Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all 3541 articles
Browse latest View live

UKMF SCREEN SUKSES SELENGARAKAN OPSI UNY 2013

$
0
0

Banyak hal yang sebenarnya dapat dikembangkan dalam pendidikan di Indonesia. Tidak hanya terbatas pada keilmuan praktis yang langsung menyentuh aspek pembangunan saja, namun lebih jauh sisi-sisi keilmuan lain perlu dikembangkan, misalnya pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan pendidikan bisa dilakukan dengan adanya inovasi pendidikan bagi generasi muda. Melihat peluang ini, UKMF SCREEN FIS UNY yang bergerak dalam ranah penelitian menyelenggarakan kegiatan Olimpiade Penelitian dan Seminar Ilmiah (OPSI) dengan tema “Inovasi Pendidikan Berbasis Teknologi Menuju Indonesia Cerdas”.

Kegiatan OPSI UNY tahun 2013 ini terlaksana pada tanggal 7 September 2013 di Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan FIS, Ketua BEM KM UNY, Ketua UKMF SCREEN, perwakilan Ormawa FIS, perwakilan UKMF Penelitian se-UNY, guru pendamping, para finalis, dan para mahasiswa UNY. OPSI UNY untuk kali pertamanya ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) bagi siswa SMA/SMK di DIY dan Jawa Tengah serta Seminar Ilmiah. Kegiatan LKTI diikuti oleh berbagai tim dan 10 finalis telah memperesentasikan karyanya di hadapan dewan juri.

Pada pembukaannya, Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Prof. Dr. Adjat Sudrajat, M.Ag. menyampaikan perlunya inovasi dalam pendidikan di Indonesia agar tidak monoton dan diharapkan bisa maju seperti negara-negara tetangga Indonesia dan ini menjadi peluang generasi muda untuk mewujudkannya. Setelah acara pembukaan, seluruh finalis LKTI mempresentasikan karyanya di Ruang Cut Nyak Dien, sedangkan peserta seminar yang sebagian besar adalah mahasiswa baru peserta Student DevelopmentProgram bidang Penelitan tetap berada di Ruang Ki Hajar Dewantara untuk mengikuti seminar ilmiah dengan tema “Urgensi Penelitian Ilmiah dalam Mewujudkan Pendidikan Indonesia yang Berkualitas”.

Seminar ini diisi oleh dua pakar pendidikan di UNY, yaitu Prof. Dr. C. Asri Budiningsih dari FIP dan Dr. Das Salirawati, M.Si. dari FMIPA. Kedua pembicara ini berhasil memberikan tambahan ilmu baru, khususnya tentang pentingnya penelitian dan inovasi dalam bidang pendidikan. Dr. Das Salirawati, M.Si. yang juga familiar sebagai pelawak berhasil mengajak peserta untuk menumbuhkan minat penelitian dengan humor khasnya.

Pada akhir acara, SMAN 2 Yogyakarta berhasil meraih juara I dan berhak memperoleh Tropy Gubernur DIY, uang pembinaan, dan sertifikat. Juara II berhasil diraih oleh tim dari SMKN 1 Yogyakarta sedangkan juara III diraih oleh tim SMAN 1 Kendal, Jawa Tengah. Kegiatan OPSI UNY tahun 2013 telah sukses dengan kerja keras seluruh panitia yang didukung oleh berbagai pihak, antara lain Pemerintah Provinsi DIY, Pemda Sleman, UNY, serta para sponsor yang telah mendukung acara ini. Atas terselenggaranya kegiatan OPSI UNY ini, besar harapan UKMF SCREEN untuk mengajak para siswa SMA/SMK ataupun mahasiswa UNY agar bersemangat dalam berkarya ilmiah, tentunya dengan meneliti dan menulis.

Kegiatan OPSI ini tidak lain mempunyai tujuan untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang cerdas dan mampu memberikan inovasi pendidikan bagi Indonesia. Hal itu sesuai dengan sambutan ketua panitia di awal acara, Kholik (Pendidikan Geografi), yang berpesan agar apa yang didapatkan dalam kegiatan OPSI ini bisa bermanfaat di kemudian hari dan berguna bagi bangsa Indonesia. (Janu Muhammad)

Label Berita: 

KOLABORASI MAHASISWA TEKNIK MESIN UNY DENGAN YAMAGUCHI UNIVERSITY JEPANG

$
0
0

Kolaborasi 8 mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta dengan 9 mahasiswa dari Yamaguchi University Jepang menghasilkan 4 konsep desain teknologi kreatif, seperti dipresentasikan pada closing ceremony program kolaboratif antara Fakultas Teknik UNY dengan Yamaguchi University di ruang sidang utama Rektorat UNY, Selasa (10/9/2013). Program kolaborasi ini merupakan kali kedua, setelah tahun lalu 12 mahasiswa dari Yamaguchi juga berkuliah di Fakultas Teknik UNY.

Sasaki Yodai mahasiswa dari Jepang dan Adhi Nurcahyo dari Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FT UNY ketika diwawancarai tim humas di sela-sela acara menjelaskan keempat konsep desain yang mereka ciptakan berdasarkan pengamatan yang mereka lakukan pada masyarakat sekitar. “Konsep desain ini diharapkan mampu menjadi solusi akan kebutuhan yang ada di masyarakat sekitar, terutama di daerah Yogyakarta ini,” ujar mereka.

Lebih jauh, Sasaki menjelaskan bahwa keempat konsep desain yang mereka ciptakan adalah teknologi kincir angin untuk pembangkit listrik, konsep kincir angin sebagai pompa air, alat pembajak sawah yang mempercepat proses pengeringan, serta alat untuk mengkonversi gas atau LPG sebagai bahan bakar motor.

“Alasan kami dalam memilih kincir angin karena kami melihat daerah Yogyakarta terutama di pesisir pantai, merupakan daerah yang sangat potensial untuk pengembangan wind turbine yang manfaatnya sangatlah luar biasa, khususnya sebagai pembangkit listrik dan pompa air,” ungkap Sasaki.

“Lalu, untuk konsep desain alat bajak yang mampu mempercepat proses pengeringan tentu dilatarbelakangi karena banyaknya masyarakat Yogyakarta yang berprofesi sebagai petani sedangkan rancangan alat konvesi LPG untuk bahan bakar sepeda motor dapat menjadi sebuah solusi kasus kelangkaan bensin ataupun kenaikan harganya yang senantiasa melambung,” imbuhnya.

Kemudian, saat ditanya mengenai kesan mereka selama 2 minggu berkuliah di Fakultas Teknik UNY, Kitayama, salah satu peserta mengungkapkan kegembiraannya mendapat kesempatan untuk belajar di  FT UNY. “Program ini sangat baik untuk pengembangan kompetensi kami karena selama di sini kami benar-benar bekerja keras untuk menyelesaikan project yang diberiakan, mengingat waktunya sangat terbatas sehingga kami belajar, berdiskusi, presentasi, dan bekerja dari pagi hingga malam,” tuturnya.

“Dosen-dosen di sini juga sangat fokus dalam membimbing kami, mereka sangat rajin mengecek laporan kami dan sungguh menyenangkan berdiskusi dengan mereka,” tandasnya. (hryo)

Label Berita: 

YAMAGUCHI UNIVERSITY MANAGEMENT OF TECHNOLOGY AKHIRI PROGRAM KOLABORASI KEDUA DI UNY

$
0
0

Salah satu mitra Universitas Negeri Yogyakarta dari negeri Sakura, Yamaguchi University – Management of Tecnology (YUMOT), mengakhiri program kolaborasinya yang kedua dalam bidang Computer-Assisted Design di UNY pada Selasa (10/9/2013). Program ini melibatkan sembilan mahasiswa YUMOT dan delapan  mahasiswa Fakultas Teknik (FT) UNY.

Dalam acara penutupan program yang berlangsung di Ruang Sidang Utama Gedung Rektorat UNY, Prof. Dr. Shigeyuki Haruyama yang mendampingi kesembilan mahasiswa tersebut menyampaikan bahwa pihaknya sangat senang dapat menjalankan program kolaborasi yang kedua ini. Menurut beliau, program ini sangat unik karena di samping memfasilitasi mahasiswa untuk bertukar pikiran dalam hal computer-assisted design, juga mengajak mereka untuk menyelami budaya Indonesia secara lebih jauh melalui program budayanya. Sementara itu, Dekan FT UNY memaparkan bahwa untuk menjalankan program kolaborasi yang akan datang, diperlukan persiapan yang lebih mendetil dan lebih matang lagi.

