Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all 3541 articles
Browse latest View live

DR. MUCHLAS KEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN ONLINE UNTUK PRAKTIK TEKNIK DIGITAL

$
0
0

PPs UNY kembali meluluskan doktor dari Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (PTK) melalui Ujian Terbuka dan Promosi Doktor yang digelar pada Sabtu (4/5/2013) di Aula PPs UNY dengan Promovendus Muchlas. Penelitian yang dikembangkan yaitu pembelajaran praktik menggunakan simulator yang dilengkapi dengan fasilitas kolaborasi praktik online yang dapat digunakan secara fleksibel untuk berbagai simulator, mudah dalam implementasinya, menyediakan kelengkapan program aplikasi desktop dan online, menyediakan fasilitas komunikasi teks sinkron maupun asinkron, serta terintegrasi dengan learning management system (LMS).

Penelitian yang dipromotori oleh Prof. Sarbiran, Ph.D. dan Herman Dwi Surjono, Ph.D. tersebut bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran praktik online teknik digital dan perangkat-perangkat pendukungnya, serta mengetahui kelayakan dan efek pembelajaran dari model yang dikembangkan, sehingga  dapat digunakan oleh para dosen di Program Studi Teknik Elektro dan program studi serumpunnya sebagai alternatif  penyelenggaraan kegiatan praktik yang fleksibel dengan biaya rendah.

Muchlas memaparkan bahwa penelitiannya dilaksanakan melalui tahap-tahap pengembangan yang meliputi studi pendahuluan, perencanaan, pengembangan produk awal, ujicoba awal, revisi produk utama, ujicoba lapangan, revisi produk akhir, serta diseminasi dan implementasi produk.  “Validasi produk dilakukan oleh ahli pembelajaran multimedia, ahli bidang studi teknik digital, ahli­e-learning dan ahli desain instruksional. Untuk memperoleh konsensus para ahli terhadap validitas model hipotetik yang dikembangkan, digunakan teknik Delphi yakni penyimpulan hasil berdasarkan konsensus para ahli,” tambahnya.

Dosen yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor I Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tersebut menjelaskan bahwa penelitiannya telah menghasilkan model pembelajaran online untuk praktik teknik digital beserta perangkat pendukungnya yang layak diimplementasikan guna mendukung kegiatan praktik yang fleksibel dengan biaya rendah di perguruan tinggi. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan adalah Portal Laboratorium Virtual dengan alamat akses http://elab.uad.ac.id, Panduan Model Pembelajaran PraktikOnline, Satuan Acara Perkuliahan/Praktik Teknik Digital, Buku Ajar Teknik Digital, Panduan Pengoperasian Simulator Breadboard, Panduan Praktik Online untuk Dosen/Instruktur/Mahasiswa, dan Panduan Praktik Teknik Digital dengan metode inkuiri terbimbing.

Melalui penelitian ini juga telah dapat dibuktikan bahwa produk yang dikembangkan memberikan dampak pembelajaran yang positif, yaitu dapat menaikkan tingkat pencapaian belajar mahasiswa secara signifikan. Produk penelitian juga memperoleh persepsi yang positif dari subjek terkait dengan aspek instruksional dan aspek tampilan produk.

Hasil Ujian Terbuka yang dibacakan oleh Ketua Tim Penguji, Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed. menyatakan bahwa Dr. Muchlas berhak menyandang doktor ke-172 di PPs UNY dan doktor ke-48 di Prodi PTK dengan hasil Sangat Memuaskan. (Sinta)

Label Berita: 

KRIPIK KEMANGI KARYA MAHASISWA D3 UNY KAMPUS WATES

$
0
0

Siapa tidak mengenal kemangi, tumbuhan kecil yang daunnya biasa dimakan sebagai lalapan. Aroma daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Daun kemangi merupakan salah satu bumbu bagi pepes. Sebagai lalapan, daun kemangi biasanya dimakan bersama daun kubis, irisan ketimun, dan sambal untuk menemani ayam atau ikan goreng. Aroma khasnya berasal dari kandungan sitral yang tinggi pada daun dan bunganya.

Di Thailand, ia dikenal sebagai manglak dan juga sering dijumpai dalam menu masakan setempat. Di tangan mahasiswa D3 Akuntansi Kampus Wates Universitas Negeri Yogyakarta, kemangi diolah menjadi kripik yang akrab dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Menurut ketua kelompok, Rudi Irawan, para mahasiswa D3 Akuntansi di Kampus Wates yang berjumlah 17 orang membuat usaha kecil menengah (UKM) dengan hasil utama kripik kemangi ini. UKM yang diberi nama Lucky Company ini beranggotakan: Rudi Irawan, Tri Aditya Nugroho, Rohmad Sutardi, Nujumun Niswahyuning P., Hilma Delila, Renidia Dewanti P.P., Taufiqqurrahman, Dwi Aryani Muslimah, Endah Prayogi, Niswatun Umul H., Siti Sulistiawati, Catur Septiana W., Dian Arum Sari, Erawati Dwi Martini, Brian Giart W., Istiqomah, dan Erlinda Siagian.

“Tujuan kami adalah melayani masyarakat dalam hal kebutuhan makanan ringan pada saat santai, piknik, atau acara keluarga,” kata Rudi, “dan kami memulainya dengan membuat kripik yang unik, berbeda dan lebih menarik yang harganya terjangkau.”

Salah satu anggota Lucky Company, Nujumun Niswahyuning, mengatakan bahwa kemangi merupakan tumbuhan tahunan yang tumbuh tegak dengan cabang yang banyak, berbau wangi seperti cengkeh dan rasanya pahit. “Daun kemangi memiliki beberapa kandungan yang sangat bermanfaat untuk tubuh kita, seperti vitamin C, vitamin A, vitamin B, beta karoten, kalsium, fosfor magnesium, protein, lemak, karbohidrat, besi, flavonoid, arginin, boron, dan anetol” kata Nujumun.

“Dengan kandungan yang banyak dari daun kemangi tersebut, tentu saja pastinya khasiat daun kemangi akan kita dapatkan terutama untuk menjaga tubuh kita agar tetap sehat.” Sementara Renidia Dewanti menjelaskan bahwa bahan yang dibutuhkan untuk membuat kripik kemangi adalah kemangi segar, tepung tapioka, tepung beras, minyak goreng, telur, garam, dan bawang putih.

Cara membuatnya: tepung terigu dan tepung beras dicampur lalu ditambah bawang putih dan garam yang dihaluskan, kemudian masukkan putih telur. Sementara itu minyak dipanaskan dan ditunggu sampai mendidih. Setelah minyak panas, masukkan kemangi pada adonan dan goreng sampai kecoklatan, angkat dan tiriskan lalu kripik kemangi dapat disajikan. (dedy)

Label Berita: 

TIM ROBOT UNY DOMINASI KONTES ROBOT NASIONAL REGIONAL III

$
0
0

Tiga tim robot UNY berhasil merebut juara dalam Kontes Robot Nasional Regional III di GOR Ki Bagoes Hadikoesoemo Universitas Islam Indonesia Yogyakarta pada 3—4/5/2013. Salah satunya adalah Tim Agnimon dari tim Robot Universitas Negeri Yogyakarta yang berhasil merebut juara I dalam Kontes Robot Nasional 2013 Regional III DIY Jateng.

Robot dengan penampilan tokoh wayang Hanoman ini menjuarai cabang Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) yang pada cabang robot dituntut untuk bisa menari diiringi musik tradisional dan harus bisa mencapai finish. Agnimon inilah satu di antara sekian banyak peserta yang berhasil mencapai titik finish. Robot yang dipersenjatai 21 unit servo ini sanggup meliukkan tangannya dalam posisi rentang, menyiku, posisi memberi hormat serta dengan posisi badan seperti tengah jongkok. Masih dalam posisi jongkok, Agnimon bergerak maju dengan cara menghentakan kakinya cukup cepat seperti ketika seseorang latihan lari ditempat secara cepat.

Menurut mereka, kuncinya ada pada bagaimana caranya menciptakan keseimbangan robot. “Itu gerakan Hanoman terbang membelah awan,” imbuh Rian salah satu anggota tim Agnimon.

