Yogyakarta merupakan kota wisata utama kedua di Indonesia setelah Bali. Keanekaragaman obyek wisata di Yogyakarta baik seni budaya ataupun cagar alam banyak mengundang turis manca negara untuk berwisata di Yogyakarta. Salah satu desa wisata di Yogyakarta yaitu Dusun Gadung, Desa Bangunkerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Di wilayah ini dikembangkan beberapa objek wisata untuk meningkatkan potensi masyarakat setempat yaitu agrowisata salak pondoh.
Hal tersebut menarik minat mahasiswa FMIPA UNY yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) untuk membuat Kerajinan Biji Salak sebagai Asesoris Produk Kerajinan Lokal di Yogyakarta. Tim terdiri dari Puspa Hening, Estya Pawiati M, dan Desiana Nur Fajari.
Ketua tim, Puspa Hening mengatakan komoditi salak pondoh di daerah Turi biasanya dijual dalam bentuk buah segar ataupun olahannya seperti keripik salak, bakpia, dan lain-lain. Namun limbah biji salak saat ini belum banyak dimanfaatkan, biji salak masih dianggap barang yang tidak memiliki nilai jual. Untuk itu kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan biji salak sebagai bahan kerajinan yang memilki nilai jual dan seni.
Jenis produk yang dihasilkan dari kegiatan kewirausahaan ini adalah kerajinan biji salak sebagai asesoris produk kerajinan lokal. Pada produk tersebut juga ditambahkan motif tokoh-tokoh wayang yang ada di Indonesia yang sangat beragam, di antaranya Nakula, Sadewa, Srikandi, Werkudara, dan lain-lain yang dibuat sebagai motif kerajinan yang inovatif, kreatif, dan menarik.
“Kami memasarkan dan mempromosikan produk kami dengan memanfaatkan jaringan internet. Kami memiliki ‘toko’ di dunia maya yaitu website dengan nama www.bijisalak.com.” tambahnya.
“Sebuah website akan dilihat oleh calon pembeli potensial dari seluruh nusantara, bahkan di seluruh dunia pun dapat berkunjung ke ‘toko’ kami. Hal ini terbukti dari costumer yang telah berbelanja di ‘toko’ kami. Di antaranya dari Jambi, Pontianak, Tarakan, Lombok, Manado, dan kota lain yang sejauh ini telah memberikan omset ke perusahaan kami sebanyak Rp.760.000,00,” tambah Puspa. (witono)