Empat orang peserta program kolaborasi, yaitu Shimizu Kazuki, Kitayama Masaru, Kimura Yuuji, dan M. Syariati Ramadhani berkesempatan untuk menyampaikan kesannya selama mengikuti program ini. Dalam testimoninya, mereka menyampaikan bahwa pengalaman tinggal di Indonesia sangat menarik, karena dapat merasakan sesuatu yang mungkin tidak bisa didapatkan di Jepang. Walaupun mereka harus belajar dengan keras dalam menjalankan program kolaborasi ini, perasaan lelah tidak begitu dirasakan karena pengalaman-pengalaman yang menyenangkan tersebut.

Selain itu, perbedaan budaya dan masalah komunikasi bukan menjadi penghalang, bahkan justru menjadi sesuatu yang memperkaya pengalaman mereka. Di sela-sela kegiatan diskusi dan merancang proyek, mereka berkesempatan untuk berwisata di seputar atau sekitar Jogja seperti Malioboro, Alun-alun Kidul, Candi Borobudur, dan Gunung Api Purba Nglanggeran. Diharapkan program kolaborasi ini dapat terus dilaksanakan untuk tahun-tahun ke depan. (tw/ana)

Label Berita: 

PELATIHAN SURVIVAL DALAM SM3T

$
0
0

Sebelum peserta diberangkatkan ke daerah sasaran untuk melaksanakan program SM3T, dilakukan kegiatan prakondisi oleh Universitas Negeri Yogyakarta bekerjasama dengan Akademi Angkatan Udara Adisutjipto Yogyakarta untuk membekali kesiapan peserta sekaligus sebagai seleksi kesiapan fisik dan mental. Materi yang diberikan di antaranya manajemen sekolah, pembelajaran pada kondisi khusus, posdaya, kepramukaan, P3K, UKS, pembinaan mental, survival, kedisiplinan, pendekatan sosial kemasyarakatan, wawasan kebangsaan, bela negara, dan sebagainya.

Pada Rabu, 11 September 2013, lebih dari 200 orang peserta SM3T UNY mendapat pembelajaran survival dan pembinaan mental di Lapangan Paskhas TNI AU dan Candi Abang, Berbah, Sleman. Pembinaan mental ini dimaksudkan untuk membangun karakter para peserta agar memiliki karakter tangguh dan peduli terhadap sesama serta memiliki jiwa survival dan tidak mudah menghadapi persoalan hidup di daerah sasaran. Kegiatan yang dilakukan adalah turun tebing (rappeling), praktik survival, penyeberangan basah, dan baris berbaris.

Pada praktik survival di Candi Abang, para peserta diajari cara bertahan hidup dengan memakan apa yang ada di sekitarnya termasuk cara menaklukkan dan memasak ular sebagai santapan bila tidak ada makanan lain di sekitarnya. Salah satu pengasuh dari TNI AU, Wahyu, mengatakan bahwa apabila ada ular melintas jangan sekali-kali kita bergerak karena hal itu akan memancing perhatian ular, cukup diam saja dan ular akan berlalu.

“Untuk menaklukkan ular, cukup pegang buntutnya lalu diangkat” kata Wahyu. “Tetapi usahakan kepala ular tetap di tanah agar kalian tidak tergigit.” Wahyu juga mengajarkan cara menyembelih ular. Hal yang harus diingat adalah mengiris kepala ular dengan jarak sekitar 10-15 sentimeter dari ujungnya, karena bisa ular terdapat pada area tersebut. Kepala ular yang telah terpotong jangan dibuang tetapi dikumpulkan untuk dibakar. Makan siang peserta pada hari itu adalah sate daging ular dengan bumbu kecap. (dedy)

Label Berita: 

WORKSHOP BERSAMA PROF. JERRY G. GEBHARD, ED.D.

$
0
0

Hari Senin dan Selasa lalu (2 & 3 September 2013) merupakan hari yang berkesan bagi PPs UNY karena Prof. Jerry G. Gebhard, Ed.D.,yang menekuni bidang observation on teaching selama 30 tahun yang mengajar di Indiana University, Hawaii, memberikan pelatihan observasi bagi puluhan mahasiswa dan dosen S1 PBI (Pendidikan Bahasa Inggris), S2 LT (LinguistikTerapan) dan S3 IPB (Ilmu Pendidikan Bahasa) PPs UNY di gedung PLA lantai 3 FBS UNY. Workshop on Gaining Awareness of Teaching and Making Informed Teaching through Observation ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para guru dan praktisi pendidikan untuk menentukan dan mempraktikkan strategi-strategi observasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan pembelajaran yang lebih kaya melalui kesadaran yang mendalam tentang konsep pembelajaran itu sendiri.

Prof. Sugirin, Ph.D., Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Bahasa S3, PPs UNY, memberikan laporan pada pidatonya yang disampaikan sebelum workshop dibuka. Di dalam laporannya disampaikan bahwa beliau bertemu Prof. Jerry G. Gebhard di konferensi TEFLIN yang berlangsung pada minggu sebelumnya dan meminta secara langsung kepada Prof. Gebhard untuk hadir memberikan workshop dan pelatihan observasi bagi mahasiswa S2 dan S3 PPs UNY, khususnya mahasiswa Prodi LT dan IPB PPs UNY. Mengikuti Prof. Sugirin, Prof. Gebhard memberikan sedikit sambutan dan di dalamnya beliau menyampaikan sekilas mengenai workshop yang akan diberikan. Selanjutnya, acara dibuka oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. Rektor berharap bahwa workshop ini akan membawa kerjasama bagi kedua universitas.

Workshop ini berlangsung selama dua hari. Di hari pertama, ada tiga sesi panel yang diisi oleh Prof. Jerry G. Gebhard. Konsep-konsep dan pemahaman mengenai strategi-strategi observasi disampaikan oleh Prof. Gebhard dengan interaktif dan menarik selama tiga sesi panel tersebut. Menurut Prof. Gebhard, ada berbagai cara yang dilakukan seorang pendidik dalam mengembangkan diri dan pembelajaran yang diberikannya, di antaranya membaca berbagai macam jurnal dan buku mengenai pembelajaran, mengikuti berbagai macam konferensi dan workshop, membangun hubungan ‘mentoring’ terhadap pesertadidiknya, mempelajari bahasa lain, menulis jurnal guru, mengamati pembelajaran di kelas sendiri, dan mengamati pembelajaran yang berlangsung di kelas lain.

Prof. Gebhard menggali pendapat dari para peserta workshop mengenai manfaat yang diperoleh para guru ketika berhasil mengembangkan dirinya melalui berbagai kegiatan yang disebutkan sebelumnya. Tidak hanya dosen, tetapi juga mahasiswa S2 dan S3 mampu menyampaikan idenya dalam mewujudkan pengembangan diri yang berguna bagi para guru di dalam profesinya.

Selanjutnya Prof. Gebhard memberikan berbagai macam cara yang dapat digunakan untuk mencatat di dalam jurnal guru yang sebaiknya memang rutin dilakukan oleh seorang guru setelah mengamati pembelajaran yang dilakukannya ataupun setelah mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh guru lain. Selama memberikan arahan dan materi mengenai konsep dan cara yang dapat dilakukan guru untuk mencatat dan merekam semua yang telah diobservasi, Prof. Gebhard tidak pernah lupa meminta pendapat peserta workshop dan menerima pertanyaan yang disampaikan peserta bahkan ketika belum dibuka sesi pertanyaan. Para peserta workshop tidak hanya diam dan mendengarkan, tetapi juga mengajukan beberapa pertanyaan terkait materi yang disampaikan. Para peserta terlihat antusias mengikuti sesi panel ini.

Pada sesi kedua dari sesi panel yang dipimpin oleh Prof. Gebhard, disampaikan bahwa ada empat prinsip yang mendasari observasi pembelajaran, yaitu melihat pembelajaran dari berbagai segi, tidak menghakimi, mendeskripsikan dan bukannya menyarankan, serta mengembangkan observasi melalui refleksi diri.  Keempat prinsip penting tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan seorang guru sendiri ataupun ketika mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh guru lain seperti misalnya ketika ada kegiatan lesson study. Melalui keempat prinsip yang bisa diterapkan di dalam kegiatan observasi, seorang guru maupun seorang peneliti dapat mendeskripsikan secara netral dan tidak menghakimi dan mampu melihat dirinya sendiri di dalam proses pembelajaran tersebut.

Pada sesi ketiga dari workshop ini Prof. Gebhard menyampaikan bahwa terdapat proses tertentu yang berlaku ketika kita, sebagai seorang guru, mengamati proses pembelajaran yang dilakukanoleh guru lain. Hal ini terjadi ketika seorang guru melakukan penelitian action research maupun mengamati sesame rekan guru saat lesson study. Proses yang terdiri dari persiapan observasi, observasi, refleksi dan interpretasi, serta pemilihan alternatif lain untuk mengajar disampaikan Prof. Gebhard dengan cukup jelas dan dijadikan para peserta sebagai pedoman kegiatan observasi yang akan dilakukan pada hari berikutnya. Sebagai penutup kegiatan di hari pertama Prof. Gebhard memberi kuis kepada para peserta workshop dan sebagian besar peserta workshop menjawab dengan antusias dan seakan ingin berlomba menjawab pertanyaan yang diajukan.

