Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

KIBELA: KERIPIK BELUT NABATI ALA MAHASISWA UNY

$
0
0

Tanaman singkong banyak kita temukan di daerah pedesaan. Apabila telah mencapai umur, singkong akan dipanen sedangkan daun singkong terutama yang telah tua akan menjadi limbah yang tidak dimanfaatkan. Untuk satu tanaman singkong jumlah daunnya cukup banyak, mencapai 30 sampai dengan 40 lembar. Selama ini daun singkong baru dimanfaatkan sebagai sayuran atau pakan ternak.

Tapi di tangan mahasiswa FMIPA UNY, daun singkong yang sudah tua ataupun muda yang kurang dimanfaatkan tadi bisa dimanfaatkan  menjadi sebuah produk yang mempunyai nilai jual tinggi yaitu Kibela (Keripik Belut Nabati) dengan level pedas. Para mahasiswa tersebut yaitu Anita Ekantini, Indarti, Sofyan Dwi Nugroho (Prodi Pendidikan IPA), Yuli Subekti (Prodi Pendidikan Kimia), dan M Robby F (Prodi Kimia)

Menurut Anita, kandungan gizi daun tanaman ubi kayu (Manihot esculenta) bermanfaat bagi tubuh, di antaranya adalah Vitamin A, vitamin B17, vitamin C, kalsium, fosfor, protein, lemat, karbohidrat, dan zat besi.  

“Alasan kami mengembangkan usaha baru yaitu untuk mengoptimalkan pemanfaatan daun singkong menjadi produk cemilan sehat dan menggugah selera: Kibela (Keripik Belut Nabati) dengan Level Pedas Berbahan Daun Singkong. Kami sebut keripik belut nabati karena bentuk dan citarasa dari Kibela yang mirip dengan keripik belut, tetapi bahan bakunya dari tumbuhan (bahan nabati),” katanya.

Inovasi yang dilakukan pada produk ini adalah dengan menambah bumbu pedas pada produk keripik daun singkong, yang pedasnya berlevel dari agak pedas sampai sangat pedas (dari level 1 sampai 5). Kemasan produk Kibela dibuat menarik dengan kemasan bergambar dan berbahan alumunium foil agar keripik lebih awet. Dengan keripik daun singkong yang memiliki tambahan rasa pedas berlevel dan kemasan yang menarik ini, tentu akan membuat konsumen tidak merasa bosan untuk mengkonsumsinya sebagai cemilan.

Pemasaran produk ini, tambah Anita,  dengan menitipkan Kibela di toko pusat oleh-oleh maupun di swalayan-swalayan. “Selain itu, kami juga akan menjual Kibela secara online. Untuk mempromosikan Kibela di kalangan masyarakat, kami menggunakan jasa media elektronik (internet), yaitu dengan membuat web khusus untuk pemasaran Kibela.” (witono N)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles