Globalisasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari dimana terjadinya asimilasi budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat pada setiap bangsa dan negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak globalisasi, mulai dari berbagai sumber daya alam, sumber daya manusia ataupun produk budaya dari sebuah bangsa.
Dengan latar belakang itu, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (BEM FT UNY) kembali menggelar Sekolah Pecinta Indonesia (SPI) di aula KPLT FT UNY (02/12) yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat khususnya mahasiswa akan pentingnya menjunjung kebanggan membawa identitas bangsa Indonesia.
Pembicara dalam SPI edisi ketiga ini adalah Prof. H. Slamet, MA, M.Ed, MLHR, MA, Ph.D, Guru Besar FT UNY yang juga merupakan seorang kritikus kebijakan, Zamzam Adnan, Ketua BEM KM UNY 2012, Estelita Liana, S.Ked, Putri Pariwisata Indonesia 2014, dan Chindy Respa, S.Sos, CSR Pertamina Regional Yogyakarta.
Dekan FT UNY, Dr. Widarto dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia ini memang luas dengan berbagai keanekaragamannya namun kita memiliki simbol pemersatu yaitu Bhinneka Tunggal Ika” ujarnya.
“Oleh sebab itu marilah kita jaga Bhineka Tunggal Ika dengan sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga,” tuturnya.
Senada dengan hal tersebut, Prof. Slamet, M.A., M.Ed., M.A., MLHR, Ph.D., mengutarakan bahwa para pendiri negara kesatuan Republik Indonesia telah mati-matian merebut kedaulatan yang akhirnya diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945,” ujarnya.
“Maka dari itu nasionalisme harus dirawat, kebhinekaan harus dirajut dan jangan mau terhasut oleh isu-isu yang ingin memecah belah nasionalisme.” kata Prof. Slamet.
“Di kalangan generasi muda, yang lebih bermakna bagi pelestarian nasionalisme adalah berbuat demi dan bermanfaat bagi kepentingan negara di manapun berada, baik di satuan kebudayaan yang kecil, besar bahkan di luar wilayah negara sekalipun,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama Bondan Prakoso, S.Pd sebagai pembicara kedua juga menyatakan “Indonesia ini mempunayi potensi ide yang sangat luar biasa hanya saja terkadang kita tidak menggunakannya secara optimal ” tutur alumni Pendidikan Teknik Otomotif yang juga merupakan Team Leader dari Tim Mobil UNY.
Hal tersebut diamini oleh, Estelita Liana S.Ked, yang mengatakan bahwa” Indonesia ini hebat, budaya beraneka ragam dan potensi pemikiran dan hasil produk yang luar biasa” tuturnya.
“Kita semua mesti berbangga menjadi bagian dari bangsa yang sangat kaya ini dan semestinya generasi muda tidak hanya menjadi pengagum saja namun kita juga harus bergerak untuk berkontribusi para perkembangan bangsa ini,” tuturnya.
Pembicara Terakhir Chindy Respa S.Sos memberikan pengokohan pondasi nasionalisme lewat beberapa video yang memantik rasa kebanggaan pada negeri ini. ”Nasionalisme harus ditanamkan sejak dini dan harus terus diperjuangkan dan dilestarikan”, pesannya.
Acara Sekolah Pecinta Indonesia ditutup dengan acara malam puncak yang di isi oleh pertunjukan teater dan tari dari Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. (haryo FT)