Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

PENYERAHAN SM3T UNY DI MALINAU

$
0
0

SM-3T atau Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal merupakan program pengabdian lulusan sarjana pendidikan yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan. Program ini patut diapresiasi. Apalagi, beragam keilmuan selama menempuh pendidikan di bangku kuliah bisa diaplikasikan alumnus pendidikan yang kelak menjadi guru atau bukan sekedar sebagai upaya penyiapan menjadi pendidik profesional. Salah satu LPTK penyelenggara program SM-3T ini adalah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Pada tahun 2013, UNY mendapat kesempatan untuk mengirimkan peserta SM3T di 4 kabupaten, di antaranya di Malinau Kalimantan Timur. Penyerahan 45 orang peserta SM3T untuk kabupaten Malinau dilaksanakan di Pendopo Kantor Bupati Malinau pada Rabu, 18 September 2013. Selain menyerahkan, UNY juga menarik kembali 31 orang peserta SM3T angkatan 2012 yang telah mengabdi selama setahun di Malinau untuk diikutsertakan dalam Program Pendidikan Profesi Guru.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Malinau, Esly Parir, SE, M.Si. berharap program Sarjana Mendidik ini bisa berkelanjutan sehingga dapat mendongkrak kualitas pendidikan di tanah air, khususnya di Malinau serta Kalimantan Timur. “Jangan sampai hanya sekali atau dua kali saja. Bukan hanya agar nanti kalau reuni banyak anggotanya, tapi kehadiran SM-3T sangat berarti bagi kemajuan pendidikan di wilayah ini,” tegas Esly Parir didampingi Kabid Pendidikan Dinas Dikpora Malinau, FX Brata Puji Susilo S.Pd., M.Pd.

Prof. Suwarsih Madya, Ph.D., Wakil Rektor IV UNY, menjelaskan bahwa SM-3T bertujuan untuk membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik. Selain itu, program ini juga memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan sehingga terbentuk sikap profesional dan cinta tanah air. “Terpenting, menyiapkan calon pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan untuk mengabdikan dirinya sebagai pendidik profesional di manapun berada, termasuk pada daerah 3T di wilayah NKRI,” kata Prof. Suwarsih Madya, Ph.D.

“Apalagi, setelah satu tahun mengabdi di daerah 3T, peserta mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG),” tambahnya. Ruang lingkup kegiatan program ini meliputi tugas pembelajaran pada satuan pendidikan sesuai bidang keahlian dan tuntutan kondisi setempat, mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah, membantu tugas manajemen pendidikan di sekolah, serta pemberdayaan masyarakat untuk mendukung pembangunan pendidikan.

Sebastian Wijayanto S.Pd., salah satu peserta SM-3T mengatakan setelah menggenggam ijazah sarjana pendidikan, dirinya memang memiliki satu tekad ingin mencari pengalaman, sekaligus mengabdikan diri di tempat yang tepat sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki. Keinginan itu terwujud, ketika adanya program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia SM3T ini. Melalui UNY sebagai salah satu LPTK penyelenggara SM3T, dirinya diberi kesempatan untuk mengiktuti program ini dan ditempatkan di Malinau Kalimantan Timur. Perlahan tapi pasti, ia diterima sebagai Sarjana Mendidik di daerah 3T angkatan 2012. Lokasi yang menjadi tempat sasaran secara geografis adalah daerah yang cukup jauh dari tempat tinggalnya. Ada sedikit kelegahan dalam hati ini, mengingat dalam perantauan di tanah orang apapun kondisinya tapi satu etika budaya yang begitu kental, itu sudah sangat memberi ketenangan.

Terkadang di tengah kesunyian malam hari menjelang tidur, ia merenungkan hakikat kehidupan yang penuh warna, problema sekaligus tantangan. Ia sering terfikir, “Apakah saya sanggup? Bisakah saya bertahan? Dan dapatkah saya membawa perubahan?”. Apalagi, lokasi tempat ia mengajar mengarungi sungai besar berarus deras, dan dekat dengan air terjun, dengan alat tranportasi menggunakan rakit.

Medan yang sulit menjadi tantangan tidak ringan, siswa yang kurang disiplin dalam belajar, serta guru-guru yang masih mengajar seadanya juga tidak kalah rumitnya. Karena itu, ia sangat berharap kepada pemerintah setempat agar memperhatikan pembangunan infrastruktur sehingga akses jalan yang mudah diharap dapat membantu pembangunan bidang pendidikan ini. Tentunya, semangat belajar siswa dapat ditingkatkan dengan keteladanan guru dalam mengajar di dalam kelas. (agus s/dedy)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles