Proses dalam pembelajaran dibutuhkan agar mahasiswa mengerti arti penting sebuah perjuangan. Hal tersebut juga dapat diterapkan melalui kehadiran peserta didik dalam dunia pendidikan. Karena pentingnya proses tersebut, diperlukan sebuah teknologi agar peserta didik jujur dalam menggunakan presensi kehadirannya dan tidak dapat memanipulasi data kehadirannya, dengan menggunakan sebuah fingerprint.
Demikian diungkapkan Achmad Nurulloh calon wisudawan UNY dalam sarasehan bertema “Sumbang Saran Pemikiran untuk Kemajuan UNY” di Auditorium UNY, Kamis, 29 Agustus 2013. Sarasehan menampilkan 4 pembicara yaitu Hari Widodo dari jenjang D3, Sulistyono dan Achmad Nurulloh dari jenjang S1 serta Muslikhin, M.Pd. dari Pascasarjana yang diikuti oleh 584 orang calon wisudawan/wisudawati terbaik yang akan diwisuda Sabtu, 31 Agustus 2013 di GOR UNY.
Achmad Nurulloh, mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS UNY tersebut menambahkan bahwa pemanfaatan fingerprint dapat meminimalisir ketidakjujuran presensi yang ada di lembaga pendidikan perguruan tinggi karena presensi tersebut menggunakan sidik jari yang mengharuskan peserta didik hadir secara langsung dan tidak dapat diwakilkan pada siapapun. “Banyak mahasiswa yang selama ini tidak jujur dalam hal presensi kuliah karena sistemnya masih manual yang gampang dimanipulasi,” kata Achmad Nurulloh.
“Dengan fingerprint, mahasiswa tidak mungkin menitipkan absen pada temannya.” Menurutnya, fingerprint tidak hanya menggantikan absen manual berwujud tanda tangan namun juga mempunyai kelebihan seperti susah dipalsu dan bisa memantau mahasiswa yang sering terlambat ataupun yang rajin masuk kuliah.
Sarasehan dibuka oleh Wakil Rektor I UNY, Dr. Wardan Suyanto, Ed.D. yang berharap agar keberhasilan yang diperoleh dapat memberi dorongan, semangat dan kekuatan untuk mengamalkan ilmu di manapun sekaligus juga menghasilkan prestasi-prestasi lainnya. “Cum laude merupakan bagian kedua dari perjalanan kehidupan,” kata Dr. Wardan Suyanto, Ed.D. “Bagian pertamanya adalah memahami kompetensi yang diajarkan selama kuliah di UNY.” Menurutnya, cum laude merupakan awal untuk berprestasi pada bidang yang akan digeluti dan menggambarkan kompetensi yang telah dimiliki.
Pembicara lain yaitu Hari Widodo dari Prodi D3 Pemasaran Fakultas Ekonomi UNY yang menggarisbawahi perlunya jiwa kewirausahaan untuk membangun bangsa. Menurutnya, fenomena lulusan perguruan tinggi yang mengantri mencari kerja perlu dibenahi dengan menanamkan jiwa kewirausahaan pada mahasiswa melalui mata kuliah kewirausahaan.
Sementara Sulistyono dari Program Studi Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik UNY menyoroti teknologi informasi yang digunakan oleh kampus dan Muslikhin dari Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Pascasarjana UNY mengetengahkan makalah tentang menuju world class university dipandang dari teknologi informasi dan komunikasi. Menurutnya, untuk meletakkan basis yang kuat melalui pembangunan karakter pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki etika akademik dengan berciri rasional, obyektif dan normatif, UNY perlu menjaga standar profesional, nilai ilmiah dan standar ilmiah yang tinggi secara berkelanjutan setingkat dengan universitas kelas dunia. (dedy)