Di hari kedua workshop, para peserta dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang dibagi ke beberapa kelas. Para peserta yang masing-masing dikoordinatori oleh perwakilan peserta masuk ke kelas-kelas untuk mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh para guru model yang proses pembelajarannya telah direkam oleh Prof. Gebhard sendiri. Diskusi dan observasi dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah disampaikan oleh Prof. Gebhard pada hari sebelumnya. Pada saat diskusi, dengan penuh perhatian Prof. Gebhard memasuki ruang-ruang kelas untuk mengikuti diskusi sejenak.

Setelah semua peserta selesai melakukan diskusi paralel, mereka kembali ke ruangan diskusi utama untuk mempresentasikan temuannya. Semua group yang mempresentasikan temuan observasi mereka mempresentasikan temuan tersebut dengan antusias dan semangat, sampai-sampai ada satu kelompok yang harus dipotong presentasinya karena telah memakan cukup banyak waktu. Setelah semua kelompok selesai diberi komentar dan umpan balik oleh Prof. Gebhard, workshop ditutup oleh beliau dengan memberikan serangkaian kuis seperti hari sebelumnya. Hampir seluruh peserta berlomba menjawab pertanyaan yang diajukan sebagai bukti antusiasme yang cukup besar dalam mengikuti workshop tersebut.

Sebagai penutup, di dalam sebuah wawancara singkat Prof. Gebhard menyampaikan kesan positifnya terhadap workshop yang diadakan di Yogyakarta dengan peserta yang jauh lebih banyak dari biasanya dan antusias. Prof. Gebhard berharap pada kesempatan berikutnya ketika beliau bisa berkunjung ke Indonesia lagi beliau bisa mengajak profesor yang ahli dalam bidang action research seperti Anne Burns untuk bisa memberikan workshop serupa, terutama bagi para guru, mahasiswa S2 dan S3 yang sedang dan akan melakukan action research. (ika)

Label Berita: 

UNY KEMBALI MERAIH MIPA UI AWARD DI TAHUN 2013

$
0
0

MIPA UI Award adalah salah satu rangkaian puncak dari acara MIPA Untuk Negeri (MUN) yang diselenggarakan oleh BEM FMIPA Universitas Indonesia. Lomba karya tulis ilmiah Tulisan Untuk Negeri (TUN) yang disertai dengan Konferensi Ilmuwan Muda Indonesia (KIMI) ini telah diselenggarakan sejak tahun 2011 lalu. Acara MUN ini merupakan agenda terbesar dari FMIPA UI dan salah satu ajang bergengsi di tingkat nasional.

MUN UI 2013 ini yang diselenggarakan pada tanggal 2—7 September 2013 lalu di Kampus Depok UI, mengambil tema “Indonesia Sepanjang Masa” dengan tujuan agar gagasan yang telah dirintis sejak sekarang mampu menjadi bekal dan direalisasikan untuk masa depan Indonesia, terutama dalam bidang sains sebagai landasan pembangunan bangsa dan sebagai landasan perkembangan teknologi di Indonesia. Demikian kata Prof. Dr.rer.pol. Ir. H. Didik Noto Sudjono, M.Sc. saat memberikan materi tentang Menulis Masa Depan dalam talkshow di salah satu rangkaian acara.

Universitas Negeri Yogyakarta sudah menunjukkan bentuk kontribusinya dan menunjukkan prestasinya sejak MUN UI 2011 dan MUN UI 2012. Pada tahun 2013 ini, dari 90 besar karya abstrak yang dinyatakan lolos menjadi pemenang TUN, UNY mampu menjadi tim terbanyak kedua setelah Universitas Brawijaya (yang mampu meloloskan 18 tim) yaitu 13 tim yang sebagian besar dari mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Dalam KIMI yang berlangsung pada tanggal 4—6 September 2013 tersebut memaparkan gagasan berupa fullpaper yang dipresentasikan dalam media oral presentasi dan poster yang terbagi dalam 3 subtema dari “Rancangan Konkret Mahasiswa Indonesia dalam Upaya Konservasi untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan” yaitu Konservasi Energi, Konservasi Lingkungan, dan Pendidikan Konservasi.

Dalam MUN UI 2013 kali ini, hanya 1 tim UNY yang berhasil menyumbangkan prestasi dengan memperoleh Juara III Bidang Pendidikan Konservasi melalui media presentasi oral dengan karya tulis ilmiah yang berjudul “Bonsai Imitasi Sederhana (BoMiNa): Pemanfaatan Sampah Anorganik Sebagai Media Pembelajaran IPA Berbasis Project Based Learning Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar” yang ditulis oleh Fani Akdiana (mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar) dan Adinuringtyas Herfi Rahmawati (mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY).

Selain itu, Juara I dalam subtema Pendidikan Konservasi adalah Unsoed dan Juara II adalah UI. Dalam subtema Konservasi Energi secara berurutan Juara I, II, dan III adalah Unsoed, UNDIP, Unsoed. Kemudian subtema Konservasi Lingkungan adalah Juara I adalah ITS, Juara II serta III diraih oleh Unibraw. Sementara juara di media presentasi poster hanya diambil masing-masing satu juara dari per subtema, yaitu: UGM di Konservasi Energi, Unibraw di Konservasi Lingkungan dan Pendidikan Konservasi.

Rangkaian acara MUN UI 2013 tidak hanya menghadirkan para peserta yang mengikuti kompetisi TUN, namun juga penghargaan kepada para ilmuan dan saintis muda serta yang sudah menggeluti sains sejak lama. UNY patut berbangga karena para mahasiswanya mampu dan tetap menunjukkan prestasi dengan karya-karya yang bermanfaat, yang semoga bisa direalisasikan menjadi sebuah karya nyata, yang tidak hanya berhenti dalam sebuah gagasan. Pencapaian prestasi UNY tersebut semoga terus mampu menginspirasi para mahasiswa lainnya untuk berkarya dan berkontribusi dalam bidang apapun yang diminati dan digeluti. (Adinuringtyas Herfi Rahmawati)

Label Berita: 

PENUTUPAN PRAKONDISI SM3T UNY

$
0
0

Gubernur Akademi Angkatan Udara Yogyakarta, Marsma TNI Tabri Santoso, S.IP.  didampingi Wakil Rektor I Universitas Negeri Yogyakarta, Wardan Suyanto, M.A., Ed.D. menutup kegiatan prakondisi bagi peserta SM3T (Sarjana Mengajar di daerah Terpencil, Terluar, dan Tertinggal) yang berlangsung di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta sejak 2 hingga 11 September 2013. Latihan dasar ini diadakan agar mereka lebih siap diterjunkan dalam wilayah baru dengan karakteristik alam dan budaya yang berbeda.

Dalam sambutannya, Marsekal Muda TNI Tabri Santoso, S.IP. mengatakan bahwa ilmu dan pengalaman yang didapat akan bermanfaat untuk memperlancar pelaksanaan tugas di daerah 3T nanti. “Pendidikan akan berhasil bila dapat mentransfer ilmu dan memiliki karakter,” kata Marsekal Muda TNI Tabri Santoso, S.IP. Ada 4 bidang yang diajarkan dalam prakondisi ini yaitu motivasi, mental, kepemimpinan, dan nasionalisme.

Motivasi dan mental adalah untuk menyiapkan diri sendiri menghadapi lingkungan yang berbeda dengan daerah asal peserta. Sedangkan kepemimpinan diajarkan karena guru SM3T dianggap teladan di daerah yang akan ditempati sehingga seringkali diminta untuk memberi solusi tentang suatu masalah, untuk itu leadership sangat diperlukan. Nasionalisme juga perlu ditanamkan untuk memperkuat rasa cinta tanah air guna mengurangi dekadensi moral yang terjadi.

