Semangatnya bernyanyi terus ia jaga. Baginya, dangdut tak bisa lepas dari hidupnya. “Dangdut adalah jiwa saya,” kata Ria Wulansari, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (FBS UNY). Berbagai kompetisi diikutinya untuk meraih mimpi menjadi seorang penyanyi dangdut profesional.
Setelah berhasil memenangi kompetisi Bintang Dangdut Got Talent 2013 tingkat Jateng-DIY pada Juni 2013 lalu, ia kembali menorehkan prestasi di ajang Lomba Bintang Dangdut TVRI 2. Walau tak tampil sebagai juara I, ia berhasil masuk 12 besar menggeser ratusan petarung dangdut lain.
“Alhamdulillah, ini adalah pengalaman berharga,” kata mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman angkatan 2009 yang bersiap mengikuti wisuda pada Desember tahun ini. “Kompetisi semacam ini membuat saya tahu letak kesalahan saat bernyanyi.”
Ia bercerita bahwa kompetisi yang diadakan TVRI ini telah digelar sejak Februari lalu. “Sampai akhirnya diambil 15 besar untuk masuk Grand Final pada 13 September,” kata putri pasangan Suharti dan Sugiman ini. Pada final tersebut kemudian diseleksi kembali menjadi 12 besar.
“Nah, dari 12 orang tersebut, 3 di antaranya menjadi juara 3 besar. Dan ke-12 finalis tersebut berhak menjalani proses rekaman. Bahagia, karena bisa rekaman.” Ketika ditanya apakah ia membawakan lagu sendiri, Ria berujar bahwa lagu akan disediakan pihak TVRI. “Jadi, kami tinggal nyanyi saja.”
Adakah yang berkesan pada perlombaan ini? Dengan antusias, Ria menjawab bahwa ia sempat disanjung para juri yang berasal dari Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia (PAMMI) saat acara puncak di TVRI Semarang. Mereka berkomentar kalau karakter dan gaya Ria mengingatkan mereka pada Elvy Sukaesih.
Menanggapi hal tersebut, Ria tak mau terhanyut dengan pujian. “Namun saya bangga dan berusaha meningkatkan kualitas saya. Untuk menjadi lebih hebat, saya berusaha jangan cepat puas,” tutupnya. (Fitri Ananda)