Bawang (Allium cepa L) adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Ketergantungan masyarakat terhadap bawang sangat tinggi, sehingga ketika pasokan bawang di dalam negeri langka, seperti terjadi saat ini, membuat harganya melonjak naik hingga mencapai Rp 70 ribu/kg di pasar tradisional. Masyarakat merasakan dampak yang sangat menganggu stabilitas ekonomi nasional. Salah satu penyebabnya adalah saat ini Indonesia masih memiliki ketergantungan impor bawang hingga 95%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang 2013 Indonesia mengimpor 415.000 ton bawang putih dari beberapa negara dengan nilai US$ 242,3 juta atau senilai Rp 2,3 triliun. Kondisi ini sangat ironis mengingat lahan pertanian kita sangat potensial untuk budi daya bawang. Karena itulah sangat diperlukan peningkatan kapasitas petani agar mampu memanfaatkan teknologi ramah lingkungan yang dapat memacu produktivitas tanaman bawang. Salah satu teknologi yang sangat potensial, murah dan mudah aplikasinya adalah Audio Bioharmonic System sebagai stimulator pertumbuhan alamiah berbasis frekuensi binatang lokal.
Audio Bioharmonic System berawal dari mitos yang berkembang di masyarakat bahwa apabila tanaman yang sedang mereka kerjakan terdapat suara-suara genious local seperti jangkrik, orong-orong, kinjeng tangis, garengpung dan yang lainnya, hasil panennya akan berlimpah. Dari penelitian berjudul “Spektrum Bunyi Binatang Alamiah Sebagai Local Genius untuk Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tanaman Holtikultura”, menunjukkan hasil yang sangat mengembirakan karena dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas beberapa tanaman holtikultura. Pada penelitian tersebut digunakan teknologi gelombang suara jangkrik, kinjeng tangis dan garengpung untuk menyuburkan tanaman menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi antara 3.500 Hz--5.000 Hz dan dipadu nutrisi organik melalui daun.
Pelatihan ini dilakukan oleh dosen Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY yaitu Eko Widodo, M.Pd., Nur Kadarisman, M.Si., Agus Purwanto, M.Sc., dan Dr. Dadan Rosana, M.Si. di desa Tirtomulyo, Kretek, Bantul dengan melibatkan KKN PPM UNY sebanyak 35 orang mahasiswa dari berbagai fakultas.
Menurut Dr. Dadan Rosana, M.Si., secara umum KKN PPM ini bertujuan untuk mengaplikasikan hasil penelitian untuk menghasilkan peningkatan produktivitas tanaman bawang sebagai produk holtikultura strategis melalui rancang bangun audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan alamiah berbasis frekuensi binatang lokal. “Tujuan khusus dari pengabdian pada masyarakat melalui KKN memasyarakatkan teknologi ramah lingkungan yang murah dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman bawang serta mempercepat masa panen,” kata Dr. Dadan Rosana, M.Si.
Pembicara pelatihan Nur Kadarisman, M.Si. mengatakan bahwa Audio Bioharmonic System adalah cara pemupukan daun dengan pengabutan larutan pupuk yang mengandung trace mineral yang digabungkan serentak bersama gelombang suara berfrekuensi tinggi. ”Konsep kerja teknologi ini adalah penyemprotan nurisi yang berupa pupuk daun dengan memakai bantuan pemasangan generator penghasil gelombang suara,” kata Nur Kadarisman, M.Si. ”Keduanya digabungkan sehingga menjadi dua aktivitas yang bekerja sinergis, harmonis dan saling mendukung sehingga mampu meningkatkan efisiensi fotosintesis.”
Agus Purwanto, M.Sc. menambahkan bahwa Audio Bioharmonic System dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, baik tinggi maupun diameter batang serta meningkatkan produktivitas hasil panen. Dari pengamatan peneliti terhadap tanaman bawang dan kentang di pegunungan Dieng dengan kebun seluas 15 ha, pertumbuhan diameter tanaman dan produktivitasnya bisa meningkat 150%--200%. ”Setelah diadakan pelatihan Audio Bioharmonic System, mahasiswa KKN PPM UNY akan mendampingi para petani selama dua bulan untuk menerapkannya di lahan mereka,” kata Agus Purwanto, M.Sc.
Koordinator KKN PPM UNY, Eko Widodo, M.Pd. mengatakan bahwa KKN PPM ini ditempatkan di desa dengan kegiatan mendampingi masyarakat secara total. Sementara wakil lurah Tirtomulyo, Sukardi, mengucapkan terimakasih atas adanya KKN PPM UNY di Tirtomulyo yang memberikan pengalaman baru cara bertani. Untuk itu diharapkan para petani menggunakan alat Audio Bioharmonic System tersebut secara bergantian antar para kelompok tani sehingga warga bisa maju dan berhasil. (dedy)