Gubernur AAU juga berpesan pada seluruh alumnus pelatihan agar tetap menjalin komunikasi dengan AAU, baik melalui email maupun telepon tentang apa yang terjadi di lokasi penempatan. Materi yang disampaikan pada prakondisi ini meliputi motivasi, pembinaan mental, kepemimpinan lapangan, serta nasionalisme dan bela negara yang diikuti oleh 217 orang yang lolos dalam seleksi awal SM3T dan akan  ditempatkan di Ngada dan Ende di Nusa Tenggara Timur, Gayolues Nanggroe Aceh Darussalam serta Malinau Kalimantan Timur. Penutupan ditandai dengan pelepasan atribut wakil peserta prakondisi SM3T oleh Gubernur AAU. (dedy)

Label Berita: 

MATSUDA MASAHISA BERIKAN KULIAH UMUM DI FMIPA UNY

$
0
0

Matsuda Masahisa, President Aichi University of Education (AUE) memberikan kuliah umum kepada mahasiswa FMIPA UNY, baru-baru ini di Ruang Sidang Fakultas. Matsuda mengatakan AUE adalah salah satu dari 11 Universitas Pendidikan yang ada di Jepang.  Kampus AUE memiliki lokasi yang strategis, dekat sentra industri di Jepang.

AUE, kata Matsuda, memiliki 2 program besar yaitu program Primary Teacher TrainingProgram (PTTP) yang diikuti 700 peserta dan Secondary Teacher Training Program (STTP) yang diikuti 250 orang. Sebanyak 85% dari mereka yang terdaftar dalam PTTP mendapatkan lisensi SMP, dan 80% mendapatkan lisensi SMA. Sebanyak 88% dari siswa dalam STTP  mendapatkan lisensi sekolah dasar, dan 96% mendapatkan lisensi SMA dan sekitar 90% dari siswa memperoleh dua atau lebih lisensi guru.

“Dari peserta Teacher Training Course yang berjumlah 700 nantinya adalah untuk menjadi guru. Sedangkan yang 250 orang  dari Contemporary  Liberal Arts and Science untuk menjadi PNS atau karyawan perusahaan. Dan 75% dari lulusan kursus pelatihan guru menjadi guru sekolah,” lanjut Matsuda.

Matsuda juga menjelaskan prospek pendidikan guru di Jepang. Terdapat 44 fakultas pendidikan guru di universitas nasional di Jepang. Total pendaftaran sekitar 14.900 per tahun termasuk 4.400 bukan sekolah pendidikan guru. Dalam 5 tahun terakhir, jumlah Teacher Training Course di perguruan tinggi swasta meningkat  dengan cepat. Selain itu, pangsa pasar perguruan tinggi nasional dalam pekerjaan guru tergolong tinggi. (witono)

Label Berita: 

DIES NATALIS KE-48: FIS UNY SEMAKIN BERPRESTASI

$
0
0

“TIdak terasa waktu berjalan. Pada tahun 2013 ini, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) memasuki usianya yang ke-48. Fakultas Ilmu Sosial telah bermetamorfosis sejak dari FKIS (1965), menjadi FPIPS (1982), menjadi FIS (1999), lalu menjadi FISE (2006), dan kembali menjadi FIS pada tahun 2011. Perjalanan waktu selama 48 tahun telah menjadi batu ujian bagi fakultas ini, apakah ia masih tetap dalam kekanak-kanakannya atau ia sudah beranjak dewasa sesuai dengan usia yang dimilikinya sekarang.”

Demikian ungkap Dekan FIS UNY, Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag. dalam laporan dekan pada acara dies natalis ke-48 FIS UNY yang digelar Jumat (13/9/2013) di Ruang Sidang Ki Hajar Dewantara FIS UNY. Upacara yang dihadiri oleh Wakil Rektor I dan II UNY, dekan-dekan di lingkungan UNY, Senat UNY dan FIS UNY, dosen, karyawan, mahasiswa, serta mitra kerja FIS UNY ini menghadirkan orator ilmiah Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc. Prof Gafur pada kesempatan tersebut memberi orasi ilmiah dengan tema “Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial”.

Dalam laporannya, Dekan menyampaikan FIS pada tahun 2012 lalu telah mengirimkan usulan pembukaan 8 program studi baru ke Dikti. Namun baru ada 4 prodi yang mendapatkan password untuk menindaklanjuti usulan tersebut, yaitu Prodi Ilmu Komunikasi (S1), Pendidikan Sejarah (S2), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) (S2), dan Pendidikan Geografi (S2). Sementara untuk bidang Pendidikan dan Pengajaran, Dekan juga melaporkan untuk seleksi mahasiswa tahun ini, animo calon mahasiswa masuk FIS dapat dikatakan cukup tinggi, dengan keketatan rata-rata 16,80 (1 : 17).

Rerata masa studi dan IPK yang dicapai oleh lulusan pada tahun 2013 meningkat dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini mencapai 3,37 di mana tahun sebelumnya hanya 3,34. Masa studi lulusan juga cenderung lebih pendek yaitu 4 tahun 5 bulan. Berbabgai upaya telah dilakukan FIS untuk meningkatkan kualitas lulusan guna mencapai prosentase lulusan “cumlaude” yang pada tahun ini mencapai 35%.

Untuk bidang Penelitian dan Pengembanan Ilmu, Ajat mengemukakan tahun ini tercatat 75 judul yang melibatkan 97 peneliti dengan serapan dana Rp. 1.081.481.000,00. Angka tersebut mengalami peningkatan 2 kali lipat dari tahun 2012 yaitu 44 judul dengan serapan dana Rp. 490.000.000,00. Untuk bidang Pengabdian Masyarakat, tahun ini fakultas mendanai 30 judul kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan skim PPM Kelompok, PPM Institusional, dan PPM berbasis Riset dengan besar serapan dana Rp. 160.000.000,00.

Untuk bidang Kemahasiswaan, hingga pertengahan semester ada 5 jenis beasiswa yang diterima  mahasiswa yakni: BBM, PPA, BI, BIDIKMISI, dan SUPERSEMAR. Sementara  bidang Kerjasama dan Kehumasan dalam tahun ini telah mendapatkan beberapa kunjungan dari beberapa SMA, universitas mitra baik dari dalam dan luar negeri, seperti: SMAN 1 Mangunjaya Ciamis, Universitas Negeri Medan,  mahasiswa dari Chiang Mai University Thailand, dan dosen dari Aichi University Japan.

Yang terakhir, Dekan juga melaporkan dari Bidang Administrasi dan Kerumahtanggaan, salah satunya adalah penambahan sistem informasi baru disamping SIAKAD, berupa Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIKADU), meliputi: layanan administrasi (surat keterangan Bebas Teori, SK Pembimbing / Penguji, Laporan Yudisium, dll), layanan keuangan (Honor Mengajar dan Honor Pembimbing/Penguji yang terintegrasi dengan subbag Pendidikan), dan layanan penjadwalan kulian dan presensi mengajar dosen. Selain itu, saat ini FIS juga sedang membuat ruang kegiatan mahasiswa (ORMAWA) dan penyempuranaan lahan parkir. (sari)

Label Berita: 

PENTAS TEATER KAMPUS: KOLABORASI UNY, UNS, DAN IAIN WALISONGO

$
0
0

Bulan September ini “Kampus Ungu” FBS dibanjiri kolaborasi kesenian dari UNY, UNS, dan IAIN Walisongo Semarang. Pentas yang dimotori oleh UKMF Sangkala (Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Sanggar Kolaborasi Mahasiswa) resmi dibuka oleh Wakil Dekan III FBS UNY, Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd., pada Kamis malam (12/9/2013) di depan PKM FBS. Serangkaian pentas teater kampus yang bertajuk Joglo Semar “Nguripi, Ngguyubi, Bebarengan”, diselenggarakan pada tanggal 12—17 September di kampus FBS UNY.

            Serangkaian pentas ini diselenggarakan atas kerja sama antarormawa kesenian Sangkala FBS UNY, UNS, dan IAIN Walisongo Semarang. Jadwal serangkaian pertunjukan teater tersebut di antaranya sebagai berikut.

(1) Pembukaan Pentas Teater Kampus, 12 September di PKM FBS Pukul 19.00—selesai (htm: free).

(2) Pentas monolog dengan naskah Aktor Tak Bernyawa karya M. Shodiq dan Sttt...Diam! karya Giri Ralomo pada Jumat, 13 September di Lab. Karawitan Pukul 19.00—selesai (htm: Rp 2.500,00).

(3) Pentas drama oleh teater Beta IAIN Walisongo Semarang dengan naskah Cangkir Sang Pemahat karya Ali Taufik Ismail, Sabtu, tanggal 14 September di Lab. Karawitan Pukul 19.00—selesai (htm: Rp 5.000,00).

(4) Pentas drama oleh teater Delik UNS dengan naskah PAKSA karya Yusuf Kurniawan, pada Minggu, 15 September di Stage Tari Pukul 19.00—selesai  (htm: Rp 5.000,00).

(5) Pentas monolog dengan naskah Solidaritas karya M. Shodiq di Pendopo  Tedjakusuma, Senin, tanggal 16 September pukul 19.00—selesai (htm: free).

(6)  Diskusi teater pada Selasa, tanggal 17 September di Pendopo Tedjakusuma pukul 19.00—selesai (htm: free).

Pemesanan tiket atau informasi lebih lanjut dapat menghubungi: 085643741942 (Ali Hasan/Jimbe) atau 08994146978 (Uyung).

Acara kesenian kampus ini pun mendapatkan tanggapan positif dari warga UNY. “Aku sangat apresiatif dengan acara seni di kampus FBS ini. Acaranya asyik dan keren, karena ada kolaborasi seni musik, seni rupa, dan sastranya,” tandas Zizi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Selain itu, nafas kesenian yang diselenggarakan oleh kerjasama Sangkala dan tim, menggugurkan kredo “kampus tanpa kesenian adalah kebun binatang”: bahwa pentas teater kampus Joglo Semar dapat mewarnai dinamika seni pertunjukan di FBS UNY. Mari meriahkan dan salam budaya! (Rony)

Label Berita: 

UNY REBUT PERINGKAT DELAPAN DALAM PIMNAS 2013

$
0
0

Universitas Negeri Yogyakarta berhasil menembus peringkat delapan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2013 yang diselenggarakan di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat pada 9—12 September 2013 yang diikuti 400 kelompok dari 106 perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang diseleksi dari 330 perguruan tinggi penerima hibah Program Kreativitas Mahasiswa(PKM). Pimnas merupakan kegiatan puncak pertemuan nasional dalam perwujudan kreativitas dan penalaran ilmiah mahasiswa yang terjadwal secara akademik oleh Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia. Pada tahun 2013 ini, PIMNAS telah memasuki tahun XXVI.

Dalam PIMNAS XXVI ini UNY berhasil menyabet penghargaan 1 medali emas untuk kategori presentasi PKMKC, 1 medali emas kategori poster PKMKC, dan 2 juara favorit kategori presentasi PKMK dan PKMKC. Peraih emas kategori presentasi diraih oleh tim PKMKC dengan proposal berjudul “Tiang Lompat Tinggi Elektrik Otomatis Berbasis Mikrokontroler Atmega16 dengan Motor DC untuk Mendukung Olahraga Prestasi” yang digawangi oleh Widi Putra Guna, Rizki Edi Juwanto, dan Nova Suparmanto dari Fakultas Ilmu Keolahragaan. Menurut ketua pelaksana tim, Widi Putra Guna, mereka menampilkan keunggulan alat tersebut agar para juri tertarik.

“Kami diberi waktu 10 menit untuk presentasi dan 10 menit tanya jawab dengan juri,” kata Widi Putra Guna. “Kami mempertahankan proposal kami sewajar mungkin sesuai apa yang juri tanyakan. Semuanya kami usahakan untuk dijawab dengan santun dengan menekankan keunggulan kami pada kerjasama tim dengan menghindari dominasi oleh satu atau dua anggota tim”. Nova Suparmanto menambahkan bahwa pertanyaan juri seringkali menanyakan hal di luar teknis seperti bagaimana membawa tiang lompat tinggi sebesar ini ke Mataram. “Namun yang terpenting, kami selalu berdiskusi setiap hari,” ungkap Nova.

Medali emas kategori poster diraih oleh tim PKMKC yang diketuai Valentina Putri Wijayanti, Muh. Nana Aviciena, dan Erly Sugesta dari FT UNY dengan proposal berjudul “Alat Deteksi Kadar Alkohol pada Pengemudi Mobil Berbasis Mikrokontroler Atmega8 sebagai Solusi Pencegahan Penyalahgunaan Pengemudi Mabuk” yang sekaligus juga meraih juara favorit kategori presentasi. Sementara, peraih juara favorit kategori presentasi PKMK diraih Herwiyanda Surya Saputra, Exwan Andriyan V, Wisnu Broto Wibowo, dan Tomi Pujiono dari FT UNY dengan proposal berjudul “Jaket Multifungsi Victory’s Bag”.

Wakil Rektor III UNY, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes. bersyukur atas pencapaian prestasi mahasiswa UNY di PIMNAS XXVI ini dan berterimakasih pada seluruh tim, serta para pembina dan lembaga dengan kontribusinya yang optimal. “Dari 330 perguruan tinggi yang mengirimkan proposal PKM, hanya 106 perguruan tinggi yang lolos Pimnas,” kata Sumaryanto, M.Kes. “Jumlah seluruh proposal PKM perguruan tinggi seluruh Indonesia 38.500, hanya 400 proposal yang lolos untuk bertanding di Pimnas XXVI di mana UNY mengirim 17 tim sebagai finalis.”

Secara khusus, Wakil Rektor III mengucapkan selamat pada Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Keolahragaan atas keberhasilan mahasiswa FIK meraih emas dalam Pimnas. Hasil Pimnas XXVI di Universitas Mataram selengkapnya adalah: ITS, UNAIR, UGM, UB, IPB, UNDIP, USD, UNY, UNSRI, dan UNNES. (dedy)

Label Berita: 

PELEPASAN PESERTA SM3T UNY

$
0
0

“Tujuan bertugas di daerah 3T adalah dalam rangka pengabdian. Oleh karena itu, harus bisa beradaptasi dengan tempat pengabdian, membantu apa yang dikerjakan masyarakat di sana sehingga tidak ada masalah yang bersifat nonakademik. Program yang telah dirintis oleh angkatan pertama dan kedua silakan dilanjutkan, dan bila ada program yang belum terlaksana segera diwujudkan.”

Demikian kata Wakil Rektor II Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Moh. Alip dalam pelepasan peserta SM3T Universitas Negeri Yogyakarta di Auditorium UNY, Sabtu, 14 September 2013. Dr. Moh. Alip mengatakan agar keluarga yang ditinggalkan di Jawa mohon mengikhlaskan kepergian putra-putrinya selama setahun ke depan untuk mengabdi di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.

“Tumpahkan potensi Anda pada pekerjaan sehingga tidak selalu teringat pada keluarga,” kata Wakil Rektor II. “Gayolues cukup akomodatif, bila Anda berprestasi akan ada kemungkinan diangkat sebagai pegawai tetap di sana.” Program SM3T akan dilaksanakan selama setahun dengan tujuan membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan, khususnya kekurangan guru sekaligus memberikan pengalaman pengabdian pada sarjana pendidikan, dan mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti PPG.

Peserta SM3T UNY tahun 2013 ini akan ditempatkan selama setahun di kabupaten Ngada NTT sebanyak 48 orang, kabupaten Ende NTT 46 orang, kabupaten Gayolues NAD 64 orang, dan kabupaten Malinau Kaltim 45 orang. Pelepasan peserta SM3T juga diikuti oleh segenap orang tua peserta dan keluarga untuk melepas putra putrinya yang akan mengabdi di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal Indonesia.

Salah satu orangtua peserta SM3T, Suparno, mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung program ini karena untuk meratakan pendidikan di Indonesia. Menurut orangtua dari Imas Kurnia Prodi Pendidikan Geografi FIS UNY tersebut, pendidikan di daerah 3T perlu dibimbing agar lebih maju sehingga bisa menyamai tingkat pendidikan di daerah non-3T. “Saya ikhlas melepas anak saya untuk mengabdi di Gayolues demi mencerdaskan bangsa, komunikasi kan sekarang tidak menjadi masalah karena ada ponsel dan sebagainya,” tutupnya. (dedy)

Label Berita: 

FT UNY SELENGGARAKAN PROGRAM PPG KOLABORATIF SMK PRODUKTIF

$
0
0

Setelah dua tahun diberi amanah oleh Direktorat Pendidik dan Kependidikan Dirjen Pendidikan Tinggi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta kembali dipercaya untuk menyelenggarakan Program Kolaboratif Pendidikan Profesi Guru (PPG) SMK Produktif tahun akademik 2013/2014 seperti yang diungkapkan Wakil Dekan I Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Sunaryo Soenarto selaku penanggung jawab program ini, Jumat (6/9/2013) lalu. Program ini merupakan program rintisan kerjasama antara Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan dengan Perguruan Tinggi Mitra untuk penyediaan guru SMK bidang keahlian tertentu.

Latar belakang program ini adalah karena saat ini banyak dibutuhkan guru program studi langka di SMK yang belum mampu disediakan oleh LPTK, misalnya guru produktif untuk bidang keahlian Geologi Pertambangan, Pesawat Udara, Pertanian, Peternakan, Pariwisata, Perikanan, Komunikasi Desain Visual, dan lain-lain. “Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, secara hukum LPTK dimungkinkan untuk melakukan kerjasama  dengan perguruan tinggi, khususnya Politeknik, yang memiliki sumberdaya yang relevan dengan program studi keahlian yang diperlukan,” tutur Dr. Sunaryo Soenarto.

