Dies Natalis ke-50 Universitas Negeri Yogyakarta mengangkat tema “Memantapkan Pendidikan Karakter untuk Melahirkan Insan Bermoral, Humanis, dan Profesional”. Pemilihan tema ini dilatarbelakangi keyakinan UNY bahwa karakter merupakan faktor yang sangat penting dalam pengembangan peseta didik, namun tanpa konsep yang jelas dan implementasi yang terstruktur, disertai ketekunan, semua tinggallah kata-kata belaka.
Mahatma Gandhi menyatakan bahwa “Wealth without work, Pleasure without conscience, Science without humanity, Knowledge without character, Politics without principle, Commerce without morality, Worship without sacrifice” adalah tujuh dosa mematikan atau Seven Deadly Sins yang sering dilakukan manusia. Tema ini sekaligus mengokohkah komitmen UNY sebagai salah satu pengawal pendidikan karakter di Indonesia. Demikian dikatakan Dr. Widyastuti Purbani, M.A. selaku ketua panitia dies natalis UNY di Stadion Atletik UNY dalam pencanangan peringatan dies natalis UNY ke-50, Jumat, 20 Desember 2013.
Rangkaian kegiatan dies natalis ini secara resmi dibuka oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. yang ditandai dengan pelepasan rangkaian balon udara ber-voucher uang satu juta rupiah, dilanjutkan dengan pelepasan 50 ekor merpati, wakaf buku, dan senam massal.
Lebih lanjut Dr. Widyastuti Purbani, M.A. mengatakan bahwa dies tahun 2014 ini akan menggelar kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pengembangan nilai dan watak humanis dan profesional, serta tetap berada pada koridor nilai yang dikembangkan UNY yaitu ketakwaan, kemandirian, dan kecendekiaan. Dalam bingkai tema itu tak kurang dari 80 mata kegiatan akan digelar dalam bentuk temu ilmiah, lomba atau festival, olah raga, pameran, bakti sosial, pentas seni, pemberian penghargaan, dan upacara yang melibatkan civitas academica UNY, karyawan, alumni, guru/pendidik, warga masyarakat.
Dalam sambutannya Rektor UNY mengungkapkan bahwa dies natalis ke-50 merupakan momentum emas bagi UNY untuk merefleksikan apa yang telah diperbuat dalam perjalanan sejarahnya. Usia 50 tahun bukanlah usia muda ataupun dewasa, tetapi merupakan usia matang. Hal ini harus menyadarkan sivitas akademika UNY bahwa kampus eks-IKIP Yogyakarta ini telah bergerak ke depan dan mengukir banyak pemikiran dan karya seiring dengan usianya. “Momentum usia emas pada 21 Mei 2014 harus menjadi titik bangkit UNY dalam mempublikasikan karya dan pemikirannya secara massif,” kata Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Menurutnya, di era informasi saat ini publikasi memegang peran penting, karena tanpa publikasi yang baik dan strategis, segala apa yang telah dilakukan akan kehilangan jejaknya. Tentu hal ini bukan pilihan UNY yang sedang giat-giatnya mengukir sejarah dan membangun kebanggaan terhadap almamater. Oleh karena itu, Rektor berharap agar semua kegiatan dalam dies natalis ke-50 UNY tahun 2014 dapat terpublikasikan dengan baik, tepat sasaran, dan memiliki nilai strategis bagi kemajuan UNY di masa sekarang dan di masa yang akan datang.
Tema dies natalis 50 tahun UNY adalah serangkaian ide yang lahir atas apa yang menjadi cita-cita UNY ke depan. Gagasan ini sekaligus memantapkan identitas UNY sebagai kampus Leading in Character Education. Soal pendidikan karakter menjadi isu penting dalam lima tahun terakhir di UNY bukan tanpa sebab karena saat ini sebagian anak bangsa seolah-olah telah kehilangan karakter. Pancasila dan kearifan lokal yang menjadi identitas bangsa di beberapa tempat hanya menjadi slogan belaka.
Berbagai perilaku amoral, tindakan anarkis, perilaku koruptif menjadi tontonan menarik di pelbagai media. Oleh karena itu, di usia setengah abad ini, isu dan gerakan memantapkan pendidikan karakter sungguh memiliki relevansi yang strategis bagi masa depan Indonesia yang lebih baik. (dedy)