ruangan yang ditujukan untuk mendukung aktivitas di dalamnya dengan cara menggabungkan beberapa benda menjadi satu produk dengan mempertimbangkan keindahan dan kenyamanan lingkungan tanpa menghilangkan fungsi awal benda.

Sekelompok mahasiswa Fakultas Teknik UNY yaitu Rusmeianto, Wawan, dan Hamid Abdillah dari Jurusan Pendidikan Teknik Mesin serta Aida Fahmawati dari Jurusan Pendidikan Teknik Boga yang merancang sebuah tempat tidur kaya fungsi yang merupakan gabungan antara tempat tidur, meja kerja, rak almari, dan laci yang diberi nama “Minimarisu” yang berasal dari Bahasa Jepang yang artinya minimalis. Menurut Hamid Abdillah minimarisu dirancang untuk meminimalisir penggunaan ruangan.

Hal ini dilakukan karena tempat tidur tidak akan digunakan saat bekerja, begitu pula meja kerja tidak akan digunakan saat pengguna akan tidur sehingga minimarisu merupakan alat yang cocok digunakan di kalangan keluarga kecil, anak kos, ruko, dan sebagainya. “Kami merancang minimarisu karena melihat padatnya pemukiman terutama di perkotaan,” kata Hamid, “pemasalahan yang terjadi adalah sulitnya mencari perlengkapan rumah yang ringkas untuk menunjang aktivitas dengan space ruangan tidak terlalu besar, karena rumah dipakai untuk beragam kegiatan dimana kebanyakan desain pelengkap rumah tangga saat ini cenderung menghabiskan tempat.”

Aida Fahmawati menambahkan bahwa minimarisu merupakan produk yang menggabungkan tiga fungsi utama yaitu meja belajar, rak barang, dan tempat tidur ke dalam satu desain yang modern. Dimensi untuk tempat tidur juga telah disesuaikan dengan rata-rata penggunaan masyarakat Indonesia yaitu 1 meter x 2 meter. Faktor keamanan dan tampilan yang modern menjadi pertimbangan dalam perancangan minimarisu. Dengan konstruksi seperti demikian tempat tidur mampu menahan beban sampai 150 kg untuk memastikan keamanan produk saat digunakan konsumen.

“Ketika tempat tidur tidak sedang digunakan maka minimarisu berfungsi sebagai sandaran rak barang dan meja belajar,” kata Aida Fahmawati. “Sedangkan ketika tempat tidur digunakan rak dan meja belajar berfungsi sebagai penyangga dengan desain yang telah dilengkapi dengan engsel dan rel sebagai mekanis untuk berubah bentuk.”

Rusmeianto mengatakan bahwa minimarisu menggunakan rangka baja aluminium dan bingkai kayu, sedangkan untuk meja, kursi, dan rak terbuat dari kayu. “Minimarisu sangat mudah dioperasikan dan aman bagi pengguna,” kata Rusmeianto. “Untuk menampilkan bentuk tempat tempat tidur dengan cara menarik bagian sisi atas ke arah bawah dengan sudut 90 derajat. Sesudah tempat tidur selesai digunakan tarik kembali handle ke bagian atas satu perempat lingkaran sampai pada posisi tegak lurus. Posisi penggunaan meja dilengkapi dengan satu kursi duduk lengkap dengan sandaran bahu. Pembuatan desain kursi dapat dilipat pada saat tidak terpakai.”

Karya ini diikutsertakan dalam Mechanical Fair Universitas Indonesia Jakarta dengan tanggapan positif dari pengunjung. Menurut Dr. Mujiyono W.Eng, dosen di Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, produk ini adalah inovasi yang bagus dan mempunyai daya saing yang tinggi, karena di pasaran belum  ada. Selain itu, produk ini dapat dipakai oleh semua golongan masyarkat baik dari golongan bawah, tengah, maupun menengah sehingga sangat cocok untuk rumah tangga dan anak kost.

Sementara Mujiono, seorang pengrajin kayu dari desa Trucuk Klaten mengatakan bahwa  desain produk ini sangat minimalis dan kreatif. “Selama ini kami baru mengetahui desain tempat tidur yang minimalis dan kreatif  ini dari mahasiswa. Karya ini dapat menjadi trend baru produk perabotan rumah tangga,” tutup Mujiono. (dedy)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles