Pada Selasa, 16 Juni 2015, Pusat Pendidikan Karakter dan Pengembangan Kultur (P2KPK), Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP), Universitas Negeri Yogyakarta mengadakan “Pelatihan Pembinaan Karakter Mahasiswa melalui Unit Kegiatan Kemahasiswaan di Universitas Negeri Yogyakarta” bertempat di gedung LPPMP UNY lantai 2. Peserta pelatihan adalah para pengurus dan anggota UKM di lingkungan UNY yang berjumlah 30 mahasiswa.
Pelatihan ini dibuka oleh Ketua LPPMP, Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed. Sebelum membuka pelatihan Prof. Wawan memberikan arahan kepada peserta pelatihan tentang pentingnya pendidikan karakter bagi mahasiswa, terutama melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti UKM.
Pada waktu-waktu berikutnya pelatihan ini akan terus dilakukan P2KPK dengan mengundang Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) baik di tingkat universitas maupun fakultas, dengan harapan para mahasiswa UNY benar-benar memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan UNY yang Leading in Character Education. Pendidikan karakter di UNY, tambah Prof. Wawan, membutuhkan keterlibatan semua pihak, mulai dari pimpinan, dosen, karyawan, masyarakat, dan termasuk mahasiswa. Karena itu, UKM punya peran yang penting untuk bersama-sama mewujudkan “mimpi” UNY, yakni terwujudnya insan yang bertakwa, mandiri, dan cendekia.
Ada dua narasumber yang menyampaikan presentasi makalah dalam rangka pembinaan karakter mahasiswa UNY ini, yaitu Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes. (Wakil Rektor 3 UNY) dan Dr. Marzuki, M.Ag. (Kepala Pusat Pendidikan Karakter dan Pengembangan Kultur UNY). Prof. Sumaryanto banyak menginspirasi para pengurus UKM agar menjadi mahasiswa yang berkarakter mulia. Para aktivis, seperti aktivis UKM, harus orang yang pinter, yakni mahasiswa yang unggul di bidang akademik sekaligus berprestasi di bidang-bidang nonakademik.
Beliau menunjukkan contoh-contoh mahasiwa berprestasi di UNY yang telah mengharumkan nama UNY di kancah regional, nasional, dan internasional. Ditambahkan, aktivis juga harus memperhatikan masa studinya. Jangan karena aktivis, kemudian masa studinya di maksimalkan, bahkan akhirnya mengabaikan studinya sehingga dropout (DO).
Sebaliknya, aktivis harus berprestasi baik akademik maupun nonakademik, sehingga menjadi contoh bagi para mahasiswa lain yang bukan aktivis. Sementara itu, Dr. Marzuki, M.Ag. lebih memfokuskan paparannya tentang konsep pendidikan karakter yang harus dipahami para mahasiswa agar mencapai target yang diharapkan, yakni sukses akademik dan nonakademik sekaligus berkarakter mulia.
Marzuki menambahkan nilai-nilai pokok yang perlu mendapat perhatian para mahasiswa UNY, seperti nilai religius, kejujuran, kedisiplinan, kemandirian, kecendekiaan, kepedulian, dan kerja sama. Nilai-nilai ini hendaknya terwujud dalam sikap dan perilaku mahasiswa UNY, terutama di lingkungan kampus.
Meskipun waktu pelatihan sudah siang, para peserta cukup antusias mengikuti pelatihan, terutama ketika Prof. Sumaryanto menguraikan filosofi dari simbul-simbul yang dimuat dalam power point-nya. Sebagai hasil dari pelatihan para mahasiswa (UKM) diminta membuat program-program UKM masing-masing yang terkait dengan pendidikan karakter, bisa dalam bentuk program kerja UKM atau program-program lain yang bisa dilaksanakan di waktu-waktu yang akan datang.