“Bagaimanakah pengaruh penyekoran mempergunakan kombinasi MCM (Multiple Choice Model)/GPCM (Generalized Partial Credit Model) dibandingkan 3PLM (Skema Penyekoran Dikotomus)/GRM (Graded Response Model) terhadap estimasi parameter kemampuan dan butir tes matematika berfotmat butir-campuran pada panjang tes yang bervariasi, pada pukuran sampel yang bervariasi, pada proporsi butir M-C (Multiple Choice) dan uraian yang bervariasi?”
Selain itu, informasi apa saja yang dapat diperoleh dari hasil perbandingan kinerja model penyekoran 3PLM/GRM dan MCM/GPCM dalam menganalisis tes berformat butir campuran. Itulah sekelumit masalah yang berhasil diidentifikasi oleh mahasiswa S3 PEP Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Drs. Abadyo, M.Si. sebagai bahan penyelesaian disertasinya.
Dosen Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) tersebut mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul “Estimasi Parameter Kemampuan dan Butir Tes Matematika dengan Menggunakan Kombinasi 3PLM/GRM dan MCM/GPCM”pada ujian terbuka dan promosi doktor pada hari Jumat, 3 Oktober 2014.
Drs. Abadyo, M.Si. sebagai promovendus memaparkan bahwa penelitiannya merupakan studi simulasi yang bertujuan untuk menyelidiki keunggulan penyekoran menggunakan kombinasi MCM/GPCM dibandingkan dengan 3PLM/GRM pada tes matematika berformat butir-campuran.
“Datanya dibangkitkan berdasarkan data nyata yang diadopsi dari respons jawaban 2.785 peserta UAN SMP matapelajaran matematika tahun 2003 di DIY. Respons dalam kode A, B, C, D diubah ke skor 0, 1 untuk 3PLM dan ke skor 1, 2, 3, 4 untuk MCM,” ujarnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan dari penampilan kombinasi 3PLM/GRM dan MCM/GPCM pada tingkat a = 0,05 dalam menganalisis tes format butir-campuran bidang matematika. Kombinasi MCM/GPCM memberikan akurasi estimasi yang lebih tinggi daripada 3PLM/GRM. Demikian pula nilai informasi tes yang diberikan oleh kombinasi MCM/GPCM tiga kali lebih tinggi daripada yang diberikan oleh 3PLM/GRM, walaupun tidak bisa dibuat simpulan yang 'solid' mengenai ukuran sampel dan proporsi butir M-C pada masing-masing panjang tes yang memberikan nilai optimal informasi tes itu.
“Perbedaan nilai statistik kecocokan (fit statistics) antara kedua model penyekoran mengokohkan kedudukan kombinasi MCM/GPCM lebih dari 3PLM/GRM,” tutupnya.
Promovendus menyampaikan ringkasan disertasinya di depan tim penguji selama 15 menit. Selanjutnya secara bergiliran tim penguji dengan komposisi Prof. Dr. Zuhdan K. Prasetyo, M.Ed. (Ketua/Penguji), Prof. Dr. Badrun Kartowagiran (Sekretaris/Penguji), Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. (Promotor/Penguji), Dr. Ir. Bastari, M.A. (Co-Promotor/Penguji), dan Prof. Dr. Marsigit, M.A. serta Prof. Kumaidi, Ph.D. sebagai penguji menyampaikan pertanyaan, masukan, dan saran atas penilaian terhadap penelitian tersebut.
Selepas sidang, disampaikan keputusan oleh ketua bahwa promovendus mampu mempertahankan hasil penelitiannya dengan baik. Dengan begitu, kepadanya diberikan gelar doktor kependidikan dalam bidang Penelitian dan Evaluasi Pendidikan denagn predikat Sangat Memuaskan.
Dalam dokumen kelulusan S3 di PPs UNY tercatat bahwa Dr. Abadyo merupakan doktor ke-248 dan ke-145 pada Prodi PEP. Selamat berprestasi dan menelorkan karya ilmiah selanjutnya kepada Dr. Abadyo. (Rb)