Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

PENELITIAN KERJASAMA PPS UNY DENGAN UNIVERSITY OF AUCKLAND

$
0
0

Sebagai kelanjutan realisasi penelitian kerjasama dalam bidang pendidikan multikultural antara PPs UNY dengan Faculty of Education, University of Auckland (UoA), Selandia Baru pada tanggal 1—7 Juli 2014 yang lalu, tim peneliti dari PPs UNY berkesempatan melakukan kunjungan ke Auckland untuk berdiskusi secara intensif dengan tim peneliti dari UoA dan melakukan serangkaian kegiatan pendukung lainnya. Tim peneliti UNY terdiri dari Prof. Zamroni, Ph.D., Prof. Dr. Badrun Kartowagiran, Dr. Siti Irene A.D., dan Titik Sudartinah, M.A., sedangkan tim dari UoA adalah Dr. John Hope (Associate Dean for International Programme), Dr. Tanya Samu (Associate Dean for Pasifika Education), dan Dr. Alexis Siteine.

Pada hari pertama di Auckland, tanggal 1 Juli 2014, tim peneliti dari UNY melakukan kunjungan ke Massey High School, salah satu SMA kelas menengah di Auckland. Delegasi dari UNY disambut oleh Kepala Sekolah Massey High School dan Wakil Kepala Sekolah yang menjelaskan secara singkat tentang sistem pembelajaran di sekolah tersebut. Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi dengan perwakilan siswa dan guru dengan materi diskusi seputar konsep multiculturalism dan multicultural education. Hal ini dilakukan sebagai langkah penjajagan untuk persiapan pengambilan data penelitian di sekolah tersebut.

Siswa yang hadir berasal dari Singapura, Taiwan, Samoa, suku Maori, dan kulit putih New Zealand (Pakeha). Perwakilan guru yang hadir dari India dan Sri Lanka. Dalam diskusi tersebut, para siswa mengungkapkan kalau di sekolah tersebut mereka diberikan kesempatan yang sama dalam mengakses fasilitas yang disediakan, tanpa memandang perbedaan latar belakang budaya mereka. Guru yang hadir juga menceritakan bagaimana mereka mengakomodasi beragam siswa tersebut serta mengatasi permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan beragam latar belakang siswa. Setelah diskusi, acara dilanjutkan dengan menilik pembelajaran yang berlangsung di salah satu kelas serta kunjungan ke berbagai fasilitas yang dimiliki sekolah.

Pada hari yang sama, untuk pertama kalinya tim peneliti dari UNY bertatap muka dalam forum diskusi bersama dengan tim peneliti dari UoA. Diskusi diawali dengan perkenalan masing-masing anggota peneliti dan paparan mengenai sistem pendidikan yang berlangsung di UoA dan UNY. Diskusi ini diperlukan sebagai dasar pijakan untuk pembuatan instrumen penelitian yang sesuai dengan konteks masing-masing negara.

Di hari berikutnya, diskusi lanjutan dilakukan dengan tujuan untuk merealisasikan instrumen final berdasarkan rumusan instrumen penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tim peneliti melakukan kegiatan ini seharian di kampus Faculty of Education UoA.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan selama tim peneliti berada di Auckland adalah kunjungan ke Rangitoto College yang merupakan SMA terbesar di New Zealand yang dilakukan pada hari Kamis, 3 Juli 2014. Sekolah ini rencananya juga akan dipakai sebagai lokasi pengambilan data penelitian. Hampir sama dengan kunjungan sebelumnya di Massey High School, di sekolah ini tim peneliti mengamati bagaimana konsep multikulturalisme diterapkan di sekolah ini. Hasilnya terlihat bahwa sekolah ini jauh lebih banyak memperlihatkan hal-hal yang terkait dengan budaya secara eksplisit melalui berbagai kegiatan, poster, serta informasi umum lainnya yang terdapat di berbagai sudut sekolah. Hasil pengamatan yang dilakukan di sekolah ini kemudian dimanfaatkan oleh tim peneliti dan dibahas keesokan harinya dalam research group meeting berikutnya.

Dalam pertemuan tim peneliti di hari Jumat, 4 Juli 2014, secara detail tim peneliti mendiskusikan secara teknis mengenai proses pengambilan data yang akan dilakukan di masing-masing negara. Telah dicapai pula kesepakatan mengenai jumlah responden, teknik pengambilan data, serta waktu pelaksanaan pengambilan data, analisis data, serta pelaporan. Selepas diskusi, tim peneliti diajak untuk berkunjung ke perpustakaan UoA untuk melihat fasilitas penunjang pendidikan multikultural yang tersedia.

Sebagai penutup rangkaian kunjungan tim peneliti ke Auckland, tim peneliti dari UNY melakukan kunjungan ke Rotorua, sebuah kota yang terletak sekitar 4 jam perjalanan dari Auckland. Kota Rotorua dikenal sebagai salah satu pusat kebudayaan suku Maori di New Zealand. Karena suku Maori merupakan suku yang cukup dominan di New Zealand, tim peneliti memandang perlu untuk melakukan pengamatan secara langsung tentang bagaimana budaya suku Maori, terutama untuk menggali bagaimana pandangan mereka terhadap konsep multikulturalisme. (ts)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles