Kebutuhan manusia di tengah zaman yang modern ini semakin bertambah, begitu pula kebutuhan sandang serta perlengkapan keseharian seperti jaket dan tas. Kedua hal tersebut merupakan kebutuhan yang boleh dibilang vital terutama di kalangan pelajar.
Terinspirasi oleh banyaknya limbah kain yang biasa disebut perca di tempat produksi pakaian, Muhammad Murtadlo Najib, Akhmad Riva’i Ardiantoro, Akhmad Baehaqi Listian Hidayat, dan Maulana Rizzak Fuadhi yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta berinovasi dengan menghadirkan kombinasi antara jaket dan tas yang diberi nama Jaket Tas: Smart Jacket Concept.
Produk yang merupakan usulan program PKM-K yang didanai Dikti pada periode 2014 ini memiliki beberapa fungsi yang dijadikan satu. Fungsi utama yaitu sebagai jaket biasa dan fungsi yang lain adalah sebagai jaket dengan tas yang melekat langsung pada tas serta bagian lengan yang dapat dicopot sehingga jaket dapat berubah menjadi model rompi yang unik dan trendi. Model yang ditawarkan pun bisa untuk laki-laki dan khusus untuk wanita.
Proses produksi yang dilakukan tim yang pertama kali adalah mengambil kain perca dari konveksi dan menyortirnya berdasarkan ukuran. Sebagai catatan khusus, kain perca yang dapat digunakan harus memiliki ukuran minimal ¼ meter. Setelah itu merangkai kain perca menjadi dan kemudian dijahit menjadi produk.
“Waktu pembuatan produk berkisar antara 3—4 hari untuk 1 buah jaket dengan harga Rp 200.000,00 per produk,” jawab Ardi kala ditanyai tim humas mengenai waktu produksi dan harga jaket tersebut.
Kelebihan dari jaket ini adalah antiair, memiliki 2 sisi (sisi luar dan dalam) yang dapat digunakan, lengan dapat dilepas untuk dijadikan rompi, dan dapat menahan beban laptop. Selain itu, pemesan dapat memesan sendiri warna apa yang diinginkan untuk dibuat jaket.
Untuk pemasarannya, jaket ini sudah tersebar di beberapa koperasi sekolah di Klaten dan Solo serta melalui pemesanan (pre-order). Dan untuk produksinya, tim bekerja sama dengan salah satu perusahaan konveksi.
“Semoga jaket ini dapat terus dikembangkan variasi modelnya, serta nama smart jaket concept dapat lebih dikenal masyarakat luas serta omzet yang didapatkan dapat memenuhi target,” tutup Ardi. (Ahmad RA)