“Cabang KRSI merupakan kontes robot yang memadukan antara budaya Indonesia dan teknologi. Untuk persiapan kami pada robot Agnimon sudah sejak satu tahun yang lalu, kalau untuk buatnya sekitar 6 bulan,” ungkapnya.

Kontes Robot Nasional ini memang merupakan agenda tahunan dari Dirjen Dikti Kemendikbud yang diawali dengan perlombaan di tingkat regional. Kontes Robot Nasional terdiri dari empat cabang lomba yaitu Kontes Robot Indonesia (KRI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Beroda, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Berkaki, Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI), dan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI).

UNY sendiri mengirimkan masing-masing satu tim, yang sebelumnya sudah diseleksi di tingkat universitas yang pada tahun ini diselenggarakan oleh UKM Rekayasa Teknologi.  Bersaing melawan 71 tim dari 23 universitas, tim UNY berhasil merebut 3 juara, yaitu juara I KRSI, juara II  pada cabang KRPAI Beroda, dan juara Strategi Terbaik pada cabang KRI. Dengan hal itu maka tiga tim harus melaju lagi ke tingkat nasional di UDINUS Semarang bersaing dengan jawara dari tingkat regional lain.

“Setelah lolos di tahap ini kita akan menyiapkan untuk tahap nasional tanggal 13—16 Juni 2013, semoga kita bisa mempersembahkan kemenangan untuk UNY,” tangkas Rian. Andri, Kepala Divisi Robotika UKM Restek berharap Robotika UNY bisa berprestasi di kancah nasional bahkan internasional. Kemudian dengan perkembangan robotika UNY bukan sekedar kemenangan yang bisa kita kuasai tapi juga tentang seberapa banyak teknologi yang bisa kita kuasai dan bisa bermanfaat untuk kita semua. (meg/haryo)

Label Berita: 

WAYANG SEBAGAI MEDIA PENCERAHAN KEMANUSIAAN

$
0
0

Dalam masyarakat tradisional Jawa, cerita dan pertunjukan wayang purwa sangat digemari. Di dalam wayang, hidup manusia di dunia ini dilukiskan sebagai suatu bayangan. Peristiwa demi peristiwa dan tujuan hidup berlangsung dalam tahapan-tahapan tertentu. Hidup manusia terjadi dan berlangsung dalam sebuah pola yang terberi, dan karenanya tak terelakkan. Tema wayang pun termasuk dalam tema kepastian dan jauh dari tema kemungkinan.

Dinamika dan dialektika wayang, terlebih ketika dimainkan dalang dalam suatu pergelaran, merupakan perlambang kehidupan manusia di dunia ini. Ia memberi petunjuk bagaimana kita harus hidup dalam menunaikan tugas hidup kita di dunia. Oleh karena itu, membaca dan menonton wayang akan berarti sebagai proses beridentifikasi dengan tokoh-tokoh tertentu dan bercermin serta berteladan padanya dalam melakukan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian diungkapkan Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, guru besar Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta pada Seminar Nasional bertema “Wayang sebagai Media Pencerahan Kemanusiaan” yang dilaksanakan pada Sabtu, 11 Mei 2013 di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY.

Menurut Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, wayang juga merupakan sebuah situs ideologis yang di dalamnya berbagai ideologi bertarung, saling meniadakan, saling melengkapi, dan saling memperkaya hingga akhirnya tercapai keseimbangan dalam harmoni yang dibingkai estetisasi pergelaran. “Secara sosiologis, wayang bisa saja memerankan fungsinya yang bersifat komunikatif. Artinya, melalui pergelaran wayang bisa saja dipropagandakan berbagai hal sejalan dengan kapabilitas dan kewenangan wayang sebagai seni,” katanya.

“Melalui pergelaran wayang, penonton bisa memetik beragam nilai di luar nilai yang sekedar bersifat hiburan, misalnya nilai yang bersifat filosofis-transendental. Lakon-lakon tertentu sengaja dipilih dan disiapkan agar kedua nilai yang saling memperkaya.” Seminar yang dihadiri mahasiswa, dosen, serta pemerhati wayang ini diselenggarakan oleh Museum Pendidikan Indonesia (MPI) dalam rangka dies natalis UNY ke-49 dengan menampilkan pembicara Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, Ir Yuwono Sri Suwito, MM (Ketua Dewan Kebudayaan DIY), dan Kirun (seniman).

Menurut Kepala MPI UNY, Sardiman AM., M.Pd., kegiatan ini digelar karena wayang kulit sebagai warisan budaya adiluhung kurang mendapat tempat di hati para remaja dan ilmuwan. Oleh karena itu, sangat beralasan apabila seni pewayangan itu akan tergeser oleh derasnya arus budaya asing. “Ironis bila kita sebagai pemilik warisan budaya adi luhung ini kurang menghargai karyanya, sementara banyak seniman dan ilmuwan asing yang mengkaji dan mengembangkan seni pewayangan yang ada di Indonesia,” kata Sardiman AM., M.Pd.

Ir Yuwono Sri Suwito, MM dalam paparannya mengatakan bahwa wayang merupakan mahakarya bangsa Indonesia yang pantas untuk dilestarikan, tidak hanya sebatas pelestarian fisik wayangnya namun juga seni pertujukan wayang yang sarat dengan nilai simbolis, filosofis, serta etika moral. Karena keadiluhungan seni pertunjukan wayang inilah UNESCO pada tanggal  7 November 2003 menetapkan pertunjukan wayang kulit sebagai  Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

“Pada awalnya, fungsi pergelaran wayang adalah sebagai penghormatan kepada arwah nenek moyang atau sebagai kelengkapan ritual atau upacara tradisional,” kata Ir Yuwono Sri Suwito, MM. “Namun seiring dengan perkembangan zaman, pergelaran wayang mengalami pergeseran fungsi.”  Pergelaran wayang yang semula bersifat sakral kemudian mengalami pergeseran fungsi dan perubahan sifat sebagai tuntunan, yaitu tuntunan dalam pendidikan karakter, falsafah pendidikan serta pencerahan jiwa, lalu bergeser menjadi tontonan yang pada hakikatnya hanya bersifat menghibur walaupun masih terikat pada aturan atau pathet.

Di era globlasisai sekarang ini, pertunjukan wayang yang bersifat traditional art  telah berkembang ke arah pseudo traditional art. Sementara itu pembicara HM Syakirun yang lebih dikenal dengan nama Kirun, seniman dari Madiun, mengatakan bahwa bangsa Indonesia berjatidiri sebagai bangsa yang baik perilakunya dengan didasari kepada nilai-nilai keagamaan dan nilai budaya yang diwarisi secara turun temurun.

“Kita sekarang berada dalam suatu era yang disebut pascamodern,” kata Kirun “di sini ada pertarungan tidak seimbang antara budaya dominan yang didukung pasar dan budaya lokal yang dipertahankan pemiliknya.” Menurutnya, telah muncul kekhawatiran bahwa ke depan banyak bangsa di dunia yang tercerabut dari budayanya termasuk wayang yang hilang adiluhungnya sehingga kita tidak lagi memiliki rumah budaya. Untuk menangkal dampak buruk tersebut, Kirun mempunyai sebuah tips. “Teruslah perkuat bangunan kebangsaan dan bangunan keindonesiaan melalui kearifan lokal seperti budaya spiritual, warisan pusaka alam, dan pusaka budaya,” tutup Kirun.  (dedy)

Label Berita: 

PAMERAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN "BEAUTIFUL BOOKS, BEAUTIFUL PICTURES"

$
0
0

Museum Anak Kolong Tangga bekerja sama dengan Fakultas Bahasa Seni Universitas Negeri Yogyakarta (FBS UNY) mengadakan pameran pendidikan dan kebudayaan dengan tema “Beautiful Books, Beautiful Pictures” pada tanggal 14 hingga 21 Mei 2013. Kegiatan di Museum Pendidikan UNY ini akan diisi dengan pameran koleksi buku anak langka mulai dari abad 19 milik Rudi Korens, Kurator Museum Kolong Tangga yang terbuka untuk siswa TK-SMA, mahasiswa, guru, dan umum. Pameran akan diramaikan dengan pembacaan cerita anak dan pemutaran film anak selama kunjungan. Selain itu, kegiatan ini juga didukung dengan workshop story reading untuk guru muda (15 Mei), workshop ilustrasi cerita untuk anak (16-18 Mei), dan diskusi film “Pro and Contra: Disney” (20 Mei).

