Saat ini diperlukan penelitian tentang tingkat kepahaman guru mengenai isi sejumlah Permendiknas dan isi/pesan KTSP untuk mengetahui apakah hal itu merupakan faktor yang mempengaruhi implementasi pendekatan keterampilan proses.
Selanjutnya perlu evaluasi secara komprehensif tentang implementasi kurikulum biologi menggunakan pendekatan mixed-method, khususnya pada implementasi pendekatan keterampilan proses (PKP) dalam pembelajaran biologi oleh para guru di SMAN kota Semarang, beserta faktor pendukung dan penghambatnya.
Untuk itulah dosen Jurusan Biologi FMIPA UNNES Semarang, Dra. Wiwi Isnaeni, M.S. melakukan sebuah penelitian yang juga untuk penyelesaian disertasinya. Penelitiannya berjudul “Evaluasi Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Biologi di SMAN Kota Semarang: Pendekatan Mixed-Method”.
Pada hari Kamis, 2 Oktober 2014 di ruang Aula PPs UNY, alumni S2 Biologi SPs UGM ini mempresentasikan hasil penelitiannya dalam ujian terbuka dan promosi doktor Program Pascasarjana UNY di hadapan dewan penguji yang dipimpin Prof. Dr. Zuhdan K. Prasetyo, M.Ed. dengan didampingi Prof. Dr. Badrun Kartowagiran (sekretaris merangkap penguji), Prof. Dr. Djohar (promotor merangkap penguji), Prof. Kumaidi, Ph.D. (co-promotor merangkap penguji), serta dua orang penguji yaitu Prof. Dr. Bambang Subali dan Prof. Dr. Djukri.
“Penelitian ini mempergunakan model evaluasi diskrepansi. Data penelitian dikumpulkan menggunakan mixed-model, diawali dengan metode kuantitatif, dan dilanjutkan dengan metode kualitatif,” ungkapnya.
Data kuantitatif yang berupa informasi tentang tingkat implementasi PKP menurut peserta didik diungkap menggunakan instrumen berupa kuesioner-1, dan yang berupa persepsi responden terhadap pemahaman dan implementasi PKP dikumpulkan menggunakan kuesioner-2, kuesioner-3, dan kuesioner-4. Data kualitatif berupa tanggapan responden terhadap hal-hal yang berkaitan dengan implementasi PKP diungkap dengan cara observasi dan wawancara mendalam.
“Dari penelitian ini kami menemukan bahwa implementasi PKP dalam pembelajaran Biologi SMAN kota Semarang masih rendah (belum terselenggara secara maksimal). Faktor pendukung utama implementasi PKP dalam pembelajaran biologi di SMAN kota Semarang adalah adanya fasilitas yang tersedia di sekolah dan komitmen guru untuk mengimplementasikan PKP. Faktor penghambat implementasi PKP dalam pembelajaran biologi ialah adanya beban tugas mengajar guru yang terlalu banyak, materi pelajaran biologi yang sangat banyak, serta adanya kekhawatiran sebagian guru dalam menghadapi UN, diperberat oleh kurang adanya komitmen guru untuk mengimplementasikan PKP,” imbuhnya.
“Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa evaluasi implementasi kurikulum biologi, khususnya dalam implementasi PKP dalam pembelajaran Biologi di SMA negeri, menggunakan pendekatan mixed-method mampu mengungkapkan informasi komprehensif,” tutupnya.
Setelah mendengarkan tanggapan atas pertanyaan, saran, dan masukan penguji, promovendus dinyatakan mampu mempertahankan hasil penelitiannya dengan baik. Wiwi Isnaeni berhak meraih gelar doktor kependidikan dalam bidang Peneltian dan Evaluasi Pendidikan. Dr. Wiwi Isnaeni merupakan doktor ke-247 PPs UNY dan ke-144 pada Prodi PEP dengan predikat Memuaskan. (Rb)