Desa Tirtomulyo, Kecamatan Kretek, Bantul DIY terletak ±7 km dari Pantai Parangtritis. Mata pencaharian masyarakatnya didominasi oleh petani, sehingga sebagian wilayah desa tersebut adalah lahan pertanian. Kondisi permukaan tanah yang relatif datar membuat angin yang berhembus dari Pantai Selatan masih memiliki kekuatan cukup besar. Beberapa wilayah di desa tersebut masih belum tersentuh listrik, khususnya di daerah pematang sawah sehingga di bagian wilayah tersebut belum tersedia penerangan yang memadahi.
Oleh karena itu, mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKMM) membuat inovasi yaitu membuat kincir angin poros vertikal tipe savonius sebagai sumber energi alternatif cadangan pembangkit tenaga listrik di wilayah tersebut. Kincir angin memanfaatkan energi kinetik angin untuk dikonversi menjadi energi listrik. Para mahasiswa tersebut yaitu Kinanti Prabandari, Aden Setia Hadi, Arif Rahman, Widi Sulistia Nugraha, dengan dosen pembimbing Yosi Aprian Sari, M.Si.
Kinanti menerangkan bahwa kincir angin dengan poros vertikal digunakan untuk mengatasi kondisi angin di Indonesia yang arahnya berubah-ubah karena prinsip kerja kincir angin dengan poros vertikal tidak bergantung dengan arah datangnya angin. Sementara kincir angin tipe Savonius merupakan tipe yang ideal untuk angin di Indonesia yang memiliki kecepatan rendah.
Energi angin merupakan salah satu metode menghasilkan energi listrik dengan cara memutar turbin/kincir angin yang dihubungkan dengan generator, hasilnya akan disimpan di dalam elemen penyimpan, dan untuk menjaga tegangan keluaran dari generator dibutuhkan pengendali energi listrik agar dapat berjalan dengan optimal. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengonversi energi kinetik yang bersumber dari angin menjadi energi listrik.
Untuk pembuatan prototipe-nya, lanjut Kinanti, kami dilakukan di Laboratorium Fisika UNY. Dalam pengujian prototipe-nya dilakuan di Desa Tirtomulyo, Kretek, Bantul, Yogyakarta. Dalam melakukan perancangan desain alat, terlebih dahulu kami melihat atau mensurvei tempat yang akan dijadikan tempat pemasangan alat. Karena pembangkit listrik dengan kincir angin tipe savonius yang dibuat dalam program ini harus disesuaikan dengan keadaan geografis.
Dijelaskan juga, dalam pembuatan alat ini diperlukan bahan yang tahan terhadap berbagai kondisi (baik lembab atau kering). Hal ini disebabkan alat ini akan ditempatkan di luar ruangan atau outdoor. “Sebelum dicobakan di Bantul, kami juga melakukan pengujian alat tersebut yang meliputi berfungsi tidaknya alat, ketahanan alat terhadap lingkungan, serta menentukan efisiensi alat.”
Dari program dapat disimpulkan bahwa kincir angin tipe savonius cocok untuk angin Indonesia yang berhembus pelan. Kincir angin tipe savonius dapat diaplikasikan sebagai pembangkit listrik tenaga angin guna membantu masyarakat Desa Tirtomulyo dalam mengatasi kelangkaan kebutuhan listrik di daerah lahan pertanian, serta fungsi kerja kincir angin poros vertikal tipe savonius dapat dioptimalkan. (witono N)