Senin (19/12/16) bertempat di Ruang Senat Timur, Rektorat UNY jajaran sivitas akademika UNY menerima kunjungan Zhejiang University of Technology, Tiongkok. Rombongan diterima oleh Wakil Rektor IV dr.rer.nat Senam dan para dekan fakultas-fakultas di UNY. Rombongan dari Zhejiang University of Technology, Tiongkok adalah Prof. Mei Xinlin selaku Chairman University Council, Prof. Wang Wanliang selaku Dean College of Computer Science and Technology, Prof. Chen Yantai selaku Dean College of Politics and Public Administration, Prof. Pan Baisong selaku Deputy Dean College of Mechanical Engineering, Prof. Yang Dongyong selaku Deputy Dean College of Information Engineering, dan Prof. Lou Heying selaku Deputy Dean College of Foreign Languages.
Kunjungan ini bertujuan untuk membahas penjajakan kerja sama antara Universitas Negeri Yogyakarta dengan Zhejiang University of Technology, Tiongkok. “Kami tahu bahwa UNY sangatlah kuat dalam bidang pendidikan dan vokasi” ungkap Prof. Lou Heying. Tercatat ada lebih dari 100 mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Zhejiang University of Technology, Tiongkok. Dalam kesempatan ini, Dr. Widyastuti Purbani selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni juga mempromosikan beberapa program yang sudah dilakukan oleh FBS dengan universitas-universitas dari Tiongkok, antara lain program transfer kredit dengan Guandong University dan Yunan Minzu. “Potensi kerja sama dalam bidang budaya sangatlah besar, seperti yang kita tahu bahwa Tiongkok kaya akan budaya-budaya seni dan sastra lisan.” ujar beliau.
Dalam presentasi dan diskusi yang disampaikan oleh Prof. Lou Heying, telah dijelaskan bahwa UNY dan Zhejiang memiliki banyak kesamaan baik dalam hal program studi yang ditawarkan dan besarnya cakupan pendidikan. “Dalam hal besarnya universitas, UNY dan Zhejiang memiliki banyak persamaan.” ungkap Prof. Mei Xinlin selaku Chairman University Council. Beliau juga berpendapat bahwa jurusan teknik dan bisnis merupakan area kolaborasi yang patut untuk dikembangkan ke depan. Kami mengundang para mahasiswa dan pengajar dari Indonesia untuk meneruskan studi mereka di Tiongkok, tutup Prof. Mei Xinlin. (kuik)