Melalui kegiatan ini, Museum Anak Kolong Tangga dan FBS berupaya mempropagandakan kembali budaya membaca dan bercerita pada anak-anak dan orang dewasa. Pasalnya, membaca cerita dan bercerita diakui berpengaruh bagi perkembangan psikologis anak-anak. Bercerita menjadi penghubung antar generasi dan menjadi media pembelajaran pertama bagi anak-anak. Berbagai penelitian pun menunjukkan bahwa anak-anak yang diperdengarkan cerita atau sering membaca cerita memiliki kemampuan kognitif dan pemahaman nilai-nilai yang lebih baik.

Masih sesuai dengan tema, rangkaian kegiatan ini juga bertujuan untuk menginisiasi perubahan dan pergerakan ilustrasi buku anak. Ilustrasi menjadi penting dalam buku anak karena kehadirannya mampu berpengaruh besar bagi penggiringan imajinasi dan sensitivitas anak dalam menangkap pesan cerita. Pesan cerita ini yang menjadi nilai-nilai pendidikan budi pekerti dan budaya yang diajarkan kepada anak.

Sebagai salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis FBS UNY, pameran ini pun menjadi inisiasi kerjasama Museum Anak Kolong Tangga dan Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris dalam pembentukan Pusat Studi Children Literature. Langkah ini diharapkan dapat membuka akses pengajaran dan penelitian tentang cerita anak, dongeng, legenda, dan kisah-kisah anak bagi praktisi, akademisi, maupun masyarakat luas.

Informasi lebih lanjut, silakan hubungi Humas dan Kerjasama FBS UNY, Herman 081227115236 atau via email: iwanaks@yahoo.com. (Febi)

Label Berita: 

SARASEHAN DAN TEMU ALUMNI FIP UNY

$
0
0

Orang yang berpendidikan memiliki modal dalam kehidupannya. Orang yang berhasil banyak  dibentuk dengan pengalaman pendidikannya. Jika ada lulusan berijasah tapi tidak dapat bekerja, artinya ada kesalahan pada diri sendiri yang tidak dapat merefleksikan ilmunya. Bekerja itu tidak berdasarkan ambisi, tetapi istiharoh. Demikian sedikit hal yang disampaikan oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., dalam sambutannya pada acara sarasehan dan temu alumni FIP UNY di Ruang Abdullah Sigit pada Minggu, 12 Mei 2013.

Acara dihadiri oleh alumni dari berbagai angkatan mulai dari lulusan 1980—2013 sebanyak 200-an orang. Selain dihadiri Rektor UNY, acara dihadiri pula oleh Dekan, WD I, II, III, Kajur, dan Sekjur Prodi di lingkungan FIP. Acara ini menghadirkan narasumber Dekan FIP UNY, Dr. Haryanto, M.Pd. dan Drs. Ciptono.

Kedua narasumber ini merupakan alumni FIP UNY yang telah sukses mengembangkan keilmuannya. Pada sesi pertama sarasehan diisi oleh Dr. Haryanto, M.Pd. (alumni KTP 1986) yang mengungkapkan adanya perubahan yang terjadi di segala sektor, demikian juga pada FIP. Sebagai pimpinan fakultas, beliau berkomitmen tetap untuk membangun anak bangsa yang mampu berkontribusi positif pada kemajuan bangsa. Perkembangan fisik baik dari gedung, properti, dan ATK cukup pesat, dan yang pasti kebersihan lingkungan diutamakan. Tindak vandalisme sudah sangat berkurang, didukung dengan kampus yang hijau dan asri. Mahasiswa dan dosen berprestasi selalu dipublikasikan sebagai kebanggaan fakultas.

Acara dilanjutkan oleh Drs. Ciptono, alumni PKh (sekarang PLB) yang merupakan tokoh Anak Berkebutuhan Khusus dari Semarang. “ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) bukanlah produk gagal buatan Tuhan. Karena yakinlah Tuhan tidak pernah gagal. Namun, ABK ini merupakan ciptaan Tuhan yang diberi dengan berbagai kelebihan.” Demikian kata Drs Ciptono dalam acara ini. Beliau menekankan bahwa keterbatasan bukanlah halangan.

Kini beliau sedang merintis gerakan “Indonesia Menginspirasi”, yang dirintis dari bidang pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLBN Semarang. Sarasehan ini diharapkan dapat membuka inspirasi bagi masyarakat mengenai pendidikan untuk semua (education for all). Mengenai peran alumni, alumni dipanggil untuk sharing dan mengembangkan kewirausahaan karena alumni merupakan penggerak perkembangan, tambahnya lagi. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan sharing antara alumni dan dosen prodi untuk menambah masukan bagi perkembangan prodi. (apr/aini/ant)

Label Berita: 

MBAH SUKO, PENERIMA UNY AWARD BIDANG PENGGIAT PENDIDIKAN

$
0
0

Setiap tahun, Universitas Negeri Yogyakarta selalu memberikan penghargaan UNY Award pada insan berprestasi baik itu dari UNY maupun di luar civitas akademika UNY. Salah satu contohnya adalah guru award yang diperebutkan oleh para guru SD, SMP maupun SMA sederajat. Tahun 2013 ini bertambah satu lagi penghargaan yang diberikan pada masyarakat, yaitu bidang penggiat pendidikan. Penghargaan ini dianugerahkan kepada warga masyarakat yang mendedikasikan hidupnya secara total dan ikhlas pada kegiatan pendidikan yang bermanfaat demi kemanusiaan. Kriteria yang dipakai dalam penilaian penggiat pendidikan adalah kepeloporan, inovatif, nonprofit, mandiri, berdampak bagi orang lain, keberlanjutan serta menembus batas-batas etnis, agama, ras dan budaya. Dengan award ini, UNY memberi perhatian pada masyarakat yang memiliki dedikasi, ketekunan dan kesetiaan tinggi terhadap pendidikan serta telah mengabdikan hidupnya demi kemajuan warga masyarakat dan kecerdasan bangsa Indonesia. Selain itu, UNY juga mendukung pegiat pendidikan untuk terus melakukan pengembangan potensi diri guna meningkatkan peran di masyarakat. Tahun ini penghargaan tersebut diberikan pada Mbah Suko.

Mbah Suko, petani yang tinggal di dusun Kenteng, Mangunsari, Sawangan, Magelang, tersebut telah dengan tegas menolak program Insus dan Supra Insus yang merupakan bagian dari modernisasi pertanian pada era Orde Baru. Program ini melakukan penyeragaman bibit padi varietas baru dengan dukungan teknologi pertanian yang dikontrol negara-negara kapitalisme global. Instingnya yang tajam mencium bahwa modernisasi pertanian ini akan membawa tragedi bagi petani di pedesaan, oleh karena itu ia tetap konsisten dengan terus menanam padi bibit lokal.  

Tragedi petani yang dikhawatirkan Mbah Suko terbukti ketika satu demi satu musuh petani bermunculan, mulai dari hama wereng, belalang, ulat penggerek hingga kualitas tanah yang makin menurun. Di tengah penderitaan petani tersebut, Mbah Suko tetap setia mengembangkan sistem pertanian berbasis budaya lokal yang sekarang disebut sistem pertanian organik oleh ilmu pengetahuan modern. Dia mengajarkan para petani dengan menekankan praktek bertani karena menurutnya mendidik petani dan masyarakat desa akan sia-sia apabila tidak diikuti dengan praktek di lapangan. Diberinya contoh mengolah sawah sejak memilih bibit lokal, menggarap lahan hingga penanganan pascapanen. Sampai sekarang Mbah Suko telah berhasil mengembangkan 35 jenis bibit padi lokal di antaranya Rojolele, Menthik Susu, Jowo Melik, Kleri, Pandan wangi dan sebagainya. Hebatnya, untuk menjamin bibit lokal bisa panen, Mbah Suko juga mengembangkan predator alami. Wereng yang sangat bandel dilawan dengan menyebarkan musuh alaminya, laba-laba penjaring. Hama tikus diusirnya dengan bangkai tikus bukan dengan obat kimiawi.

