Rabu, 22 Oktober 2014 Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) UNY menyelenggarakan Kajian Rabu Spesial. Kegiatan ini merupakan kajian agama yang dipersembahkan oleh Bidang Kerohanian KMP UNY dan bertema “Refleksi Akhir Tahun Menyambut Tahun Baru 1436 Hijriah”. Hadir sebagai penceramah, Ustadz Adi Abdillah. Ustadz yang merupakan alumni UGM ini merupakan kembaran dari Ustadz Awan Abdullah, sehingga beliau lebih dikenal sebagai “Ustadz Kembar”. Kajian dimulai pukul 16.00 WIB dan dihadiri oleh sekitar 60 orang mahasiswa PPs UNY.
Dalam tausyiahnya, beliau menjelaskan bahwa akhir tahun 1435 Hijriah ini adalah momentum yang tepat untuk bermuhasabah sudah sejauh mana amal kebaikan yang telah kita lakukan dalam satu tahun ini. Selain itu, Ustadz Adi Abdillah memotivasi untuk menjadi muslim di atas rata-rata, yaitu muslim yang memiliki nilai tambah (added value) di hadapan Allah Subhana wa ta’ala.
Sebagai inti dari tausyiah yang disampaikan oleh Ustadz Adi Abdillah, ada tujuh kebiasaan untuk menjadi muslim yang di atas rata-rata. Pertama, lebih menyukai memberi dari pada menerima. Allah Subhana wa ta’ala berfirman, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS Al-baqoroh: 261).” Kedua, senang mendahulukan orang lain dari pada dirinya sendiri.
Ketiga, berbuat baik pada kedua orang tua. Allah Subhana wa ta’ala berfirman dalam QS Luqman: 14, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Keempat, senang ditakdirkan ketika menjadi tulang punggung keluarga. “Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka infakkan. Katakanlah: Harta apa saja[ yang kamu infakkan, hendaknya diberikan kepada kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang sedang dalam perjalanan. Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui (QS. Al-baqoroh: 215).”
Kelima, hobi memaafkan kesalahan orang lain daripada membalasnya. “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang jahil (QS Al-Arof:199).” Keenam, senang mendengar kebaikan, walau keluar dari lisan orang yang derajatnya di bawah kita. Perhatikan apa yang dikatakan bukan siapa yang mengatakan. Selama yang dikatakan adalah kebaikan dan kebenaran sudah sepantasnya kita terima.
Dan ketujuh, selalu menyempatkan untuk membaca Al-Quran. Meskipun sebagai mahasiswa kita disibukkan dengan tugas-tugas perkuliahan, paling tidak awali hari kita dengan mengingat Allah Subhana wa ta’ala. “Barangsiapa yang bangun di pagi hari dan hanya dunia yang dipikirkannya, sehingga seolah-olah ia tidak melihat hak Allah dalam dirinya (tidak berdzikir) maka Allah akan menanamkan empat penyakit; kebingungan yang tiada putus-putusnya, kesibukan yang tidak pernah ada ujungnya, kebutuhan yang tidak pernah terpenuhi, impian yang tidak berujung (HR. Imam Thabrani).”
Semoga resume ini tidak hanya sekedar tulisan yang tiada berarti, melainkan dapat kita ambil sebagai pelajaran dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari, Amiin. (agp16)