Mahasiswa FMIPA UNY yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan berinovasi dengan membuat batik untuk anak. Dengan penelitian berjudul “Batik Cartoon for Kids: Usaha Cerdas dan Edukatif sebagai Upaya Memperkenalkan Budaya Batik kepada Anak-Anak”, mereka membuat batik pada pakaian kemeja, dress, dan mukena. Mereka adalah Hidayatun Nikmah, Desiana Nur Fajari, dan Yuliani.
Hidayatun menjelaskan bahwa dahulu batik identik dengan acara resmi seperti pesta pernikahan, rapat, dan sebagainya. Kini batik telah mengalami perkembangan dengan dipakainya baju batik untuk seragam sekolah, seragam kantor, bahkan pada acara-acara yang lebih santai misal untuk jalan-jalan dengan desain yang disesuaikan.
“Pada umumnya batik hanya dipakai oleh kalangan remaja hingga dewasa. Jarang sekali terlihat anak-anak usia sekolah memakai batik dalam keseharian mereka, karena motif batik yang terkesan resmi. Anak-anak pada umumnya hanya menggunakan batik pada acara-acara resmi bersama orang tua mereka,” lanjutnya.
Oleh karena itu, telah dilakukan beberapa cara untuk membuat anak-anak cinta akan batik, misalnya dengan munculnya kaos sablon bermotif batik dan baju batik yang didesain seperti baju anak-anak. Namun, hal tersebut kurang berhasil. Munculnya Batik Cartoon dengan memadukan unsur ceria tokoh-tokoh kartun dan motif batik kontemporer akan menarik minat anak-anak untuk memakai batik.
Desain Batik Cartoon ini, tambah Desiana, juga disesuaikan dengan trend pakaian anak saat ini. Gambar tokoh-tokoh kartun ini akan dipadukan dengan motif-motif batik kontemporer sesuai nuansa gambar kartun yang dipilih sehingga selain menarik minat anak untuk memakai karena ada tokoh kartun kesukaannya, juga tetap sebagai sarana memperkenalkan budaya bangsa kepada anak.
Batik Cartoon ini diproduksi dengan metode cap sehingga konsumen dapat memilih Batik Cartoon ini sesuai dengan desain yang disukai. Jenis produk yang akan dihasilkan dari program kewirausahaan ini adalah batik bermotif tokoh kartun yang dipadu dengan desain batik kontemporer. Tokoh-tokoh kartun ini akan diaplikasikan menjadi suatu motif batik pada kain dan kemudian dibuat pakaian kemeja, dress, dan mukena. Motif Batik Cartoon ini akan didesain secara lebih menarik dengan paduan penggunaan warna ceria namun tetap kalem.
Batik Cartoon, menurut Desiana, merupakan batik dengan motif keanekaragaman kartun memiliki prospek yang menjanjikan karena banyak faktor keunggulan yang mendukung, yaitu batik dengan motif kartun merupakan produk yang inovatif dan kreatif sehingga akan banyak konsumen yang meminatinya. Batik motif kartun tidak bersifat kaku karena jenis kartun yang beraneka ragam, sehingga desain yang dibuat akan disesuaikan dengan trend kartun anak–anak saat ini. Selain itu, motif Batik Cartoon merupakan motif batik yang unik, baru, dan elegan sehingga dapat menarik konsumen untuk menggunakannya. Dan Yogyakarta sebagai kota pariwisata, kota pelajar, serta kota budaya akan mendukung pemasaran batik kartun.
“Proses produksi kain batik maupun pakaian batik jadi ini dilakukan secara kemitraan dengan pengrajin batik dan konveksi,” katanya. (witono)