Citra anak punk di mata masyarakat Indonesia memang kurang baik, hal ini terlihat dari anggapan masyarakat bahwa mereka merupakan sampah masyarakat. Akan tetapi, salah satu komunitas punk di daerah Magelang telah menunjukkan bahwa anggapan masyarakat tentang punk adalah salah. Hal ini dibuktikan dengan adanya usaha di bidang “clothing” yang mereka lakukan bersama-sama. Disadari atau tidak, rata-rata anak punk memang memiliki bakat atau potensi di bidang kesenian. Melihat fakta di atas, teramat sangat disayangkan apabila bakat dan potensi tersebut harus terpendam dan terabaikan.
Disisi lain, selama ini pemerintah memang belum sepenuhnya memberikan perhatian yang nyata terhadap komunitas yang ada di masyarakat, terlebih untuk komunitas Punk. Di sinilah peran masyarakat terutama mahasiswa sebagai kaum terdidik untuk memberikan perhatian serta bertindak nyata terhadap fenomena yang sedang terjadi di masyarakat.
Melihat adanya peluang untuk memberikan life skill yang berarti bagi komunitas punk tersebut, diadakanlah pelatihan desain grafis dan sablon kepada anggota komunitas punk tersebut dalam rangka pelaksanaan PKM-M yang lolos didanai Dikti sebesar Rp 7.100.000,00. Pelatihan ini diprakarsai oleh Nunung Khusnul Khotimah, Soraya Yuli Hapsari, Lulik Ahmad Azhar, dan Yulia Kurniawati dengan jumlah peserta sebanyak 10 orang dan bertempat di Blunyahrejo, Jetisharjo, Yogyakarta.
Tujuan utama dari pelaksanaan pelatihan ini adalah untuk menyalurkan bakat dan potensi yang ada pada diri anak-anak punk tersebut. Selain itu, kegiatan ini bertujuan pula agar mereka memiliki bekal untuk hidup mandiri sehingga mereka tidak kembali ke jalanan dan berbuat kriminalitas yang dapat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain serta memberikan citra yang positif di mata masyarakat.
Pelatihan desain grafis dan sablon ini dilakukan sebanyak 6 tahapan, dengan rincian sebagai berikut: (1) perkenalan alat desain grafis dan sablon, (2) pelatihan design grafis dan pembuatan desain untuk sablon baju, (3) pembuatan film sablon, (4) kegiatan sablon baju, (5) kegiatan finishing sablon, (6) evaluasi. (Humas FE)