“Tujuan bertugas di daerah 3T adalah dalam rangka pengabdian. Oleh karena itu, harus bisa beradaptasi dengan tempat pengabdian, membantu apa yang dikerjakan masyarakat di sana sehingga tidak ada masalah yang bersifat nonakademik. Program yang telah dirintis oleh angkatan pertama dan kedua silakan dilanjutkan, dan bila ada program yang belum terlaksana segera diwujudkan.”
Demikian kata Wakil Rektor II Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Moh. Alip dalam pelepasan peserta SM3T Universitas Negeri Yogyakarta di Auditorium UNY, Sabtu, 14 September 2013. Dr. Moh. Alip mengatakan agar keluarga yang ditinggalkan di Jawa mohon mengikhlaskan kepergian putra-putrinya selama setahun ke depan untuk mengabdi di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.
“Tumpahkan potensi Anda pada pekerjaan sehingga tidak selalu teringat pada keluarga,” kata Wakil Rektor II. “Gayolues cukup akomodatif, bila Anda berprestasi akan ada kemungkinan diangkat sebagai pegawai tetap di sana.” Program SM3T akan dilaksanakan selama setahun dengan tujuan membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan, khususnya kekurangan guru sekaligus memberikan pengalaman pengabdian pada sarjana pendidikan, dan mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti PPG.
Peserta SM3T UNY tahun 2013 ini akan ditempatkan selama setahun di kabupaten Ngada NTT sebanyak 48 orang, kabupaten Ende NTT 46 orang, kabupaten Gayolues NAD 64 orang, dan kabupaten Malinau Kaltim 45 orang. Pelepasan peserta SM3T juga diikuti oleh segenap orang tua peserta dan keluarga untuk melepas putra putrinya yang akan mengabdi di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal Indonesia.
Salah satu orangtua peserta SM3T, Suparno, mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung program ini karena untuk meratakan pendidikan di Indonesia. Menurut orangtua dari Imas Kurnia Prodi Pendidikan Geografi FIS UNY tersebut, pendidikan di daerah 3T perlu dibimbing agar lebih maju sehingga bisa menyamai tingkat pendidikan di daerah non-3T. “Saya ikhlas melepas anak saya untuk mengabdi di Gayolues demi mencerdaskan bangsa, komunikasi kan sekarang tidak menjadi masalah karena ada ponsel dan sebagainya,” tutupnya. (dedy)