Fakultas Teknik UNY dipilih karena secara historis, telah memiliki pengalaman dalam menjalin kerjasama dengan beberapa instansi penyelenggara pendidikan yang menyiapkan tenaga ahli di bidang tertentu untuk bersama-sama menyelenggarakan program penyiapan pendidik (dulu disebut program Akta Mengajar III dan program Aka Mengajar IV) bagi lulusan yang berlatar nonkependidikan. “Terutama bagi guru yang sudah mengajar tetapi belum memiliki kemampuan profesional dalam mengelola pembelajaran secara efektif dan efisien,” ungkapnya.

“Beberapa pelatihan Peningkatan Ketrampilan Dasar Instruksional bagi dosen, widyaiswara, guru, dan instruktur yang telah dilaksanakan Fakultas Teknik UNY di antaranya berupa kerjasama dengan Pusat Latihan Pekerjaan Umum, Pusat Pendidikan dan Pelatihan PLN Semarang, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumberdaya Manusia Perum Perhutani Madiun, Akademi Minyak dan Gas Cepu, Direktorat Jendral Pendidikan Menengah, dan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,” tambah Wakil Dekan I FT UNY. (hryo)

Label Berita: 

PEMBERDAYAAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

$
0
0

Dusun Nglebeng, Desa Margorejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman mendapatkan kunjungan dari Perpustakaan Daerah Sleman dan Program Perpuseru Coca Cola Foundation, Rabu (9/9/2013) lalu. Kunjungan ini ditujukan  untuk program yang awalnya diprakarsai oleh empat mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Keempat mahasiswa tersebut adalah Dita Maya Winandarum, Mareta Mega Silvia, Marta Dwi Ningrum, dan Petrus Ihnasius Sumondang Tampubolon yang didampingi oleh dosen Pendidikan Luar Sekolah, Dr. Iis Prasetyo, M.M.

 Program tersebut yaitu program pemberdayaan  berwawasan lingkungan yang ditujukan bagi para lansia yang bertujuan untuk membentuk para lansia agar tetap aktif dan produktif. Pemberdayaan  yang dilakukan melalui pendidikan berwawasan lingkungan ini diterapkan pada lansia di Dusun Nglebeng, Program pemberdayaan ini  dilatarbelakangi oleh masih banyaknya lansia di dusun ini yang belum mempunyai kegiatan yang produktif guna mengisi waktu luangnya.

Potensi alam yang dimiliki oleh Dusun Nglebeng sangat melimpah, misalnya berbagai jenis salak di mana dusun ini merupakan salah satu dusun penyumbang salak di Kabupaten Sleman. Selain salak, dusun ini juga memiliki sumber daya alam yang belum termanfaat dan sering menjadi permasalahan yang dikeluhkan oleh masyarakat yaitu limbah salak dan kotoran hewan ternak yang menimbulkan bau yang tidak sedap. Melalui pemberdayaan masyarakat berwawasan lingkungan ini mahasiswa PLS berusaha memanfaatkan sumber daya tersebut sebagai media pembelajaran dan memberikan solusi bagi permasalahan yang dialami oleh masyarakat. 

Melihat kondisi ataupun permasalahan yang dialami masyarakat di dusun ini, program pemberdayaan masyarakat berwawasan lingkungan yang diterapkan oleh mahasiswa ini  dilaksanakan dengan pelatihan pembuatan pupuk organik dan pembiakan EM4 yang mana pupuk organik sangat dibutuhkan oleh masyarakat di dusun ini. Pelatihan tersebut bekerjasama dengan Posyandu Lansia yang ada di dusun Nglebeng serta didampingi oleh Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara. 

Ibu Endah Sulvitasari selaku ketua Perpuseru Coca-Cola Foundation menanggapi program ini dengan menyatakan, “Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk ini merupakan kegiatan positif, menarik, dan mampu memanfaatkan potensi alam sebagai media pembelajarannya.”  Anggapan positif lain juga dipaparkan oleh pengurus posyandu Lansia, Ibu Sri Lestari. Menurutnya kegiatan ini cukup menarik perhatian lansia dan lansia merasa dirinya masih mampu melakukan kegiatan yang menghasilkan produk yang bermanfaat. Para lansia merasa senang dan sudah tidak sabar mengikuti pelatihan-pelatihan lainnya.

Dari tanggapan di atas terlihat bahwa kegiatan tersebut dapat memberikan nilai yang positif bagi masyarakat dusun Nglebeng. Selain itu terlihat jelas bahwa masyarakat dusun Nglebeng sangat antusias dan semangat dalam mengikuti program tersebut yang sebagai outputnya berupa pupuk organik dan EM4. Keduanya dapat dimanfaatkan untuk keperluan sendiri ataupun dapat dipasarkan kepada masyarakat. (mrt/dt/mt/ant)

Label Berita: 

PROGRAM PPG KOLABORATIF SMK PRODUKTIF: SEMANGAT JADI GURU PROFESIONAL

$
0
0

Penyelenggaraan Program PPG Kolaboratif SMK Produktif oleh Fakultas Teknik UNY atas mandat yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ternyata disambut positif oleh para sarjana yang memang memimpikan menjadi seorang guru profesional. Sebanyak 200 sarjana dari berbagai universitas dengan latar belakang ilmu yang berbeda telah lolos tes kemampuan dasar secara online. Setelah melalui seleksi verifikasi dokumen, kemudian mereka berhak untuk mengikuti tes wawancara dan micro-teaching di Fakultas Teknik UNY.

Setelah melalui seleksi yang cukup padat dan ketat, akhirnya terjaring 57 peserta Program PPG Kolaboratif SMK Produktif yang akan digembleng di Fakultas Teknik UNY selama satu tahun atau dua semester setara 40 SKS.

Wakil Dekan I FT UNY, Dr. Sunaryo Soenarto selaku penanggung jawab program ini mengatakan bahwa Semester I blok 2, semua mahasiswa menempuh workshop Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kejuruan (PPPK) atau Workshop subject Specific Pedagogic dan pembelajaran micro teaching. “Workshop PPPK menghasilkan: Silabus, Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran, Bahan Ajar yang meliputi handout, job sheet, operation sheet, workshop sheet, Media Pembelajaran, Instrumen Penilaian Proses dan Hasil Belajar,” jelas Wakil Dekan I FT UNY.

“Sementara pada Semester II blok 1 mahasiswa menempuh Program Praktik Pengalaman Lapangan di SMK selama 4 bulan efektif dan dilanjutkan Program Praktik Industri  selama 2 bulan. Sementara pada akhir Program PPG, mahasiswa menempuh uji sertifikasi pendidik dan uji profesi bidang keahlian.

“Sehingga setelah menempuh proses tersebut para peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan diri sebagai seorang guru SMK yang menguasai bidang keahlian, landasan keilmuan kependidikan dan penerapannya secara profesional di lapangan,” tandasnya.

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Rochmat Wahab M.Pd., M.A. saat memberikan arahan di hadapan 57 peserta pada acara pembukaan Program PPG Kolaboratif SMK Produktif di Ruang Sidang Utama Gedung Rektorat UNY, Selasa, (10/9/2013) menyatakan, “Lolos menjadi peserta Program PPG Kolaboratif SMK Produktif sepatutnya menjadi hal yang disyukuri karena Anda telah menyisihkan ratusan calon peserta yang juga ingin bergabung dengan program ini, karena di sini Anda semua akan digembleng dan difasilitasi untuk menjadi seorang pendidik yang berkompeten dan profesional.” Rektor UNY berpesan agar seluruh peserta nantinya dapat belajar dan berjuang dengan serius agar cita-cita menjadi seorang guru profesional dapat benar-benar terwujud.

Selain itu, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. juga mengapresiasi tinggi atas kerja keras yang dilakukan seluruh jajaran Fakultas Teknik UNY yang terus mengembangkan networking dengan berbagai pihak, baik kemeterian, institusi pendidikan, maupun industri dari dalam dan luar negeri. “Berbagai kerjasama yang telah terbina harus terus dipantau dan ditingkatkan agar membawa berbagai kemanfaatan untuk berbagai pihak dan utamanya bagi masyarakat luas,” tandasnya.

Sebelumnya, Dekan Fakultas Teknik UNY, Dr. Moch. Bruri Triyono, M.Pd. dalam pidato laporannya menjelaskan bahwa 57 peserta Program PPG Kolaboratif SMK Produktif yang lolos seleski ini akan dibekali dengan berbagai mata kuliah teori, praktik, ataupun worshop yang mendukung mereka untuk menjadi seorang guru profesional.

