Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

AKSI KOREOGRAFER MUDA UNY

$
0
0

Dalam balutan busana yang didominasi warna putih dengan sayap lebar berwarna senada serta jarik melilit pinggul dan mahkota burung  menghiasi kepala seorang gadis cilik, ia nampak seperti seekor burung yang sedang bergembira. Ia melompat dan meliuk dengan indahnya. Sepuluh menit kemudian, gemuruh tepuk tangan penonton di Laboraorium Karawitan FBS UNY menutup pertunjukan tari gadis cilik tersebut, Sabtu (8/6/2013).

Tepuk tangan meriah tersebut tak hanya ditujukan untuk sang penari, namun berlaku juga untuk si empunya gerakan atau koreografer yang tak lain adalah Irene Firmanila P, salah seorang mahasiswa Pendidikan Seni Tari 2010, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta (PS Tari FBS UNY).

Irene merupakan 1 dari 98 mahasiswa seni tari yang melaksanakan ujian akhir dari mata kuliah Koreografi  Tari II yang diampu oleh Ni Nyoman Seriati, M.Hum., Endang Setiyati, M.Hum., dan Marwanto, M.Hum.

Di dalam tarian garapannya, Irene memang ingin menggambarkan kegembiraan lewat gerakan yang diambil dari seekor burung  gelatik. “Dalam mata kuliah ini, ujian akhirnya berupa penciptaan tari yang ditujukan untuk anak sampai remaja. Jadi, tema yang kami ambil tidak jauh dari keseharian mereka,” jelas seorang mahasiswi seni tari di sela kesibukannya merias penari.

Maka tak heran, pertunjukkan tari mulai Kamis hingga Minggu (6–9/6/2013) bercerita seputar tingkah laku binatang-binatang lucu nan menggemaskan. Pertunjukan tari ini terbagi atas tiga kategori, yaitu untuk siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Selain Irene, banyak pula mahasiswa yang terinspirasi oleh laku binatang dalam mencipta tari. Sebut saja Dieng Novita yang menghadirkan tingkah kepik yang kecil, mungil, anggun dan cantik dalam pementasannya.

Di Tempat yang berbeda, Ruang Seminar PLA, ujian Koreografi II bagi mahasiswa semester VI juga dilaksanakan. Beberapa mahasiswa kelas H dan I angkatan 2010 juga menampilkan tari bertema binatang seperti tari kelinci dan kupu manis.

Akan tetapi untuk kategori SMP dan SMA, mahasiswa mengambil tema lain layaknya pekerjaan, kepahlawanan, ataupun kedewasaan. Hal ini pun dilakukan oleh Ashrafah Karina Dewi yang menjadi koreografer untuk tariannnya, tari Anjamplang. “Tari ini terinspirasi kisah seorang gadis yang sedang membuat batik bermotif Jlamprang,” jelas sang koreografer.

Dalam pertunjukkannya, sang penari pun dengan anggun bergerak dan nampak memeragakan seseorang yang sedang membatik. Penari pun juga tampak ayu dengan busana warna merah dan jarik lebar. Ia nampak lemah lembut menjerengkan kain batiknya. “Tariannya bagus!” puji Uyung menangapi tari Anjamplang.

Tak berhenti di situ, masih ada beberapa tarian lain yang dipentaskan. Contohnya pada Minggu (9/6/2013), tari Nilondo garapan Anggita Laras P dengan apik dibawakan oleh siswa SMA, Dwi Febri. Dengan kostum yang berwarna nila, Dwi Febri menari dengan lincahnya. “Inspirasi membuat tari bisa datang dari mana saja,” jelas Anggita, “seperti inspirasi menulis, yang membedakan hanya ekspresinya saja,” tutupnya. (Fitri Ananda)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles