Alunan musik mengiringi gerak-gerik beberapa siswa sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) yang berlenggak-lenggok gemulai. Beberapa dari mereka mengenakan busana menarik menyerupai binatang-binatang lucu, seperti kelinci, kupu-kupu, dan kepik.
Keelokan tata rias semakin membuat sedap pemandangan para penikmat seni yang setia menyaksikan pertunjukan tari kreasi para mahasiswa Pendidikan Seni Tari 2010, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta yang bertajuk “Kilau Ceria Anak Bangsa Melalui Gerak dan Irama Menuju Budaya Indonesia” dan “Tariku Melodi Nusantara”.
Gerak para penari yang indah tersebut tak lain merupakan hasil sentuhan mahasiswa kelas C, D, G, H, dan I yang bertindak sebagai koreografer. Ke-98 mahasiswa seni tari memang didaulat untuk melaksanakan ujian akhir mata kuliah Koreografi Tari II dengan mencipta kreasi tari yang wajib dipentaskan untuk anak-anak sampai remaja.
Pertunjukan tari ini terbagi atas tiga kategori, yaitu untuk siswa SD, SMP, dan SMA yang pembagiannya dilakukan dengan menerapkan sistem undian. Tak heran, mata kuliah koreografi bertujuan untuk membina mahasiswa agar dapat mencipta atau menata gerak yang diramu dengan berbagai macam unsur seperti iringan/musik, tata rias, tata busana, sehingga membuat tarian tersebut menjadi indah dan menarik untuk dinikmati.
“Dari memilih kostum, penari, gerakan, tata rias, dan musik, mahasiswalah yang menentukan,” kata Anggita Laras P, mahasiswa seni tari. Ia menjelaskan bahwa sebelumnya mahasiswa telah mendapatkan mata kuliah Koreografi I yang mengupas habis teori mengenai koreagrafi.
“Setelah tuntas, di semester VI kami mendapat Koreografi II yang ujian akhirnya wajib menciptakan tarian bagi anak-anak dan remaja. Baru kemudian, pada semester VII mahasiswa akan mendapatan Koreografi III dengan tugas akhir mencipta sebuah karya tari berkelompok dan memiliki alur cerita,” jelas mantan Duta FBS 2010 itu.
Pertunjukkan tari yang dihelat sejak Kamis–Minggu (6—9/6/2013) tersebut dilaksanakan bersamaan di dua tempat mulai pukul 14.00. “Karena kendala waktu, pertunjukan pun dilaksanakan di Laboratorium Karawitan dan Ruang Seminar PLA,” tambahnya.
“Hal tersebut mengingat ada banyak tarian yang dipentaskan sekitar 10 menit setiap harinya,” lanjut Gita, “jadi, ada sekitar 98 tarian yang dipentaskan karena setiap mahasiswa dalam satu angkatan menjadi koreografer.”
Disinggung mengenai persiapan mata kuliah yang diampu oleh Ni Nyoman Seriati, M.Hum., Endang Setiyati, M.Hum., dan Marwanto, M.Pd. tersebut, Gita pun menjelaskan bahwa mahasiswa dari awal semester sudah dibina untuk melakukan eksplorasi yang bertujuan untuk menggali tema yang diinginkan dan merealisasikannya.
“Namun, kalau untuk membuat gerakan, mencari lagu, kostum, dan lain-lain, mahasiswa menghabiskan waktu selama 3 bulan,” paparnya. “Di sini kami berusaha profesional dalam menciptakan karya seni yang indah dan kreatif.” (Fitri Ananda)