Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan orang lain. Anak memperoleh bahasa melalui mendengarkan dari lingkungan sekitarnya baik itu dari keluarga, teman, maupun masyarakat. Demikian pula pada anak tunarungu. Mereka membutuhkan bahasa sebagai alat untuk menjalin komunikasi dalam interaksi sosial. Namun, oleh karena adanya hambatan dalam indera pendengarannya, proses pemerolehan bahasa pada anak tunarungu menjadi terhambat. Setelah masa meraban (bubbling), perkembangan bahasa anak tunarungu terhenti. Akibatnya, anak tunarungu mengalami keterlambatan bahasa (delayed speech) bila dibandingkan dengan anak-anak normal seusianya sehingga banyak dari mereka yang mengalami gangguan berbicara secara verbal.
Salah satu aspek perkembangan bahasa yang mengalami keterlambatan yakni sintaksis. Sintaksis merupakan cabang dari linguistik yang membahas tentang pola kalimat. Kurangnya penguasaansintaksis ini akan menimbulkan kekacauan saat anak tunarungu berkomunikasi dengan lawan bicara mereka. Posisi subjek-predikat-objek yang sering terbalik menyebabkan pesan yang ingin disampaikan pada lawan bicara menjadi terganggu.
Berawal dari keprihatinan tersebut, lima orang mahasiswa UNY yakni: Yeni Irma Normawati, Sayidah Alawiyah, serta Tri Dilla Adrilianti dari Prodi Pendidikan Luar Biasa, Aulia Azmi Masna dari Prodi Teknologi Pendidikan, dan Retno Widianti dari Prodi Pendidikan Teknik Elektro yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang penelitian mengembangkan sebuah media pembelajaran game edukasi berbasis flash yang bernama Sentence Scramble Game (SSG) untuk meningkatkan kemampuan sintaksis anak tunarungu.
Menurut Yeni Irma Normawati Sentence Scramble Game merupakan bentuk permainan kalimat acak yang ditampilkan dalam bentuk flash yang terdiri dari tiga level, yang berbeda tingkat kesulitannya. Selain itu, permainanini disertai gambar tokoh animasi yang memudahkan anak untuk menyelesaikan soal-soal yang terdapat dalam sentence scramble game. “Hal ini disesuaikan dengan karateristik anak tunarungu yang lebih memanfaatkan organ visualnya dalam proses pembelajaran,” kata Yeni Irma.
Harapannya, melalui media pembelajaran ini, kemampuan sintaksis anak tunarungu dapat meningkat. Aulia Azmi Masna menambahkan bahwa SSG berfungsi sebagai media pembelajaran dalammengembangkan kemampuan sintaksis anak tunarungu. “SSG ini merupakanmedia pembelajaran yang menarik karena anak dapat belajar sambil bermain,” kata Aulia. “SSG dapat digunakan di sekolah maupun di rumah sehingga siswa dapat belajar secara fleksibel.”
Media pembelajaran ini harus didukung dengan menggunakan perangkat keras berupa laptop, komputer, dan DVD Player. Media pembelajaran sentence scramble game ini layak untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa di SLB, dibuktikan dengan hasil validasi ahli, uji coba, dan hasil uji efektivitas media menunjukkan kategori baik.