“Ke depan, di negeri ini, rasio lulusan SMK dan SMA akan berimbang atau bahkan SMK akan lebih mendominasi dan kita semua yang berada di sini memiliki tanggung jawab yang besar untuk memastikan para lulusan SMK memiliki kompetensi yang memadai sehingga mereka siap bersaing dalam era Asean Economic Community pada tahun 2015,” ungkap Drs. Mustagfirin Amin, MBA, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruhan (PSMK), saat didapuk menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional Pendidikan Vokasi yang diselenggarakan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta di Ruang Sidang Utama UNY, Sabtu (14/12/2013).
Dengan mengambil tema “Pendidikan Vokasi Sebagai Disiplin Keilmuan dalam Perspektif Kurikulum 2013”, Ketua Panitia, Muhammad Ali, M.T. menjelaskan bahwa agenda ini merupakan sebuah sarana silaturahmi, komunikasi, sosialisasi, publikasi hasil penelitian serta forum diskusi perkembangan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan pendidikan vokasi. Selain menghadirkan Direktur PSMK sebagai keynote speaker, panitia juga mengundang Mr. Foong Tze Foon, Senior Director of International Developmnet dari Nanyang Polytechnic Singapore, Dr. Eng. Agus Setiawan, M.Si., Dekan FPTK UPI, serta Dr. B. Sentot Wijanarko, Peneliti TVET RCP yang juga dosen dari FT UNY.
Dalam Presentasinya, Direktur PSMK menjelaskan bahwa pada tahun 2015 Indonesia akan memasuki Asean Economic Community di mana akan terjadi mobilisasi tenaga kerja asing. Indonesia sebagai penggerak utama Asean juga diharapkan memberi kontribusi yang nyata. “Maka dari itu, kemapuan siswa SMK harus senantiasa ditingkatkan, mencakup gabungan antara cognitive, skills, dan attitude, sehingga harapanya setelah lulus mereka memiliki keterampilan dan kompetensi yang fleksibel. “Dalam rangka mencapai hal itu tentu kompetensi para pendidiknya harus ditingkatkan pula,” ujarnya.
“Paradima yang ada tentang peningkatan kinerja guru adalah dengan meningkatkan kesejahteraan, namun perlu diingat bahwa menurut ahli dari negeri barat, jika karyawan gajinya tidak dinaikkan maka memang kinerjanya akan turun namun menaikan gaji karyawan belum tentu pula kinerjanya akan menjadi lebih baik sehingga aspek yang paling penting dalam dunia pendidikan sebenarnya bukan pada fasilitas ataupun sarana, namun lebih pada revolution in the classroom,” ungkapnya.
“Hal itulah yang akan kita coba perbaiki dengan meluncurkan kurikulum 2013, di mana ada dua aspek utama pada kurikulum ini yaitu, materi yang distandarkan dan pelatihan seluruh guru baik negeri maupun swasta secara berkala,” bebernya.
“Pada 2014, kelas X dan XI di seluruh Indonesia akan melaksanakan kurukulum 2013 secara total. Oleh karena itu, kami mengharapkan peran dari seluruh hadirin untuk turut serta dalam mengawal pelaksanaan tersebut dan kami sangat terbuka bilamana para praktisi di sini terus melakukan penelitian pada area ini,” akunya.
“Semoga kita semua, seluruh elemen pengembangan SMK yang ada di tempat ini, bisa bersinergi untuk meningkatkan mutu pendidikan pada bidang vokasi di Indonesia,” harapnya. (hryo)