Rabu, 20 Agustus 2014, Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan (KUIK) memulai Pelatihan Tutor BIPA dan Student Volunteer bagi 55 mahasiswa terseleksi yang berasal dari beberapa fakultas di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta. Kelima puluh lima mahasiswa ini sedianya mengikuti pelatihan selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 20—22 Agustus 2014 di Ruang Kelas KUIK.
Para calon tutor BIPA dan student volunteer ini dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan program-program bagi mahasiswa asing di UNY. Pada bulan September 2014 ini, UNY akan menerima mahasiswa Darmasiswa dari 21 negara.
Dr.-Ing. Satoto E. Nayono, M.Sc., M.Eng., Kepala KUIK, mengawali pelatihan ini dengan menyampaikan materi pemahaman lintas budaya (cross cultural understanding). Di sini, para peserta pelatihan belajar bagaimana cara bergaul dengan orang dari berbagai latar budaya dan menyikapi berbagai perbedaan yang ada.
Presentasi tersebut terbagi dalam beberapa lingkup antara lain misi tutor KUIK, dasar pemahaman budaya, komunikasi antarbudaya, tujuan memahami komunikasi lintas budaya, dan tips komunikasi antarbudaya.
Bagi tutor KUIK, mereka mengemban misi membantu tamu dan mahasiswa asing untuk mengenal budaya Indonesia, membantu mereka mengatasi gegar budaya (culture shock), mencegah cultural blunder, dan mempromosikan hal baik tentang Indonesia.
Pada pembahasan dasar pemahaman budaya, diberikan pengertian bahwa orang Indonesia harus mempunyai dasar budaya yang kuat sebagai pondasi dalam bergaul dengan orang-orang dari berbagai macam negara dengan istiadatnya masing-masing. Hal itu dapat menjadikan seseorang dapat menyaring budaya asing dan meniru budaya yang dapat memperbaiki budaya sendiri.
“Budaya ibarat fenomena gunung es, sehingga apa yang kita lihat di permukaan sebagai budaya orang di negara lain hanyalah sedikit kenampakan luarnya, dan dasar-dasar budaya mereka, apa yang menyebabkan mereka berperilaku adalah hasil dari pembentukan budaya yang lebih besar dan kompleks,” jelas Dr.-Ing. Satoto E. Nayono, M.Sc., M.Eng.
Dalam materi ini, ia juga memaparkan perbedaan mendasar antara budaya barat dan budaya timur. Dengan begitu, nantinya tutor dan student volunteer dapat melakukan komunikasi antarbudaya secara efektif dan berterima dengan memperhatikan variasi bahasa verbal dan nonverbal yang digunakan sesuai budaya orang yang ditemui.
Dengan komunikasi yang baik, diharapkan mahasiswa dapat memahami budaya lain disertai sikap toleran. Ia pun menutup presentasinya dengan menyampaikan tips-tips komunikasi antar budaya dan kuis seputar pengetahuan umum tentang negara-negara di dunia.
Pada pelatihan ini, calon tutor BIPA dan student volunteer juga mendapatkan materi tentang pengajaran BIPA, micro-teaching, dan mini project task. (yuliana)