Setelah sekian tahun, usahanya mendapat perhatian luas dan bahkan Mbah Suko yang hanya berpendidikan SMP itu menjadi guru bagi kalangan akademisi. seluruh universitas di Indonesia yang ada fakultas pertaniannya telah belajar ke Mbah Suko, tidak terkecuali sejumlah universitas ternama di bidang pertanian seperti UGM, IPB, dan Universitas Negeri Jember. Puluhan disertasi, tesis dan skripsi telah dihasilkan para mahasiswa dengan belajar dari Mbah Suko. Bahkan Elias T. Moning telah mendokumentasikan aktivitas Mbah Suko dalam bentuk disertasi untuk meraih gelar Doctor of Education di University of Massachusetts Amherst Amerika Serikat. Puluhan sertifikat penghargaan pun telah diterimanya, diantaranya adalah dari Yayasan KEHATI pada tahun 2001 dalam kategori pelestarian lingkungan. Sekarang Mbah Suko sudah terkenal, namun ia tetap bersahaja. Prinsipnya ngilmu iku kelakoni kanthi laku. Tetap mau berbagi ilmu tanpa menggurui, mengajar dengan hati dan bukti. Dialah Mbah Suko, penerima anugerah UNY Award 2013 bidang penggiat pendidikan. (dedy)

Label Berita: 

YALA RAJABHAT UNIVERSITY PERSIAPKAN JOINT RESEARCH DAN SIT IN DI UNY

$
0
0

Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Yogyakarta menyambut kunjungan Yala Rajabhat University (YRU), Thailand, Rabu (8/5/2013). Dalam kunjungan yang difasilitasi oleh Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan (KUIK) UNY ini, delegasi YRU yang dipimpin oleh Kessaree Ladlia, Dekan Faculty of Education YRU, mendiskusikan beberapa hal tentang kerja sama yang akan dicanangkan oleh kedua fakultas di kedua universitas tersebut.

Agenda kunjungan tersebut dibuka dengan sepatah kata dari Kessaree Ladlia. “Kami sangat senang bisa bekerja sama dengan UNY dan tujuan kunjungan kami hari ini adalah untuk mendiskusikan rencana guna mengadakan joint research dan pertukaran mahasiswa. Juga mendiskusikan rancangan memorandum of understanding yang akan segera ditandatangani,” paparnya.

Agenda kunjungan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipimpin oleh Dr. Sugito, M.A., Wakil Dekan I FIP UNY. Beliau menyambut baik rencana YRU untuk mengirimkan enam mahasiswanya guna mengikuti program sit in dalam rangkaian kegiatan pertukaran mahasiswa di fakultasnya. Menurut Kamolrat Kanongdate, Ketua Bidang Kurikulum dan Pengajaran YRU, keenam mahasiswa tersebut terdiri dari empat mahasiswa Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini dan dua mahasiswa Program Studi Psikologi dan Pendidikan Konseling.

Sementara itu, program sit in sendiri akan dilaksanakan mulai tanggal 20 sampai dengan 30 Mei 2013. Di samping program yang bertujuan untuk berbagi pengalaman akademik mahasiswa tersebut, kedua universitas juga akan mengadakan sebuah program pertukaran budaya tempat mahasiswa dari kedua universitas, mewakili kebudayaan Indonesia dan Thailand, akan berkolaborasi dalam sebuah pertunjukan seni dan budaya.

Kanongdate juga mengusulkan untuk diadakan program joint research antara kedua universitas. Beliau mengapresiasi UNY sebagai  rekan yang baik dan yakin bahwa YRU akan dapat belajar berbagai macam pengetahuan dari universitas ini. Oleh karena itu, UNY merupakan rekan yang sempurna untuk melaksanakan sebuah program joint research. Terkait dengan program ini, beliau juga menjelaskan bahwa tiga dosen dari Faculty of Education, YRU akan berkolaborasi dengan dosen-dosen FIP UNY.

Penelitian tersebut terdiri dari dua macam topik, yaitu pendidikan anak usia dini dan evaluasi pengukuran. Dalam sesi diskusi tersebut, tiga pembicara dari YRU juga mempresentasikan tiga proposal penelitian mereka untuk didiskusikan sebagai kemungkinan kerja sama. Setelah itu, peserta dari FIP UNY memberikan feedback, saran, dan pertanyaan atas presentasi tersebut.

Agenda yang terakhir adalah diskusi rancangan MoU antara kedua universitas. Akhirnya, agenda ditutup dengan pertukaran cendera mata dan foto bersama. (hr)

Label Berita: 

PEMBERIAN UNY AWARD

$
0
0

Dalam rangka dies natalis ke-49, Universitas Negeri Yogyakarta memberikan penghargaan pada para purnakarya, penggiat pendidikan, guru serta akademisi, dan mahasiswa berprestasi yang berlangsung di Ruang Sidang Utama Rektorat pada Selasa, 14 Mei 2013. Dalam kesempatan ini diberikan penghargaan bagi dosen dan tenaga administrasi purnakarya mulai 1 Juni 2012 hingga 1 Mei 2013 sebanyak 50 orang yang terdiri dari 14 dosen dan 36 tenaga administrasi.

Dalam sambutannya Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., mengatakan bahwa banyak guru yang berprestasi dan dapat memberi contoh inspirasi pada orang lain dalam menghadapi kehidupan, seperti amanah dalam bekerja yang sesuai tupoksi hingga terbentuk institutional responsibility. Rektor juga memberikan ucapan selamat bagi para purnakarya karena telah menuntaskan masa pengabdian di UNY dengan sempurna, dan sekarang dapat menikmati masa pensiun dengan tenang.

Menurut ketua panitia penyelenggara, Setyo Budi Takarina, M.Pd., selain purnakarya juga diserahkan penghargaan pada akademisi berprestasi dan mahasiswa berpretasi serta guru award. “Tahun ini ada penghargaan yang baru pertama kali diberikan, yaitu penghargaan UNY Award bidang Penggiat Pendidikan,” kata Setyo Budi Takarina, M.Pd.

“Penggiat pendidikan adalah warga masyarakat yang mendedikasikan hidupnya secara total dan ikhlas pada kegiatan pendidikan yang bermanfaat demi kemanusiaan. Tahun ini penghargaan tersebut diberikan pada Mbah Suko, petani di dusun Kenteng, Mangunsari, Sawangan, Magelang.”

Mbah Suko menyambut gembira penghargaan ini dan menitipkan pesan agar setelah menyandang gelar sarjana, para mahasiswa jangan berbondong-bondong mendaftar PNS. “Pulanglah ke kampung, karena siapa lagi yang akan peduli pada kampungnya selain warganya sendiri, jangan cari kerja tapi ciptakan lapangan kerja,” ujarnya. 

Sementara guru award diberikan pada Andhy Surya Hapsara, M.Pd. dari SMAN 1 Sedayu Bantul sebagai peringkat pertama guru SMA/SMK/MA dan Ahmad Maskuri, S.Pd. dari SLB Yaketunis Yogyakarta sebagai peringkat pertama guru SLB/TK/SD/MI. Untuk kategori guru SMP/MTs, peringkat pertama diberikan pada Etyk Nurhayati, M.Pd. dari MTs N Sleman, peringkat ke-2 Abdullah Sugeng Triyowono, M.Pd. dari SMPN 1 Kalasan Sleman, dan peringkat ke-3 Dra. Praptinah, M.Pd. dari SMPN 3 Sentolo Kulonprogo. (dedy)

Label Berita: 

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU SD DALAM PERSPEKTIF MODAL SOSIAL

$
0
0

Pemerintah dan komunitas profesional seharusnya memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa bagi segenap lapisan sosial. Dalam konteks desentralisasi pendidikan, berbagai daerah yang memiliki sumberdaya (modal) terbatas, seharusnya dapat menggunakan modal sosial budaya yang melekat dalam kehidupan individu dan komunitas guru untuk meningkatkan kompetensi guru dalam rangka membangun pendidikan berkualitas sesuai dengan harapan masyarakat dan tuntutan undang-undang. Demikian papar Dr. Muhammad Ikhsan dalam Ujian Terbuka dan Promosi Doktor yang digelar pada Rabu (8/05/2013) di Aula PPs UNY.

