Internasionalisasi program studi di UNY adalah salah satu upaya untuk mendukung UNY menuju Universitas Kependidikan Kelas Dunia (UKKD) pada tahun 2025. KUIK bersama dengan Tim Penjaminan Mutu UNY mulai tahun 2016 ini merancang program untuk mendorong program studi di UNY sehingga nantinya memiliki sertifikasi berstandar internasional dari ASEAN University Network-Quality Assurance(AUN-QA). Pada bulan September 2016, telah terseleksi 5 prodi dari 10 prodi di UNY yang menyatakan kesediaannya untuk mengikuti program hibah sertifikasi AUN-QA. Kelima prodi yang terseleksi ini terdiri dari Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Pendidikan Teknik Elektronika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Matematika dan Pendidikan Sejarah. Sebagai tindak lanjut, kelima prodi UNY ini mendapatkan pelatihan mengenai sertifikasi AUN-QA yang diadakan pada tanggal 5-6 Oktober 2016.
“Kita tidak bisa menutup mata akan adanya MEA,” ujar Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. dalam pembukaan In-House Training Sertifikasi AUN-QA (5/10). Rektor mengungkapkan bahwa UNY harus mengembangkan diri tidak hanya di tingkat nasional namun juga di tingkat internasional. Lanjutnya, di ASEAN, Malaysia sudah memiliki 100 lebih produk yang sudah diakui, Thailand memiliki 60 lebih produk dan untuk Indonesia baru memiliki 19 barang yang registered. “Inilah tantangan yang harus dihadapi Indonesia. Untuk menjawabnya dibutuhkan kualitas SDM yang memenuhi ASEAN Standard, karena itu kita dorong agar berbagai sertifikasi dan keahlian dimiliki,” terang Rektor UNY.
Sertifikasi AUN-QA sebagai salah satu bentuk dari standar yang berlaku di ASEAN tentunya memiliki beberapa hal yang harus diketahui oleh 5 prodi UNY yang telah terpilih. Dalam kegiatan yang berlangsung dua hari ini, terdapat 3 orang narasumber yang berasal dari Kantor Jaminan Mutu UGM yaitu Dr. Leni Sophia Heliani, S.T., M.Sc., Dr. Ir. JP. Gentur Sutapa, M.Sc.Forest, dan Tety Hartatik, S.Pt., Ph.D. Secara umum, Dr. Leni Sophia Heliani, S.T., M.Sc. menjelaskan tentang sistem dari AUN, AUN Guideline Assesment versi 3 dan mengenai bagaimana cara menyusun Self-Assesment Report(SAR). Sementara itu, dalam sesi kedua, Dr. Ir. JP. Gentur Sutapa, M.Sc.Forest menekankan mengenai pentingnya evaluasi diri dan standarisasi dalam berbagai layanan yang diselenggarakan oleh prodi. “Dalam menerima aksesor, hal-hal kecil seperti peletakan tanaman hidup di dalam ruangan dan fasilitas untuk mahasiswa berkebutuhan khusus akan memberikan nilai tambah bagi prodi yang bersangkutan,”papar Gentur.
Penyusunan Self-Assesment Report(SAR) adalah bagian penting dalam sertifikasi AUN-QA. Untuk alasan inilah, para peserta secara khusus mendapat kesempatan untuk membuat draf SAR pada hari kedua pelatihan. Dalam sesi ini, para peserta didampingi oleh Dr. Leni Sophia Heliani dan Tety Hartatik, Ph.D. Kepada para peserta, kedua pemateri mendorong agar dalam penyusunan informasi untuk keperluan sertifikasi AUN-QA mengikuti format yang telah disarankan oleh AUN. “Format yang sesuai akan memudahkan aksesor untuk melakukan validasi data pada saat visitasi dilaksanakan,” jelas Tety Hartatik, Ph.D. (Laksa)