Rabu, (12/11/2013) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kembali menggelar Global Culture Festival (GCF). Gelaran GCF 2013 adalah kali keenam festival ini diselenggarakan. Acara ini diprakarsai oleh Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan UNY.
Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. membuka parade ini dengan pelepasan balon dan mengangkat bendera yang menandai dimulainya rangkaian GCF 2013. Parade budaya yang melibatkan 28 negara di dunia dan 10 provinsi di Indonesia ini mengambil start di halaman depan Rektorat UNY dan finish di GOR UNY, yang sekaligus menjadi tempat digelarnya festival budaya internasional, sebagai rangkaian pelaksanaan hari pertama GCF.
Parade Budaya yang dimulai pukul 10.45 WIB ini dipimpin oleh green car hasil karya mahasiswa Fakultas Teknik UNY. Tak ketinggalan, beberapa maskot yang mewakili seluruh fakultas dan BEM juga turut memeriahkan acara. Selain itu, gunungan hasil bumi, mahasiswa asing dari berbagai negara, serta mahasiswa dari sepuluh provinsi di Indonesia meramaikan iring-iringan ini, lengkap dengan pakaian khas negara dan daerah masing-masing. Tim dari Fakultas Teknik UNY yang menjadi pemenang di World Costume Festival di Filipina tahun ini juga menambah keceriaan dengan display kostumnya yang megah dan fantastis. Tak ayal, parade budaya ini pun menyedot perhatian di sepanjang rute perjalanan
Kemudian acara dilanjutkan dengan Festival Budaya Internasional (Day Festival) yang bertajuk “28 Negara-Budaya-Rasa”, yang menyajikan tampilan budaya dan makanan khas dari setiap negara dan daerah yang membuka stan di dalamnya. Dalam kegiatan ini, mahasiswa asing dan mahasiswa perwakilan daerah di Indonesia yang sedang belajar di UNY mempresentasikan seni, pakaian adat, kuliner dan budaya negara dan daerahnya masing-masing. Kemeriahan acara ini terlihat dari berbagai kostum, jenis makanan, maupun pertunjukkan serta animo pengunjung yang datang
Terkait dengan pelaksanaan GCF kali ini, dalam pidatonya, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. menyampaikan bahwa perbedaan bangsa, tempat tinggal, dan budaya sejatinya adalah keindahan yang dimiliki oleh manusia. Karena itulah, keberagaman dapat mempersatukan manusia untuk menciptakan perdamaian dengan menjunjung tinggi budaya saling menghormati dan menghargai.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan, Dr. –Ing. Satoto E. Nayono, M.Eng., M.Sc.. Beliau menyebutkan bahwa sebagai salah satu universitas Indonesia yang bervisi internasional namun tetap menjunjung kearifan budaya lokal, UNY berusaha untuk memfasilitasi pemahaman lintas budaya baik bagi mahasiswanya, baik yang berasal dari Indonesia maupun negara lain. Oleh karena itu, Global Culture Fest dilselenggarakan sebagai sebuah upaya mempertemukan berbagai keragaman mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia dan manca negara.
GCF hari kedua dilaksanakan pada Kamis malam pukul 19.30 WIB bertajuk Night Culture Festival, yaitu festival budaya yang menampilkan kreasi seni lebih dari 15 negara dan nusantara, dan dikemas dalam mini-drama berjudul 1000 Cities (Sewu Kutho). (yla)