“Guru merupakan salah satu komponen modal yang paling menentukan di samping modal-modal lain dalam membangun pendidikan berkualitas, maka setiap gagasan pengembangan guru perlu melibatkan guru dan komunitasnya beserta modal sosial yang mereka miliki,” tambahnya. Dengan memadukan konsep human capital sebagai hasil pemikiran dari ahli ekonomi, konsep social capital dari ahli ilmu sosial, akan terjadi panduan sinergis dari modal-modal tersebut dan saling melengkapi dalam pengembangan profesionalisme guru.

Pegawai Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Sumbawa tersebut menjelaskan bahwa penelitiannya bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan kebijakan pengembangan profesionalisme guru sekolah dasar di Kabupaten Sumbawa melalui pemberdayaan kelompok kerja guru (KKG), fungsi-fungsi gugus KKG dalam kaitannya dengan dimensi-dimensi modal sosial menurut persepsi guru-guru yang berpartisipasi dalam program KKG, dan peluang menggunakan perspektif modal sosial pada pengembangan profesionalisme guru sekolah dasar.

Penelitian yang dipromotori oleh Prof. Suyata, Ph.D. dan Prof. Dr. Sodiq A. Kuntoro tersebut menghasilkan tiga temuan. Pertama yaitu, pengembangan profesionalisme guru sekolah dasar di kabupaten Sumbawa melalui pemberdayaan gugus KKG berjalan dalam dua jenis program.

Kedua, yaitu fungsi-fungsi KKG dalam kaitannya dengan dimensi-dimensi modal sosial menurut persepsi guru, di antaranya menyediakan peluang bagi mereka melakukan pembelajaran kolaboratif; membangun trust dan solidaritas yang dilandasi oleh nilai-nilai dan norma-norma kolektif yang berkembang dari interaksi sosial di antara mereka.

Temuan ketiga yaitu pengembangan profesionalisme guru yang menggunakan perspektif modal sosial, tidak hanya meningkatkan kompetensi pedagogi dan profesional guru, tetapi juga meningkatkan kompetensi kepribadian dan sosial mereka.

Ketua Tim Penguji, Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed. selanjutnya membacakan hasil Ujian Terbuka yang menyatakan bahwa Dr. Muhammad Ikhsan berhak menyandang gelar doktor ke-173 di PPs UNY dan doktor ke-17 dari Prodi IP dengan hasil “Dengan Pujian”. (Sinta)

Label Berita: 

PELATIHAN PEKERTI UNTUK DOSEN AKADEMI ANGKATAN UDARA

$
0
0

Pusat Pengembangan Kurikulum, Instruksional, dan Sumber Belajar (PKIS) LPPMP UNY kembali bekerja sama dengan Akademi Angkatan Udara (AAU) dalam Pelatihan Pengembangan  Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) bagi dosen AAU.

Pelatihan  dilaksanakan selama 1 bulan mulai 14 Mei sampai 14 Juni 2013.  Pelatihan terdiri dari dua tahap, tahap teori dan tahap praktik mandiri. PEKERTI angkatan ke-7 ini diikuti oleh 20 peserta yang terdiri dari 20 dosen AAU.  Marsda TNI Tabri Santoso, S.Ip. dalam sambutannya mengajak peserta untuk fokus dan konsisten dalam tugas, wewenang, dan tanggung jawab sebagai pengajar di AAU sekaligus sebagai ujung tombak pelaksanaan transformasi berbagai sistem nilai guna meningkatkan mutu proses belajar dan hasil didik.

“Saya harap peserta dapat selalu berkomitmen memberikan performa yang terbaik dalam transfer of knowledge serta dapat menyerap ilmu baru dan ilmu yang sedang berkembang,” pesannya.

Sementara Prof. Dr. Wawan S Suherman, M.Ed. dalam sambutan pembukaan mengatakan  UNY selama ini berusaha keras untuk ikut serta memajukan pendidikan, menanamkan kepribadian yang baik bagi seorang calon guru. “Pembelajaran merupakan interaksi yang dinamis dan juga transfer of moral and character. Oleh karena itu, guru dan dosen harus dapat menjadi teladan bagi muridnya,” ucapnya. Tugas ini tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri dan harus bekerja sama untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh.  Oleh sebab itu, ia  berterimakasih kepada AAU atas bekerja samanya dengan UNY.

Selama 10 hari mengikuti tahap teori, peserta akan mendapatkan materi antara lain: (1) Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Perguruan Tinggi; (2) Paradigma Teori Belajar dan Motivasi; (3) Dasar-Dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar; (4) Desain Instruksional; (5) Kompetensi Pembelajaran; (6) Model-model Pembelajaran Inovatif; (7) Metode Pembelajaran; (8) Media dan Sumber Belajar; (9) Penilaian Hasil Belajar; dan (10) Praktik Mengajar (Praktikum). Pada akhir pelatihan, peserta akan melakukan simulasi mengajar serta dinilai oleh teman sejawat dan instruktur untuk mengevaluasi apa yang sudah dipelajari selama pelatihan. (Bin)

Label Berita: 

BONEKA EDUKASI DENGAN AROMA TERAPI

$
0
0

Boneka adalah jenis mainan dengan berbagai macam bentuk mulai manusia, hewan, serta tokoh-tokoh fiksi. Pada umumnya, boneka digunakan sebagai mainan anak-anak dan kadang kala juga digunakan sebagai koleksi sekaligus sahabat bagi penggemar boneka. Tentunya, keberadaan mainan yang satu ini sangatlah dekat dengan kehidupan manusia, terutama anak-anak. Oleh karena itu, terbuka peluang untuk mengembangkan manfaat yang besar dari boneka itu sendiri salah satunya dengan menyisipkan nilai edukasi dan kesehatan.

Menilik peluang bisnis tersebut, Latifa Dwike Ambarawati, Arinta Setia Sari, Meita Wulan Sari, dan Renaldi Iriawan, sekumpulan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan UNY 2013, menuangkan ide kreatif mereka dalam bentuk boneka bernama “Barbara Queen”. Nama Barbara adalah untuk alasan global branding, “Jadi, dengan kesan internasional harapan kami agar boneka ini dapat mewakili berbagai kebudayaan dunia sedangkan queen adalah sebagai simbol eksklusifitas,” tutur Latifa Dwike Ambarawati atau sering disapa Ike, ketua kelompok.

Boneka ini dapat mengeluarkan aroma terapi sebagai penghilang rasa lelah, refleksi pikiran dan membantu menjaga kesehatan. “Selain itu boneka ini juga memiliki nilai edukasi sebagai media belajar kebudayaan dengan memperkenalkan berbagai macam busana tradisional dunia dengan sentuhan motif batik,” tambah mahasiswi Program Studi Pendidikan Teknik Busana ini.

“Bahan-bahan yang kami gunakan sebagai aroma terapi berasal dari berbagai macam tanaman di lingkungan sekitar sehingga ramah lingkungan dan tidak menimbulkan efek samping,” jelas Ike.

 “Kemudian jika aroma yang dihasilkan mulai memudar, konsumen cukup memasukkan cadangan aroma terapi melalui celah reslitting yang ada pada boneka ini,” jelas Perempuan asal Lombok ini.

            “Dalam pembuatannya kami memanfaatkan kain velboa  sebagai bodi boneka serta kain batik sebagai aksen pada setiap pakaian tradisional dari berbagai macam negara,” ungkapnya.