“Pada semester I blok 1, mahasiswa dengan latar belakang S1 atau D4 nonkependidikan akan menempuh kuliah pendalaman kependidikan dan keguruan sebanyak 12 ks. Sementara mahasiswa dengan latar belakarang kependidikan akan menempuh kuliah Workshop Pengembangan Produk atau Desain Teknologi setara 12 sks,“ tandasnya. (hryo)

Label Berita: 

RIA ”ELVY SUKAESIH” DARI FBS UNY

$
0
0

Semangatnya bernyanyi terus ia jaga. Baginya, dangdut tak bisa lepas dari hidupnya. “Dangdut adalah jiwa saya,” kata Ria Wulansari, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (FBS UNY). Berbagai kompetisi diikutinya untuk meraih mimpi menjadi seorang penyanyi dangdut profesional.

Setelah berhasil memenangi kompetisi Bintang Dangdut Got Talent 2013 tingkat Jateng-DIY pada Juni 2013 lalu, ia kembali menorehkan prestasi di ajang Lomba Bintang Dangdut TVRI 2. Walau tak tampil sebagai juara I, ia berhasil masuk 12 besar menggeser ratusan petarung dangdut lain.

“Alhamdulillah, ini adalah pengalaman berharga,” kata mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman angkatan 2009 yang bersiap mengikuti wisuda pada Desember tahun ini. “Kompetisi semacam ini membuat saya tahu letak kesalahan saat bernyanyi.”

Ia bercerita bahwa kompetisi yang diadakan TVRI ini telah digelar sejak Februari lalu. “Sampai akhirnya diambil 15 besar untuk masuk Grand Final pada 13 September,” kata putri pasangan Suharti dan Sugiman ini. Pada final tersebut kemudian diseleksi kembali menjadi 12 besar.

“Nah, dari 12 orang tersebut, 3 di antaranya menjadi juara 3 besar. Dan ke-12 finalis tersebut berhak menjalani proses rekaman. Bahagia, karena bisa rekaman.” Ketika ditanya apakah ia membawakan lagu sendiri, Ria berujar bahwa lagu akan disediakan pihak TVRI. “Jadi, kami tinggal nyanyi saja.”

Adakah yang berkesan pada perlombaan ini? Dengan antusias, Ria menjawab bahwa ia sempat disanjung para juri yang berasal dari Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia (PAMMI) saat acara puncak di TVRI Semarang. Mereka berkomentar kalau karakter dan gaya Ria mengingatkan mereka pada Elvy Sukaesih.

Menanggapi hal tersebut, Ria tak mau terhanyut dengan pujian. “Namun saya bangga dan berusaha meningkatkan kualitas saya. Untuk menjadi lebih hebat, saya berusaha jangan cepat puas,” tutupnya. (Fitri Ananda)

Label Berita: 

PENTAS MONOLOG: “SSSST ... DIAM!”

$
0
0

“Sssst … diam!” begitu kata Isa Anggit Prasetyo. Dengan berkemeja panjang coklat muda yang sengaja tak dikancingkan, ia mondar-mandir di dekat tiang lampu di pinggir jalan. Entah piranti apa yang ia bawa, tampak dari kejauhan beberapa kotak  berwarna.

Tidak lama kemudian, Isa menghentak-hentak tanah. “Heeh, kenapa kamu diam saja?” bentaknya pada kotak itu. “Ssssst ... diam!” katanya lagi. Isa terus saja bicara sendiri. Di panggung yang temaram itu tak ada siapa-siapa, hanya Isa seorang.

Ternyata Isa sedang bermonolog. Ia membawakan sebuah naskah berjudul “Ssssst .... Diam!” karya Giri Ratomo. Malam itu (Jumat, 13/9/2013) di Laboratorium Karawitan Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Fakultas  (UKMF) Sanggar Kesenian Kolaborasi (Sangkala) sedang diadakan sebuah pentas monolog.

Malam itu, saya duduk di barisan depan supaya mudah menikmati pementasan malam itu. Penonton di samping saya kasak-kusuk karena tak paham terhadap apa yang dipentaskan Isa. “Agak bingung” kata Silvi Ushliha. Begitu pun saya yang masih  samar-samar menangkap maknanya.

Tak mau ambil pusing, selesai pentas saya pun bergegas menemui Isa. Menurutnya, di naskah ini ia berperan sebagai seorang pesulap. “Saya ini pesulap tapi calo” terangnya. “Pesulap di sini bisa mengubah apa pun, bahkan bisa melenyapkan kasus-kasus besar seperti korupsi.”

Isa mengingatkan serentetan kalimat yang ia ucapkan di panggung tadi, “Saya biasa mengubah biodata kartu identitas, dari KTP sampai paspor. Di tangan saya seorang koruptor bisa bebas dari hukum dan tetap menjadi pemimpin. Lewat mantera saya ‘sim salabim’ pecundang pun bisa menjadi wakil rakyat. Bila ada yang ingin menjadi pegawai, silahkan hubungi saya. Apapun ijazah Anda, berpengalamankah atau tidak.”

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2009 itu berujar kalau dari pertunjukan tadi ia ingin menyampaikan bahwa selagi mampu menunjukkan kebenaran, maka tunjukkanlah walaupun kebenaran itu terselubungi berbagai hal.

Isa bukan satu-satunya aktor monolog. Sebelumnnya, Gilang Alamsyah dengan apik menampilkan naskah “Aktor Tak Bernama” karya M. Shodiq. Pentas monolog malam itu merupakan salah satu rangkaian acara dari Pentas Teater Kampus Joglosemar yang bertajuk “Nguripi, Ngguyubi, Bebarengan.”

Kata Joglosemar yang merupakan singkatan Jogja, Solo, Semarang mengisyaratkan bahwa pertunjukan tersebut tak hanya dipentaskan oleh FBS UNY, tetapi juga beberapa kampus di Semarang dan Solo. Tujuan utama acara yang dihelat sejak 12—16/9/2013 tersebut adalah menghidupkan suasana seni di Kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), terutama di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS).

Pentas Teater ini merupakan agenda besar UKMF Sangkala. Selain pentas monolog, Laboratorium Karawitan bakal dimeriahkan dengan pentas drama “Cangkir Sang Pemahat” yang dibawakan Teater Beta dari IAIN Walisongo Semarang (14/9/2013). Selanjutnya, pada 15—17/9/2013 ada Pementasan Drama “Paksa” oleh teater Delik dari UNS, Solo.

“Disusul Pentas Monolog ‘Solidaritas’ oleh M. Shodiq dan ditutup dengan diskusi teater yang digelar di Pendopo Tedjo Kusumo,” tutup Fitria Nurul, mahasiswa Pendidikan Bahasa Prancis angkatan 2009 selaku ketua panitia. (Fitriananda)

Label Berita: 

NOKA GURU SM3T UNY DI MALINAU

$
0
0

Malinau merupakan salah satu kabupaten pemekaran dari kabupaten Tanjung Selor kurang lebih 13 tahun yang lalu. Sejak pemekaran, Kabupaten Malinau sudah menampakkan kemajuan yang cukup pesat terlebih untuk daerah-daerah di sekitaran kota atau yang masih bisa dijangkau dengan jalur darat. “Sempat saya ragu untuk menginjakkan kaki di Kalimantan, takut dengan penduduknya dan daerahnya yang masih banyak hutan-hutan sehingga dalam pikiran saya, saya akan ditempatkan di sekitaran hutan yang sulit dijangkau. Akan tetapi, pada kenyataanya apa yang saya alami tidak seekstrem yang saya pikirkan sebelumnya. Dan saya sangat bersyukur karena ditugaskan di tempat ini,” demikian kata Noka Setya Maharani, peserta SM3T UNY yang ditempatkan di SMA Negeri 4 Malinau.

SM-3T atau  Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal merupakan bagian dari program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia yang diprakarsai oleh Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam program ini, para sarjana pendidikan direkrut, dipersiapkan, dan diterjunkan di wilayah pengabdian. Selain mengajar, mereka juga melakukan kegiatan kemasyarakatan. “Mengajar di daerah 3T masih perlu sentuhan lebih untuk memajukan daerah, dan ini merupakan pengalaman yang tak terlupakan” katanya.

SMA Negeri 4 Malinau merupakan sekolah yang baru berdiri pada 18 Februari 2008. Sekolah yang baru berumur kurang lebih 5 tahun ini berada di Desa Lidung Kemenci, Kecamatan Mentarang sekitar 20 Km dari pusat kota Malinau. Dengan medan yang berbukit-bukit dan dibatasi hutan dan jurang di kanan kirinya, dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum hanya membutuhkan waktu 30 menit. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari pusat kota ini, tentunya menguntungkan SMA Negeri 4 Malinau untuk lebih bisa mengepakkan sayapnya minimal di tingkat Kabupaten Malinau sendiri. Hal ini dibuktikan dengan eksistensi SMA Negeri 4 Malinau yang terhitung masih seumur jagung, tetapi pretasi yang diperolehnya cukup bisa diperhitungkan. Hal ini ditunjukkan dengan keikutsertaan beberapa dari mereka dalam event besar Olimpiade Sains Nasional (OSN).

