Dua belas orang perwakilan dari Ormawa dan UKM tingkat universitas mewakili Universitas Negeri Yogyakarta dalam kegiatan International Youth Leader Conference (IYLC) di Malaysia. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 20—25 April 2014. Perwakilan yang berangkat di antaranya adalah Uswatun Chasanah (BEM KM), Jarot Dwi Handoko (DPM KM), Anggun Fitriana Dewi (UKM KOPMA), Moch Wisnu Ajitama (UKM UNSTRAT), Ricky Romadhoni (UKM UKKI), Anang Prasetyo (UKMP), Odhi Pratama (UKM Paduan Suara), Rekyan Woro MM (UKM Tenis Lapangan), Alin Sukma Pranata (UKM Karate), Heru Prasetyo (UKM Panahan), Epang Novi S (UKM Atletik), Puspita Wijayanti (Tutor UNY), dan didampingi oleh Wakil Dekan III FE UNY Siswanto M.Pd.
Kegiatan IYLC ini bertujuan untuk mengembangkan keahlian leadership dari para peserta karena IYLC memang sudah sangat tepercaya dan dilaksanakan setiap tahun. Ada 3 tempat hajatan IYLC setiap tahunnya, yaitu di Czech Republic, Dubai, dan Malaysia. Selain dapat mengembangkan keahlian leadership keikutsertaan perwakilan ormawa ini bertujuan untuk membuka wawasan para mahasiswa pilihan agar dapat berwawasan global, karena peserta dari IYLC sendiri terdiri dari berbagai negara. Dengan mudahnya bergaul dengan para mahasiswa dari negara lain maka akan memudahkan kita dalam menjalin kerjasama dan menyadarkan betapa pentingnya wawasan global. Pendidikan menjadi seorang pemimpin benar-benar di tempa dalam kegiatan IYLC. Directur IYLC Bill William menjelaskan bahwa IYLC dapat mencetak pemimpin-pemimpin masa depan di negaranya masing-masing dimulai dari usia muda dan dimulai dari saat ini juga.
Menurut salah satu peserta dari DPM KM UNY, Jarot Dwi Handoko, menuturkan bahwa dalam kegiatan tersebut kita benar-benar belajar banyak dari kegiatan IYLC. “Dari kegiatan ini kita sadar bahwa di dunia ini masih banyak orang-orang yang hebat, dan kita tahu sejauh mana bangsa kita di hargai di mata dunia, sehingga membuat kita akan lebih semangat lagi dalam memperbaki diri dan bangsa ini” katanya.
Salah satu agenda IYLC adalah pemahaman akan pentingnya pentingnya perdamaian dunia dan perdamaian antar umat beragama. Kegiatan yang paling berkesan yaitu simulasi menjadi anggota Asean dan APEC. Peserta diposisikan sebagai presiden masing-masing negara dan menyampaikan semua persoalan bangsanya dan seluruh anggota mencari jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan tersebut atas dasar kerjasama ASEAN dan APEC.
Pada hari terakhir para peserta dari UNY menyempatkan berkunjung ke University of Malaysia dan berinteraksi dengan para aktivis dari UM sekitar 3 jam. Dengan adanya kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa Universitas Negeri Yogyakarta sangat serius dalam upaya menjadikan UNY sebagai universitas yang bertaraf internasional dan membuktikan bahwa Universitas Negeri Yogyakarta siap menjadi World Class University. (Jarot Dwi Handoko/Dedy)