“Dengan kreasi boneka ini, harapan kami akan dapat membuka lapangan kerja baru serta menyehatkan jiwa raga masyarakat, juga mengenalkan kebudayaan batik dan berbagai jenis pakaian daerah di Indonesia ataupun manca negara,” harapnya. (hryo)

Label Berita: 

TAMBAH ALAT BARU, FMIPA UNY SELENGGARAKAN PELATIHAN LAB

$
0
0

Untuk lebih meningkatkan penelitian dosen atau publikasi dosen, serta  meningkatkan kualitas lulusan, Jurusan Pendidikan (Jurdik) Kimia FMIPA UNY menyelenggarakan pelatihan penggunaan peralatan laboaratorium (lab) yang baru. Alat lab yang baru tersebut yaitu Micromeritics ASAP 2020 dari Amerika dan Rigaku Miniflex 600 Benchtop X-Ray Diffraction (XRD) dari Jepang. Pelatihan dilaksanakan beberapa hari belum lama ini di laboratorium Jurdik Kimia FMIPA UNY.

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Dr. Hari Sutrisno, mengatakan dengan bertambahnya dua alat tersebut diharapkan mahasiswa atau alumni lebih percaya diri dibanding lulusan lain karena mampu menguasai secara langsung peralatan tersebut, tidak hanya secara teoretis tapi secara langsung melihat alatnya dan mengoperasikan. Tentunya pengoperasian alat itu tidak boleh sembarang orang, hanya penanggung jawab dan teknisi yang boleh mengoperasikan alat tersebut untuk menjaga keawetan dari alat tersebut. Berdasarkan pengalaman, kalau banyak tangan yang mengoperasikan, alat tersebut akan cepat rusak.

Pelatihan pertama yaitu Micromeritics ASAP 2020. Pelatihan diikuti oleh penanggung jawab alat dan teknisi, teknisi dan laboran lain, lalu para dosen yang memiliki keahlian di bidang alat tersebut. Penanggung jawab alat ini adalah Prof. Dr. Endang Wijayanti dan teknisi Muh. Aslam. Sementara tujuan pelatihan bagi laboran lain adalah agar bisa menggantikan teknisi lain jika teknisinya sedang berhalangan hadir. Begitu juga untuk dosennya. Pelatihan ini diikuti oleh 10 orang dosen dan teknisi.

“Instruktur pelatihan berasal dari teknisi perusahaan alat tersebut dari Jakarta. Alat tersebut berfungsi untuk mengukur luas permukaan ukuran partikel dari suatu material padatan. Biasanya digunakan seperti material katalis, foto katalis, dan lain-lain. Alat ini mendukung mata kuliah tugas akhir skripsi dan Kimia Instrumen. Para mahasiswa sudah memakai alat-alat modern yang dipakai di seluruh dunia. Mahasiswa ilmu murni bisa meningkatkan daya saing dan kompetisi di dunia industri. Sementara mahasiswa kependidikan adalah untuk pembelajaran.

Sementara pelatihan peralatan kedua yaitu difraksi sinar X. Alat ini berasal dari Jepang. Alat ini berfungsi untuk menentukan struktur kristal, kristalinitas ukuran partikel, dan lain-lain. Penanggung jawab alat ini adalah Dr. Hari Sutrisno dan teknisi Suparmanto. Instruktur untuk alat ini adalah dari perwakilan perusahaan Rigaku yang ada di Jakarta. Alat ini mendukung mata kuliah  Kristaligrafi, Kimia Instrument, dan tugas akhir skripsi. (witono)

Label Berita: 

KISAH PERAIH UAN SMK 2011 TERTINGGI SE-INDONESIA

$
0
0

Masih ingat dengan peraih nilai UAN SMK tertinggi di Indonesia tahun 2011 yang diraih siswi dari Bantul? Dialah Atik Fajaryani yang mendapatkan nilai UAN 39,29 untuk empat mata pelajaran. Sekarang Atik menempuh pendidikan pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta serta mendapatkan beasiswa bidikmisi.

Ditemui di rumahnya, gadis asal Dusun Gandekan, Guwosari, Pajangan, Bantul tersebut mengisahkan kembali perjuangannya saat mendapatkan nilai UAN SMK tertinggi se-Indonesia tahun 2011. Atik mengaku belajar pada malam hari pukul 2.30 hingga pagi. Sejak SD hingga SMP, Atik selalu menduduki posisi 3 besar dan pada saat duduk di SMK gelar juara pertama tidak pernah terlepas dari tangannya.

“Sebenarnya saya tidak begitu fokus ke Ujian Akhir Nasional,” katanya, “namun saya lebih fokus agar bisa diterima kuliah, target saya adalah kuliah di UNY.” Atik mengaku mendaftar kuliah ke UNY melalui jalur undangan bidikmisi bulan Februari 2011 atas dorongan para gurunya di SMKN 1 Bantul yang merasa eman-eman apabila gadis sepintar dirinya tidak meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Gadis kelahiran Bantul, 13 Juni 1993 ini juga matur pada orang tuanya tentang keinginan untuk kuliah. Ayahnya, Sambudi, seorang buruh tani merestui keinginan putri bungsunya tersebut. Ibunya, Sugilah, berkisah bahwa setiap malam selalu berdoa agar keinginan Atik terlaksana. “Alhamdulillah, Atik diterima kuliah dengan beasiswa sehingga kami tidak mengeluarkan uang sepeser pun,” kata Sugilah.

Peraih nilai sempurna atau 10 pada UAN Bahasa Inggris dan Matematika tersebut mengatakan bahwa dia memilih kuliah di Akuntansi UNY karena bercita-cita ingin menjadi akuntan. Tentang bidikmisi, dia menyatakan, “Sangat membantu bagi para calon mahasiswa yang tidak bisa kuliah untuk dapat menempuh pendidikan di perguruan tinggi,” kata Atik. “Selain itu, bidikmisi juga meringankan beban orang tua.”

Menurut Atik, dunia kuliah berbeda dengan sekolah. “Di sekolah, materi diberikan oleh guru,” kata Atik, “berbeda dengan sistem di perguruan tinggi, mahasiswa dituntut mandiri dengan mencari sendiri materi yang akan dipelajari.” Menurutnya, dalam perkuliahan yang aktif adalah mahasiswanya dan dosen mengkonfimasi apakah sudah benar atau belum.

Prestasi anak bungsu dari empat bersaudara tersebut di UNY juga cukup menakjubkan. Dia berhasil meraih indeks prestasi kumulatif 3,87 dan aktif pula dalam himpunan mahasiswa Akuntansi FE UNY, UKM Bahasa Asing, dan Kopma UNY. (dedy)

Label Berita: 

JUARA OLIMPIADE BIOLOGI DIREKOMENDASI KULIAH DI FMIPA UNY

$
0
0

FMIPA UNY menggelar final Biology Olimpiad and Paper Competition (BOPC) tingkat nasional untuk SMA/MA/sederajat, Sabtu (11/5/2013) di FMIPA UNY.  Babak final olimpiade ini diikuti oleh 40 peserta yang berasal dari sekolah berbagai kota  seperti Depok, Bandung, Purwokerto, Sragen, Semarang, dan lain-lain. Sementara 10 tim untuk Karya Tulis Ilmiah diikuti sekolah dari Jakarta, Babat, Klaten, Pati, Mojokerto, dan Lamongan.

Dekan FMIPA, Dr. Hartono, mengatakan juara olimpiade ini akan diberi motivasi untuk terus belajar. Bila ingin melanjutkan kuliah dan pada waktu pendaftaran menunjukkan sertifikat juara Olimpiade Biologi, dia akan direkomendasikan untuk masuk Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY.

“Sebenarnya para peserta Olimpiade Biologi ini adalah para juara karena telah mengalahkan para pesaing di tingkat wilayah masing-masing. Jangan berhenti belajar dan teruslah berinovasi dan berkreasi karena negara membutuhkan generasi muda yang kreatif untuk membangun bangsa,” lanjut Dekan.