Tahun ini, Kabupaten Malinau juga mengadakan seleksi tingkat Kabupaten guna mengikuti OSN yang memang menjadi agenda tahunan. SMA Negeri 4 Malinau tak mau ketinggalan untuk ikut berpartisipasi. “Saya yang memang basic studinya Pendidikan Matematika, pada event ini diminta untuk membimbing anak yang akan bertarung di seleksi OSN tingkat kabupaten bidang studi Matematika” kata Noka. “Antara bangga, senang, bingung bercampur menjadi satu. Bangga dan senang karena diberikan kepercayaan untuk membimbing anak-anak dan itu artinya saya diberikan kesempatan lebih untuk belajar dan memahami karakter anak sini lebih jauh.”

Namun dibalik itu, juga ada kisah yang membuat miris, yaitu ketika dia mengajar matematika, baik di kelas X, XI, maupun XII. Alumni Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY tersebut menemukan bahwa sebagian besar mereka ternyata mempunyai kemampuan perhitungan yang masih kurang. Perhitungan penjumlahan, pengurangan, pembagian, ataupun perkalian yang sedianya sudah harus dikuasai mereka sejak mereka duduk di bangku SD ternyata sampai SMA ibarat berjalan tertatih-tatih.

“Akhirnya dalam pembelajaran seringkali saya menghabiskan waktu mengajar hanya untuk membantu mereka berhitung,” kata Noka. “Saya pikir percuma juga kalau pelajarannya sudah sampai jauh tapi berhitung saja masih susah. Untuk penjumlahan dan pengurangan terkadang saya gunakan garis bilangan yang sedianya diajarkan untuk anak SD.”

Butuh kesabaran ekstra untuk mengajar anak-anak di sini. Dalam pembelajaran yang memang benar-benar paham dengan apa yang disampaikan guru hanya sebagian kecil saja, sedang yang lainnya harus dipancing lebih agar mereka paham terhadap apa yang ingin disampaikan. Seringkali warga Semanten, Pacitan ini harus keliling menjelaskan satu per satu dari bangku-bangku dengan harapan semua siswa akan paham. Tetapi tidak semua siswa seperti itu. Masih ada sebagian siswa yang memang peduli dengan pendidikan dan serius dalam belajar. Bahkan ada beberapa siswa yang rela belajar dan bertanya pada saat istirahat jika memang belum memahami apa yang disampaikan guru.

“Saya yakin, ketika mereka diberikan motivasi dan diberikan wawasan pentingnya pendidikan secara kontinyu dan diberikan pengarah dan suri tauladan yang baik oleh guru, cepat atau lambat budaya menyepelekan pendidikan akan terkikis juga,” tutup Noka Setya Maharani. (dedy)

Label Berita: 

MONITORING DAN EVALUASI MAHASISWA BIDIK MISI FE UNY

$
0
0

Mahasiswa Bidik Misi merupakan mahasiswa istimewa dari sisi kompetensi. Dari sisi kemampuan ekonomi mereka tidak punya daya dukung, tetapi dari sisi akademis dianggap mampu sehinga mendapatkan dana beasiswa dari pemerintah. Menjadi mahasiswa Bidik Misi sangatlah beruntung dan patut bersyukur. Oleh karena itu, kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk belajar dan memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Akan lebih baik jika mahasiswa Bidik Misi mau mengikuti kegiatan kemahasiswaan, membawa bendera fakultas atau universitas, dan berprestasi di tingkat lokal, nasional, ataupun internasional. Diharapkan mahasiswa Bidik Misi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FE UNY) dapat lulus tepat waktu dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3. Demikian disampaikan Dekan FE UNY, Dr. Sugiharsono, M.Si. pada acara Monitoring dan Evaluasi Mahasiswa Bidik Misi FE UNY belum lama ini.

Pembinaan mahasiswa Bidik Misi FE UNY disampaikan Wakil Dekan I, Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M. yang mengatakan mereka sebagai, “Mahasiswa khusus,  diberikan fasilitas yang khusus, pembinaan khusus, dan diharapkan lulus dengan predikat yang khusus pula. Itulah mahasiswa Bidik Misi. Mahasiswa Bidik Misi adalah anak emas. Melalui jalur ini, mereka yang memiliki prestasi di sekolah dipilih oleh pemerintah sehingga memiliki kesempatan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi negeri. Sedangkan siswa lain harus berjuang tetapi belum tentu diterima.”

 “Impian dan cita-cita saja tidak membuat orang menjadi sukses tetapi ingat bahwa tidak ada orang sukses tanpa impian dan cita-cita,” ujar Guru Besar Ilmu Manajemen Bisnis FE UNY.

Selain sebagai anak emas, di UNY mahasiswa Bidik Misi juga merupakan mahasiswa emas, yaitu dengan mendapatkan perlakuan yang istimewa dari kampus yang tidak didapatkan oleh selain mereka. Sebagai contoh, karena mahasiswa Bidik Misi diprioritaskan untuk lulus tepat waktu, mereka mendapatkan kemudahan untuk bertemu dosen selama masa bimbingan skripsi sehingga bimbingan skripsi yang mereka dapatkan lebih intensif.

Selain itu, lanjut Moerdiyanto, mereka juga akan diutamakan untuk dilibatkan dalam penelitian-penelitian dan PPM (Pengabdian Pada Masyarakat) dosen guna mendapatkan pengalaman-pengalaman sosial dan akademik. Sebaliknya, dengan berbagai fasilitas itu, mahasiswa Bidik Misi juga selayaknya berprestasi emas. Oleh karena itu, hasil belajar mereka akan selalu dipantau melalui MONEV (Monitoring Evaluasi) periodikal. (Isti)

Label Berita: 

EVALUASI AKHIR PPL UNTUK JAGA KUALITAS PELAKSANAAN

$
0
0

Program kegiatan PPL (dalam KKN-PPL) terintegrasi dan saling mendukung satu dengan lainnya guna mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon guru atau tenaga kependidikan. Program-program yang dikembangkan dalam pelaksanaan PPL difokuskan pada komunitas sekolah, klub, atau lembaga.

Dalam rangka menjaga kualitas pelaksanaan PPL UNY, Jumat, 13 September 2013, Pusat Pengembangan Praktik Pengalaman Lapangan dan Praktik Kerja Lapangan LPPMP mengadakan Seminar Evaluasi Akhir PPL tahun 2013. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari sekolah-sekolah yang telah menampung mahasiswa selama pelaksanaan PPL.

Kepala Pusat Pengembangan PPL dan PKL, Drs. Ngatman, M.Pd. dalam acara pembukaan menyampaikan bahwa program yang dirancang diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa, terutama dalam hal pengalaman mengajar, memperluas wawasan, melatih dan mengembangkan kompetensi mengajar yang diperlukan dalam bidangnya, serta meningkatkan keterampilan, kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan dalam memecahkan masalah pembelajaran.

“Masalah yang muncul di lapangan berdasarkan monitoring misalnya praktik mengajar oleh mahasiswa tidak memenuhi target, mahasiswa meninggalkan sekolah dengan berbagai alasan, matrik, catatan dan program mingguan mahasiswa tidak dibuat, dosen pembimbing tidak mengunjungi mahasiswa di lapangan, dan lain-lain. Sedangkan masalah akademik yang sering muncul adalah mengenai pemilihan program prioritas PPL yang kurang mencermati program sekolah yang bisa diintegrasikan menjadi program PPL, keterlambatan pembagian tugas atau jadwal tugas mengajar guru oleh pihak sekolah, serta pemberian beban antara mahasiswa yang tidak merata,” tambahnya. Hal ini senada dengan pendapat salah seorang perwakilan sekolah.

Kemudian, Sekretaris Pusat Pengembangan PPL dan PKL, Drs. Eko Widodo, M.Pd. yang juga hadir memberikan pengarahan mengatakan bahwa Seminar Evaluasi program PPL ini memiliki dua kepentingan, yakni untuk kepentingan penilaian prestasi mahasiswa dan masukan perbaikan kebijakan program KKN-PPL.

Untuk kepentingan yang pertama, penilaian prestasi akademik mahasiswa perlu dipisahkan antara bidang KKN dengan PPL, sedangkan untuk menentukan kebijakan pelaksanaan program PPL perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh oleh tim yang independen. Komponen yang dinilai menyangkut lima aspek yang meliputi:  Perencanaan Pembelajaran, Proses Pembelajaran (komprtansi paedagogik dan profesional), Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan  Laporan PPL. (bin)

Label Berita: 
Viewing all 3541 articles
Browse latest View live