Dari 2.092 orang yang mendaftar SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal) Angkatan V Universitas Negeri Yogyakarta, sebanyak 1.187 orang berhasil lolos seleksi administrasi dan mengikuti tes online. Tes online ini diadakan dalam rangka untuk rekrutmen peserta SM3T yang akan ditempatkan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal.
Demikian dikatakan Adi Dewanto, M.Kom. selaku koordinator tes SM3T di UNY. Program SM3T sendiri adalah Program Pengabdian Sarjana Pendidikan dari PTN maupun PTS seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). SM3T merupakan salah satu kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T melalui Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.
Dalam tes online yang dilaksanakan di Layanan Internet Mahasiswa UNY (Limuny), Sabtu hingga Senin tanggal 20—22 Juni 2016, para peserta akan menjalani seleksi dalam 6 sesi di mana tiap sesi diikuti oleh sekitar 200 peserta. Dalam tes online ini UNY menyelenggarakan tes bagi 24 program studi di antaranya Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Bimbingan dan Konseling, Pendidikan Matematika serta Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi.
Para peserta akan menjalani tes kemampuan dasar, tes potensi akademik dan tes lain sesuai dengan program studi masing-masing. Restu Mohammad dari Prodi Pendidikan Sejarah UNS Surakarta mengatakan bahwa dia ikut SM3T dengan harapan dapat mengajar di daerah terdepan terluar dan tertinggal agar siswa di sana tidak terlalu tertinggal pendidikannya dibandingkan teman mereka di Jawa.
Demikian pula Feni Indri Lestari dari Prodi Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang ingin mencari pengalaman dengan mengajar di luar Jawa sekaligus berharap dapat memperoleh sertifikat PPG.
Pada SM3T angkatan IV, UNY menempatkan pesertanya di Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur sebanyak 38 orang, Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur 37 orang, Kabupaten Gayolues Aceh 56 orang, Kabupaten Malinau Kalimantan Utara 51 orang, Kabupaten Raja Ampat Papua Barat 29 orang, dan Kabupaten Pegunungan Bintang Papua 22 orang. (dedy)