Sementara itu, Wakil Rektor IV UNY, Prof. Dr. Suwarsih Madya, mengatakan olimpiade itu penuh dengan kompetisi. Dalam dunia yang kompetitif sudah saatnya kita tingkatkan daya kompetisi kita.

Keragaman hayati di Indonesia, menurutnya, menempati ranking ke-2 di dunia setelah Amazon. Untuk keragaman kupu-kupu ada ribuan jenisnya, begitu juga jenis anggrek yang luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa untuk bidang penelitian biologi di Indonesia tidaklah terbatas.

Pada ajang  BOPC kali ini untuk kategori olimpiade juara I diraih Sragen Bilingual Boarding School, juara II  SMAN 3 Semarang, disusul  SMAN 9 Yogyakarta sebagai juara III. Sementara SMAN 3 Yogyakarta  dan SMAK Kalam Kudus meraih juara harapan I dan II.

Untuk kategori Lomba Karya Tulis Ilmiah, juara I dari SMA Muhamadiyah 1 Babat dengan judul “LIQUWATIC-el Cell Liquide Waste Domestic-electrochemical Cell; Inovasi Energi Listrik Terbarukan Berbahan Dasar  Limbah Cair Rumah Tangga”. Juara II dari SMAN 1 Puri Mojokerto dengan judul “Tadah Hujan: Alternatif Media Penyedia Nutrisi dalam Teknik Hidroponik sebagai Pengganti Lahan Kebun SMA Negeri 1 Puri Mojokerto”. Juara III dari SMAN 9 Jakarta dengan judul “Revitalisasi dan Pengembangan Potensi Daerah Aliran Sungai (Das) Ciliwung di DKI Jakarta sebagai Media Bisnis dan Pariwisata”. (witono)

Label Berita: 

TIGA MAHASISWA UNY IKUTI YOUNG ENGINEERS AND SCIENTISTS SUMMIT 2013

$
0
0

Dalam sebuah laporan riset berjudul “The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential” diperkirakan tahun 2030 Indonesia akan masuk jajaran 10 negara dengan kondisi ekonomi terkuat di dunia. Bahkan, dalam laporan riset milik Mc Kinsey Global Institute tersebut juga dijelaskan bahwa Indonesia akan menduduki peringkat ke-7, mengungguli perekonomian negara-negara maju seperti Jerman dan Inggris. Akan tetapi, jika kita melihat fakta kondisi ekonomi masyarakat Indonesia saat ini, masih terlalu banyak pekerjaan rumah yang perlu dibenahi. Salah satu solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut adalah mensinergikan kembali tiga elemen penggerak ekonomi masyarakat Indonesia yang meliputi pemerintah, akademisi, dan pengusaha.

Young Engineer and Scientist(YES)Summit 2013 merupakan sebuah forum ilmiah mahasiswa teknik dan sains nasional yang membahas beberapa aspek dasar permasalahan pemerintah Indonesia. Aspek tersebut meliputi Energy, Urban Living, Community & Environment, serta Information Technology & Digital Services.

YES Summit diprakarsai oleh BEM ITS Surabaya dan terlaksana pada tanggal 9—12  Mei 2013 di kampus ITS Surabaya. Pada kesempatan ini, tiga mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta berhasil lolos setelah melalui proses seleksi ketat. Mereka adalah Janu Muhammad (Pendidikan Geografi/FIS), Rofik Tri Prasetyo (Pendidikan Teknik Informatika/FT), dan Yudik Yuliyanto (Pendidikan Teknik Elektro/FT). Ketiganya berangkat atas rekomendasi UKM Rekayasa Teknologi, UKMF Penelitian SCREEN, dan dukungan UNY.

YES Summit 2013 dengan tema “Optimalkan Potensi Lokal untuk Kemandirian Teknologi Indonesia” ini dilaksanakan selama empat hari. Pada hari pertama menghadirkan Bapak Imam Gunawan dari Kemenpora RI. Pada hari kedua dilaksanakan kuliah umum bersama Bapak Rudianto (Sekjend Persatuan Insinyur Indonesia), Bapak Ilham Akbar Habibie (Dirut PT. Ilthabi),  dan presentasi dari changemaker Indonesia. Pada hari ketiga dilaksanakan kuliah umum bersama Bapak Hatta Radjasa (Menko Perekonomian RI) yang membahas tentang AFTA dan MP3EI serta  focus group discussion.

Hari terakhir adalah presentasi project plan oleh masing-masing cluster. Pada kesempatan tersebut, Janu Muhammad bersama cluster Urban Living, Community & Environment membawakan paper dengan judul “Penggalakan Community Empowerment dalam Mitigasi Banjir di DKI Jakarta”. Yudik Yuliyanto bersama cluster Energy mempresentasikan paper dengan judul “Oscilating Water Column Portable”. Dan Rofik Tri Prasetyo bersama tim cluster Information Technology & Digital Services mempresentasikan paper “Shemo Surabaya Heritage in Mobile” yang berhasil meraih The Best Project dari cluster tersebut.

Kegiatan YES Summit 2013 diikuti oleh berbagai universitas di Indonesia, seperti: UNY, UGM, ITS, ITB, UI, IPB, UNDIP, dan lain sebagainya. Kegiatan ini menjadi pertemuan mahasiswa teknik dan sains dengan tujuan memberikan kontribusi untuk Indonesia. Forum ini mendukung program pemerintah dalam pembangunan nasional yang berbasis pengabdian masyarakat dengan meningkatkan kemandirian teknologi.

Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan wacana mengenai teknologi aplikatif yang tepat guna kepada mahasiswa teknik dan sains dalam mengembangkan potensi lokal dan menyelesaikan permasalahan lokal yang ada serta menyalurkan kemampuan mahasiswa dalam penyelesaian masalah lokal dalam rangka pengabdian masyarakat sebagai bagian dari Tri Dharma perguruan tinggi. Pada akhirnya, output dari YES Summit 2013 adalah adanya project yang dilakukan oleh para peserta untuk diaplikasikan pada daerah masing-masing serta adanya forum mahasiswa teknik dan sains se-Indonesia yang bersinergi dalam partisipasi membangun bangsa Indonesia. (Janu Muhammad)

Label Berita: 

JOBFAIR UNY DALAM RANGKA DIES KE-49

$
0
0

Pusat pengembangan karir kembali bekerjasama dengan jobstreet menyelenggarakan jobfair UNY 2013. Selama dua hari (15—16/5/2013) sebanyak 24 perusahaan membuka stan pendaftaran bagi jobseeker (pencari kerja–red) untuk memasukan CV mereka. Dari 24 perusahaan yang bergabung, terdapat perusahaan atau instansi yang bergerak di bidang pendidikan, perbankan, asuransi, farmasi, hingga industri pertambangan. Perusahan diberikan fasilitas untuk menyeleksi pelamar pekerjaan hingga sampai tahap wawancara. 

Dibuka Rabu (15/5/2013) pukul 09.00 WIB, opening ceremony dihadiri oleh Wakil Rektor I, Wardan Suyanto, Ed.D., Wakil Rektor II, Dr. Moch. Alip, M.A., Ketua LPPMP, Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed., Sekretaris LPPMP, Prof. Dr. Suwarna, M.Pd., beserta Kabag dan Kasubag serta perwakilan perusahaan peserta jobfair.  

Ketika membuka acara, Wardan Suyanto, Ed.D. mengatakan bahwa melalui jobfair ini diharapkan pencari kerja dapat memperoleh pekerjaan yang mereka inginkan dan perusahaan pun dapat menjaring kandidat pegawai yang sesuai kualifikasi perusahaan. “Jobfair ini juga dapat menjadi wahana untuk evaluasi bagi UNY selaku institusi pendidikan, apakah lulusan UNY selama ini sudah sesuai dengan apa yang diharapkan,” ucap beliau.

Sebagai salah satu acara dalam agenda dies natalis UNY ke-49, acara ini merupakan bentuk upaya membantu pencari kerja termasuk alumni UNY agar mendapatkan pekerjaan yang diharapkan.  Adanya jobfair dapat menjembatani bertemunya dunia usaha dan industri sebagai pengguna tenaga kerja dengan dunia pendidikan sebagai penghasil tenaga kerja. (bin)

Label Berita: 

MAHASISWA FMIPA MANFAATKAN LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI ADSORBSI LIMBAH PENYAMAKAN KULIT

$
0
0

Pecahan genteng, benda yang sering dianggap kurang bermanfaat ini ternyata bisa dimanfaatkan sebagai absorben. Pecahan genteng ini banyak dijumpai di daerah industri pembuatan genteng, misalnya di daerah Godean Yogyakarta.

Pecahan genteng berpotensi untuk digunakan sebagai bahan penyerap. Pecahan genteng sebagai limbah industri genteng saat ini belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemanfaatan pecahan genteng sebagai bahan material penyerap merupakan salah satu teknologi yang murah karena bahan bakunya mudah didapat mengingat banyaknya industri genteng.

Berdasarkan hal di atas, mahasiswa Prodi Kimia FMIPA UNY yaitu Ari Purnomo, Afif Dwijayanto, dan Amallia Ardia Utami melakukan penelitian berjudul “Pemanfaatan Limbah Pecahan Genteng sebagai Adsorbsi Logam Krom Pengolahan Limbah Penyamaan Kulit” beberapa waktu lalu.

Ari menjelaskan pecahan genteng bermanfaat sebagai absorben karena industri penyamakan kulit yang menggunakan proses chrome tanning menghasilkan limbah cair yang mengandung Krom. Limbah cair ataupun lumpur yang mengandung Krom trivalen ini dapat membahayakan lingkungan karena Krom trivalen dapat berubah menjadi Kromheksavalen pada kondisi basa yang merupakan jenis limbah B3 yang dapat membahayakan kesehatan. 

“Krom dengan senyawa bervalensi enam lebih berbahaya bila dibandingkan dengan Krom yang bervalensi tiga karena jika Krom ini terpapar dapat menyebabkan kanker pada kulit dan saluran pencernaan,” lanjutnya.

Prosedur penelitian yaitu mengambil sampel limbah pecahan genteng dan limbah cair industri penyamakan kulit. Sampel limbah pecahan genteng diambil dari daerah Godean dan limbah cair industri penyamakan kulit di daerah Warung Boto Yogyakarta. Selanjutnya dilakukan penggerusan, pengayakan, dan penimbangan sampel limbah  genteng. Sampel limbah genteng digerus sampai diperoleh ukuran-ukuran limbah genteng kasar dan lembut. Sampel limbah genteng dipisahkan memakai ayakan yang sudah bersih.

Kemudian melakukan percobaan sopsi limbah dengan limbah genteng, dilanjutkan pengujian logam Krom menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) serta melakukan pengukuran pH. (witono)

Label Berita: 

MAHASISWA FT CIPTAKAN ALAT PENCETAK SLONDOK OTOMATIS

$
0
0

Sekelompok mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Rahmad Nur Hidayat dari Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Yuliani dari Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika, serta Tika Novita Sari dan Amalia Ima Nur Jayanti dari Program Studi Pendidikan Teknik Informatika menciptakan sebuah alat untuk memudahkan pengusaha slondok yang notabennya merupakan makanan tradisional di wilayah  Jawa Tengah. Alat yang didanai dari Hibah Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG) DIY ini berfungsi untuk memotong sekaligus mencetak slondok secara otomatis.

Rahmad, salah satu anggota kelompok, menjelaskan latar belakang pembuatan alat ini karena kelompoknya melihat proses pembuatan slondok yang masih konvensional sehingga membutuhkan waktu yang lama. “Pengerjaanya sangat tidak efisien apalagi bentuk slondok yang dihasilkan berbeda-beda karena dalam proses pembentukan menjadi semacam ring masih secara manual, yakni dengan menggunakan tangan,” tutur Rahmad.

“Alai ini kami namai HYTIMA, yang tak lain merupakan singkatan dari nama-nama kami sendiri,” cerita Rahmad.

“Dengan alat yang kami ciptakan, tentunya tidak hanya menstabilkan bentuk slondok yang dibuat tetapi juga mempermudah dan mempercepat proses produksinya mengingat slondok masih temasuk makanan yang digemari masyarakat dan juga merupakan makanan camilan asli dan khas dari wilayah Jawa Tengah sehingga permintaan konsumen pun masih cukup tinggi,” ungkapnya.

“Alat  ini tidak banyak memakan ruang dan mudah dipindahkan karena beratnya hanya 25 kg serta dimensi keseluruhan alat 650 x 340 x 640 cm. Selain itu perawatannya pun cukup mudah,” imbuhnya.  

“Dengan sumber tegangan AC 110/220 V 50 Hz, alat kami ini mampu mengolah sebanyak 3600 gram adonan per jamnya menjadi dalam bentuk ring,” terangnya.

“Banyak pengusaha slondok yang tersebar di wilayah Jawa Tengah dan DIY tetapi pembuatannya masih menggunakan cara konvensional yang membutuhkan waktu yang lama dan tidak efisien. Alat ini adalah solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut,” kata Rahmad.

“Semoga alat ini dapat membantu proses produksi slondok terutama bagi para pengusaha di daerah home industri Kalibawang, Kulon Progo yang masih aktif memproduksi makanan yang terkenal dengan rasa gurihnya ini,” tutupnya. (hryo)

Label Berita: 

MAHASISWA FMIPA TELITI KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI GOA JLAMPRONG GUNUNG KIDUL

$
0
0

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY yaitu Isma Dwi Kurniawan, Jarot Dwi Handoko, Hutami Putri, dan Heny Rahmawati melakukan penelitian tentang Komunitas Zooplankton di Goa Jlamprong, Kecamatan Semanu, Gunung Kidul, Yogyakarta belum lama ini. Ketua tim, Isma, menyatakan ekosistem gua karst merupakan ekosistem yang unik dan sampai saat ini belum banyak diteliti, padahal ekosistem ini menyimpan potensi keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.

Struktur komunitas plankton di dalam ekosistem gua di kawasan karst Kabupaten Gunung Kidul sampai saat ini belum banyak diteliti, padahal organisme ini memiliki peran yang sangat penting di dalam perairan gua. Belum banyak informasi ilmiah tentang organisme ini, baik jenis dan komposisinya, densitas, keanekaragaman, maupun peran ekologisnya.

“Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas plankton, khususnya zooplankton yang meliputi densitas, diversitas dan dominansi zooplankton serta hubungannya dengan faktor fisik dan kimiawi pada gua-gua di kawasan karst Gunung Sewu, Kabupaten Gunung kidul, Yogyakarta,” jelasnya.

Dalam penelitian ini ditemukan tiga kelas zooplankton yaitu Rotifera, Crustacea, dan Ostrachoda yang tersebar pada ketiga zona dalam perairan Gua Jlamprong. Terdapat tiga genus kelas Rotifera yang ditemukan yaitu genus:  Brachionus, Notholca, Testudinela. Dari ketiga genus tersebut, Notholca memiliki jumlah spesies yang tertinggi yakni berjumlah 26 jenis dan semua jenis tersebut belum teridentifikasi. Belum teridentifikasinya seluruh spesies Notholca tersebut disebabkan sedikitnya referensi yang menjelaskan tentang spesies Notholca. Sementara untuk genus  Brachionus dan Testudinela hanya ditemukan masing-masing satu jenis.

Untuk kelas Crustacean terdapat empat genus yang ditemukan, yaitu genus  Nauplius, Cyclop, Diocyclop, dan Achancyclops. Genus Cyclop terdapat tiga jenis, sedangkan untuk genus  yang lain  hanya ditemukan masing-masing satu jenis.       

Untuk kelas Ostracoda terdapat tiga genus yang ditemukan, yaitu genus Moina, Ceriodaphnia, dan Cyprinotus. Dari ketiga genus tersebut, hanya ditemukan masing-masing satu jenis.

“Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada spesies yang mendominasi di gua Jlamprong,” tambah Isma. (witono)

Label Berita: 
Viewing all 3541 articles
Browse latest View live